Adsense

Senin, Desember 21, 2015

Menawarkan Kembali MyBook Dengan Judul Baru

Minggu lalu, 18 Desember 2015, sehabis shalat Jum'at, izin pulang. Segera aku larikan motor jadulku sambil membawa naskah lama yang sudah kurevisi. Teks dipotong habis satu bab. Lalu judul buku kutulis cukup dengan "tiga kata". Mantap.

Hmm... rupanya sang editor tertarik dengan judulnya. "Ok, ini saya tahan dulu ya?" katanya.

"Ya kubilang, tolong dong jangan lama-lama, sebab saya ingin di Islamic Book Fair, buku saya sudah diluncurkan" jawabku.

Sang editor manggut-manggut. "Ya secepatnya saya kabari," jawabnya.

Ya semoga ada kabar baik dari editor di minggu ini.

Naskah bukuku yang baru, sementara ditolaknya. Musti diperbaiki dulu isinya. Ok no problem. Ini sekedar sebuah strategi supaya aku bisa memperlihatkan dummy buku pertamaku. Aku rencananya jika ditolak, buku ini segera kucarikan lagi penerbit yang lain.

Wassalam,
SangPenging@T!

Minggu, Desember 06, 2015

Teror

Bom bunuh diri
penembakan-penembakan

DhuarrR... der dor!! BlaaRRR!!


Atas nama agama kau lakukan itu
menyerang mereka yang tidak menyerangmu

Sudahkah dipikir matang-matang?
dampak perbuatanmu bagi
kemanusiaan...

Sudah saatnya hentikan peperangan
jalin tali persaudaraan sesama anak cucu Adam


Wassalam,
SangPenging@T!

Jumat, Desember 04, 2015

Ibu

Ibu
ribuan kali kau menyuapiku
waktu usiaku balita

Rasanya tak sekalipun aku pernah menyuapimu
waktu usiaku dewasa

aku ingin sekali-kali bisa menyuapi ibu

tapi kini engkau telah t i a d a...

buat kalian yang masih punya ibu
yang hidup di sisimu
maukah kalian melakukannya?

Ibu
kasih sayangmu
tatapan mata cintamu
belaian tanganmu
masih terasa hingga kini
meski engkau telah lama
pergi meninggalkan

.....
wassalam,
SangPenging@T!

Selasa, Desember 01, 2015

Bayangan Pengeluaran

Dapat uang gajian akhir bulan, tentu senang. Tapi kesenangan yang sebentar, karena sudah terbayang uang yang keluar buat ini dan itu.

Jadinya uang cuma mampir di dompet di bank. Sudah itu segera keluar untuk segala keperluan.

Ya ternyata ya memang begitulah orang yang pas-pasan. Makanya jadilah orang yang tidak pas-pasan. Caranya? kerja, kerja, kerja. Yuk cari duit pake D_U_I_T >>> Doa Usaha Ikhtiar dan Tawakal. Hmmm, mantap bukan?


Oke Bro! Selamat berkarya dan bekerja, mumpung nyawa masih di kandung badan.

Wassalam,
SangPenging@T!

Senin, November 30, 2015

Menyesal 2 Kali

Aku kemarin pagi menjelang siang, minggu 29 November 2015, kedatangan tamu, sahabat lamaku di SMA. Biasalah kami bicara kesana kemari. Asyik. Lalu terdengar adzan Dhuhur, dan kami bersama-sama ke masjid.

Pulang dari masjid ngobrol dilanjutkan lagi. Dia cerita, wah seandainya dulu aku berani mengambil tantangan dari boss untuk jadi Manager Pengelola "perparkiran, security dan kantin" suatu perkantoran milik boss yang baru selesai dibangun di kawasan kuningan. Wow! mungkin sekarang dia hidupnya sudah makmur. Sebabnya tawaran yang ditolaknya akhirnya diberikan kepada teman sekantornya, Manto (bukan nama sebenarnya), yang dulu sama-sama masih jadi bawahan.

Dan kini, si Manto hidupnya sudah sukses dan makmur. Sudah jadi orang kaya, pakaiannya safari, sepatunya dari kulit asli, ke kantor naik turun mobil pakai supir. Wow!

Itu penyesalan yang KEDUA

Nah, yang PERTAMA mana? Yang pertama, yaitu ketika tawaran untuk jadi PNS di DKI ditolaknya, hanya gara-gara dia tidak mau memberi upeti senilai motor baru (waktu itu, th 1990-an, sekitar Rp 2 jutaan) sebagai syarat penting supaya bisa diangkat jadi PNS. Ketika itu dia masih jadi pegawai honorer. Eh, dia malah pilih keluar dan melamar di perusahaan kontraktor swasta yang kemudian ditawari jabatan Manager Pengelola tadi.

Oh, begitu toh?

Nah, setelah mendengar dua penyesalannya itu, lalu aku berikan suntikan semangat supaya rajin ibadah. Supaya apa? supaya tidak menyesal untuk yang ketiga kali.

Penyesalan apa yang ketiga. Yaitu penyesalan nanti seandainya setelah mati jadi bahan bakarnya neraka!

Sesungguhnya penyesalannya sama dengan penyesalanku, cuma aku menyesalnya sekali. hehehe... Nyesel kenapa dulu tidak melamar jadi PNS. Sekarang PNS, makmur brO! gajinya gede.

Yuk kita sama-sama rajin ibadah yuk. Supaya tidak menyesal nanti di kehidupan akhirat.

Dan aku sampaikan pula kepadanya bahwa setan punya andil besar dalam kegagalan kita dalam hidup yang kita jalani. Aku bilang aku sedang menulis naskah bukuku yang kedua rencana judulnya "67 Bisikan Setan Yang Bikin Anda Gagal Meraih Sukses". Aku beberkan secara singkat sinopsisnya.

"Betul Jar!" jawabnya. Ayo dong selesaikan bukunya. Ok Boss, jawabku singkat.

Lalu dia pamit pulang.

Wassalam,
SangPenging@T!

Minggu, November 29, 2015

Hujan mulai turun

November Rain... Sunday 29 November 2015.

Aku putar video lagu itu di youtobe by Gun N' Roses, di tengah hujan rintik terdengar dari luar jendela kamar tempat aku mengetik tulisan ini. Nikmat betul...

Ya, pagi ini hujan rintik-rintik membasahi halaman rumahku.

Pertanda musim kemarau panjang segera berakhir. Dan hati pun mulai dilanda kecemasan, apakah banjir masih akan masuk ke dalam rumahku?

Padahal lantai rumah sudah kunaikkan 70cm. Eh, tahun kemarin 2014 air masih masuk setinggi kira-kira 25cm. Oh, banjirrrr...

Kulihat berita di tv sebagian wilayah di Aceh, Padang, Bandung sudah dilanda banjir.

Mudah-mudahan tahun ini wilayah rumahku tidak kebanjiran. Kutunggu sesumbar gubernur Ahok

Wassalam,
SangPenging@T!

Tantangan

Adik istriku kebelet ingin punya mobil. Kubilang padanya kumpulkan duit paling tidak 15 juta buat uang muka. Bisa tidak bulan Januari 2015 kau dapat duit segitu. 

Eh, hari ini minggu 29 November, tadi pagi sekitar jam 9. Khaerudin datang ke rumahku bersama anak semata wayangnya Fira. Dia menunjukkan bukti dia sudah membayar uang tanda jadi sebesar 1 juta untuk beli mobil Hyundai Atoz th 2003. Luar biasa!

Kemauannya untuk beli mobil kuat betul. Hmm, mudah-mudahan permohonan kredit mobilnya di acc.

Aku turut senang.

Wassalam,
SangPenging@T!

Tuhan Belum Mengabulkan

Banyak impian yang kuinginkan terwujud di hadapanku. Dan kebanyakan impian itu belum terwujud.

Sabar, sabar dan sabar. Itulah kata-kata yang berusaha kuat kutanamkan dalam sanubari dan benakku.

Ya memang harus sabar. Bukankah dalam al Qur'an dinyatakan bahwa "Allah bersama orang-orang yang sabar."

Ya sabar itu kata kuncinya, sabar yang terus berikhtiar bukan sabar yang diam, berhenti dan beku.

Wassalam,
SangPenging@T!

Ikhlas itu...

Ketika kita kerja amal, ada harapan ingin diberi imbalan. Tapi? faktanya hanya ucapan "terima kasih"...

Ya begitulah hidup. Kalau awalnya ikhlas, ya sudah ikhlaskan ngapain mengharap imbalan finansial.

Awas nanti pahala ikhlasnya hilang. Sudah nggak dapat duit, hilang pula pahala.

Wassalam,
SangPenging@T!

ISIS

Mungkinkah ini yang dinamakan menghancurkan Islam dari dalam. Atau termakan politik adu domba kekuatan di luar Islam, yang tidak ingin melihat Islam kuat dan bersatu.

Aku berpikir keras dan penyelesaian yang ada dalam benakku belum menemukan jalannya.

Masih ada lanjutannya tulisan ini?

....

Kecewa

Ternyata kecewa itu bisa dialami oleh siapapun termasuk aku.

Kecewa terhadap cita-cita yang belum tercapai.

Ah, menyakitkan memang. tapi mau bagaimana. Hadapi saja, sambil cari jalan lain untuk mencapai segala cita-cita

masih berlanjut....

Senin, November 09, 2015

Tak Disangka-sangka

Tetanggaku, namanya Ahmad Kusnin. Meninggal mendadak. Habis shalat magrib, makan malam, lalu leyeh-leyeh di depan TV dan tidur-tiduran sama anak bungsunya. Eh, tidurnya keterusan. Dibangunkan istrinya dia tidak bangun-bangun. Inna lillaahi wa inna ilaihi rojiun.

Semua tetangga satu RT, satu RW kaget bukan kepalang. Tadi sore masih sehat segar bugar. Dia potong rambut dan cuci motor di tempat cucian motor di PPD bersama dengan si bungsu. Habis magrib dia sudah tiada. Rupanya begitulah kalau takdir sudah bicara.

Kematian mendatangi siapa saja, tanpa harus lewat sakit di rumah ataupun di rumah sakit. Hikmahnya, meskipun kita sehat jangan merasa sok panjang umur brO!

Umur adalah ketentuan dari Allah Swt. Yang kita bisa hanya berusaha keras untuk terus sebanyak-banyaknya mengumpulkan bekal buat kepulangan kita. Pulang ke kampung akhirat.

Wassalam,
SangPenging@T!

Selasa, November 03, 2015

Cerpen

Cerita Pendek disingkat cerpen. Ya, akhir-akhir ini aku sedang jatuh cinta dengan yang namanya cerpen.Buntutnya hmmm... satu cerpen sudah lahir dari tanganku. Siap ku email ke salah satu koran ternama di Ibukota. Kira-kira bakal dimuat nggak ya?

Ah, itu lama-lama nggak jadi perhatianku. Pokoknya kirim dulu, masalah dimuat atau tidak, itu urusan belakangan. Nggak dimuat nggak usah berkecil hati. Toh, masih banyak ini koran-koran yang lain. Ya kirim saja ke koran yang lain.Beres!

Ternyata menulis cerpen itu mengasyikkan. Apalagi kalau sudah menemukan cerita ya OK. Tinggal pandai-pandainya kita memilih kata untuk menyampaikan cerita itu. Siip deh!

Wassalam,
SangPenging@T!

Rabu, Oktober 14, 2015

Alphard

Sudah lama aku memendam rasa, bagaimana sih rasa naik Alphard. Mobil mahal tipe MVP keluaran Toyota. Harganya selangit. Dan rasa-rasanya mustahil aku bisa beli. Lagi pula aku kurang minat dengan modelnya. Kegedean.

Meskipun begitu, tetap saja aku penasaran ingin merasakan nikmatnya naik mobil mahal. Sampai-sampai aku berpikir, apa naik taksi Alphard saja ya. Tapi berapa argonya naik taksi Alphard? Lagi pula mau kemana? Iya sih mau kemana ya. Aku pernah lihat taksi Alphard berseliweran di bandara Sukarno Hatta.
Seandainya ke bandara naik taksi Alphard, lalu mau terbang kemana? apa nggak salah tuh. Pergi ke bandara naik taksi Alpard, tapi begitu sampai di sana bukannya terbang kemana kek. Eh, malah pulang lagi naik ojek. Nggak lucu bukan?

Kulihat ada tetangga yang punya satu Alphard. Cuma aku malu, mau numpang naik. Lagi pula kapan kesempatan naiknya. Lha wong, buat keperluan apa aku pergi bersama yang punya. Saudara bukan, tetangga yang akrab sekali juga nggak begitu akrab.

Berhari, berminggu, berbulan keinginan tetap tinggal keinginan. Penasaran tetap hanya penasaran. Belum terjawab keinginan dan rasa penasaranku bagaimana rasanya naik mobil mahal yang namanya Toyota Alphard.

Akhirnya tanpa diduga sama sekali. Hari ini, ya hari ini ( Rabu, 14okt2015. Bertepatan dengan tahun baru Islam 1 Muharram 1437H.) barusan saja sekitar dua jam yang lalu. Aku naik TOYOTA ALPHARD. Ck ck.. ck... mimpi yang menjadi kenyataan.

Wow! mantap, ada rasa bangga bisa naik Alphard. Gratisss lagi! Dingin, suaranya halus. Bisingnya lalu lintas nyaris tak terdengar.

Ceritanya begini. Tadi malam, pak Marno ingin ikut bersama-sama jamaah masjid bertandang ke rumah pak Hasan. Mantan ketua masjid. Rumahnya di daerah Depok.

Seperti biasa kami iuran. Naik mobilnya pak haji Entus. Tetapi ini karena pak Marno ikut, ya dia bawa mobil sendirilah. Masak mau ikutan nebeng. Jelas nggak cukup mobil Avanza pak Entus. Ada dua belas orang yang ikut.

Tadi pagi sesudah pengajian rutin, Yono tanya kepadaku. "Nanti naik mobil siapa, ke rumah pak Hasan?" aku jawab sekenanya. "Pakai Alphard pak Marno!". Dia mentertawakanku. Yono nggak yakin, dan akupun nggak yakin bakal pakai Alphard. Paling-paling pakai Toyota Fortuner miliknya. Mau pakai Camri-nya jelas mustahil. Itu mobil kelasnya menteri.

Aha! ternyata betul pak Marno menjemput kami di depan masjid dengan TOYOTA ALPHARD, brO! Surprise betul-betul surprise.

Yuuuk kita berangkat! kata pak Uus. Langsung kusambar tawarannya, dengan menghampirinya berjalan ke arah Alphard-nya pak Marno.

Dan Grrrreeeengg... mesin dihidupkan. Aku bersama pak Marno dkk melaju di jalan toll ring road, naik Alphard.

Hmmm sejuk dan nikmat. Gini toh nikmatnya jadi orang kaya... yang takwa!

Wassalam,
SangPenging@T!

Minggu, Oktober 04, 2015

Orang Kaya

Siapa sih yang tidak ingin jadi orang kaya? aku kira kok nggak ada ya. Atau mungkin juga ada. Ah, terserahlah. Yang jelas jadilah orang kaya yang takwa! hmm... itu baru semboyan yang mantap.

Kaya tapi tdiak takwa. Kaya tapi jauh dari Allah Swt. Kaya tapi sombong. Kaya tapi jarang sedekah. Kaya tapi, tapi ..dan tapi.(pokoknya yang jelek-jelek dan sesuatu yang tidak disukai Tuhan)... maka tunggu tanggal mainnya. Hidup ini bagai roda. Berputar bung!

Kekayaan adalah ujian. Dan jadi orang kaya tidak dilarang. Yang dilarang itu orang kaya seperti diatas tadi.

Tetapi kalau kaya jadi semakin takwa. Wow! tentu alam semesta menyambut gembira. Betul?

Carilah kekayaan dengan cara-cara yang halal. Bukan dengan cara menghalakan segala cara. Tidak mempedulikan halal dan haramnya. Jangan dengan cara korupsi! KPK mengawasi! dan malaikat pun mencatat. Pertanggungjawaban di akhirat jauh lebih berat. Ingat itu, brO!

Wassalam,
SangPenging@T!

Jumat, Oktober 02, 2015

Kejamnya Fitnah

Fitnah adalah kata-kata yang disemburkan oleh mulut manusia yang tujuannya mengadu-domba, menjelek-jelekkan, mengabarkan berita yang tidak benar.

Karena fitnah yang dilontarkan oleh antek PKI mengakibatkan Bapakku dijebloskan ke penjara di zaman orde lama. Lamanya mungkin hampir setahun.

Hanya karena bapakku dulu ketika mahasiswa di IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta adalah aktivis HMI. Kemudian ketika menjadi dosen muda di IAIN Syarief Hidayatullah, Ciputat mendukung organisasi HMI, maka hal ini menyebabkan pejabat yang mendukung PKI menyeret Bapakku ke penjara.

Ternyata itulah kejamnya fitnah. Kini 2015, fitnah berkedok pemutarbalikkan fakta sedang dihembuskan oleh entah siapa. Bisa itu aktivitis HAM, dll.

Mari menatap kehidupan ke depan lebih baik lagi. Jangan ada fitnah diantara anak bangsa. Jadikan masa lalu yang kelam sebagai pelajaran yang berharga. Hidup NKRI!

Wassalam,
SangPenging@T!

Rabu, September 30, 2015

Inginkah Kalian Hidup Seperti Qorun?

Qorun adalah orang terkaya yang hidup di zaman Nabi Musa. Gaya hidupnya bikin iri orang sedunia. Bahkan orang sedunia merindukan ingin hidupnya seperti Qorun. Itu ketika dia hidup.

Tetapi bagaimana ketika dia matinya? Karena kedurhakaannya kepada Allah Swt. maka tragis benar kematiannya. Qorun bersama seluruh hartanya ditelan oleh bumi. Tuhan murka kepadanya.

Melihat kematiannya, maka orang sedunia tidak mau hidup seperti Qorun.

Oleh karena itu hiduplah seperti Nabi Muhammad Saw. Tetap tawadhu, tetap sederhana walau sudah jadi orang nomor satu. Beliau adalah Nabi penutup. Nabi akhir zaman. Beliau patut menjadi teladan umat manusia.

Wassalam,
SangPenging@T!

Dunia Yang Lain

Cerita temanku ini menginspirasi. Dia dapat dari seorang ustadz.

Dulu di dalam perut, jabang bayi diajak dialog bahwa nanti di dunia ada permainan bola yang dimainkan oleh duapuluh dua orang dan disukai oleh seluruh penduduk dunia.

Sang bayi tak percaya. Mana mungkin ada? Lha di perut saja aku susah menendang bola. Makanya, ayo keluar dari rahim ibu. Ini sudah saatnya, kau sudah cukup berada di rahim ibu. Si jabang bayi enggan keluar. Alias malas dilahirkan ke dunia, karena dia sudah merasa nyaman di perut ibu.

Nah setelah lahir ke dunia, dia melihat permainan bola. Permainan dunia. Wow! betul ada. Dan si bayi tumbuh menjadi manusia dewasa. Kemudian semakin asyik dengan permainan dunia.

Lalu agama Islam dikenalkan kepadanya. Dan melalui Islam dia jadi tahu bahwa akan ada dunia lain. Yaitu alam akhirat. Ada surga dan neraka. Mau pilih mana terserah kau. Tetapi Islam membimbing ke jalan yang benar jalan yang diridhoi Allah Swt.

Mau percaya atau tidak adanya alam akhirat. Sama percis seperti sang jabang bayi ketika di dalam perut ibu ketika dia diberitahu ada permainan bola di dunia. Permainan dunia telah melupakannya manusia tentang alam akhirat. Waspadalah.

Wassalam,
SangPenging@T!

Selasa, September 29, 2015

YouTube

Wow! aku harus mengucapkan terima kasih banyak kepada Youtube (Y). Mengapa? Karena dengan Y aku jadi tambah luas pengetahuanku.

Dengan Y aku bisa menyaksikan grup band rock lawas. Grup rock yang dulu ketika aku SMP, SMA menyukainya, bahkan nge-fans berat. Seperti, Genesis, Rolling Stones, Deep Purple, The Who dll. Pokoknya banyaklah.

Dengan Y pula imanku semakin kokoh. Y bisa menjadi pupuk keimanan. Karena dengan Y, aku bisa mendengarkan dan menyaksikan para ustadz yang kondang maupun tidak, dalam negeri maupun internasional, menyampaikan dakwah yang menggetarkan hati. Menggugah kesadaranku betapa hebatnya ISLAM dan betapa Mahakuasa Allah Swt.

Mantap, brO! Thanks a lot Y!

Wassalam,
SangPenging@T!

Minggu, September 27, 2015

Nah... lupa, khan?

Iya benar aku sedang lupa. Di depan komputer desktop Asus kesayanganku, aku termenung cukup lama. Dua hari yang lalu aku punya bahan tulisan yang bagus untuk kusampaikan di blogspotku ini. Tetapi lama kupikir-pikir apa ya idenya. Ternyata tidak muncul-muncul juga. Akhirnya tulisan ini yang tampil.

Makanya jika ada ide terlintas, segera tulis. Tulis, tulis dan tulis! Manusia gudangnya lupa. Hmm. ternyata betul, sang pengingat juga manusia yang bisa lupa, hehehee....

Wassalam,
SangPenging@T!

Minggu, September 20, 2015

Hari Raya Kurban

Tahun ini 2015, aku tidak melaksanakan kurban lagi. Rezekiku tak cukup untuk beli satu ekor kambing. Betul-betul sedih. Kemarin di lembaran jumat, yang biasa kuambil sebelum masuk ke dalam masjid dekat kantor. Masjid Al Isra.

Ditulis bahwa kata "kurban" atau korban berasal dari bahasa Arab "qurban", diambil dari kata "qaruba" (fi'il madhi) - yaqrabu (fi'il mudhari') – qurban wa qurbaanan (mashdar).Artinya, mendekati atau menghampiri. Sehingga orang yang berkurban artinya orang yang ingin mendekat dirinya dengan Allah Swt.

Qurban membutuhkan pengorbanan kita dengan cara mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki dan membelanjakannya di jalan Allah.

Gara-gara tidak berkurban, aku jadi merasa tidak dekat dengan Allah Swt. Ya, bisa begitulah "My Feeling" mengatakannya. Tapi sungguh, aku ingin berkurban tapi apa daya uang tak ada. Ampuni aku yaa Rabb. Sungguh aku tak ingin jauh dari Allah Swt.

"Berikan aku rejeki yang cukup, agar hamba bisa melaksanakan segala perintah-Mu" begitu doa yang kupanjatkan. Harapanku semoga di tahun depan jika ada umur aku bisa berkurban.

Aku ingin betul-betul aku ingin. Apa sih keinginannya? Banyaklah, biarlah hanya Tuhan yang tahu keinginanku ini. Semoga Allah Swt. mengabulkan doa-doaku ini. Aamiin...

Wassalam,
SangPenging@T!

Jumat, September 18, 2015

I Can't Get No Satisfaction!

Mick Jagger, vocalis the Rolling Stones berjingkrakan di atas panggung. Suaranya masih lantang, keras. Ya meneriakkan kata-kata "I can't get no satisfaction!... yeah yeah... yeaaahhHH!...". Musiknya rock, suara gitar keith richard meraung-raung tinggi. Wow, asyiik sekali menonton show the Rolling Stones di bremen. Aku nontonnya sih cukup di Youtobe. Itu show tahun 1998.

Walau sudah tua masih enerjik. Ternyata musik rock tidak mengenal umur. Dulu kupikir, kalau sudah tua maka musik rock bakal kutinggalkan. Ganti dengan musik keroncong atau klasik. Eh, ternyata tidak tuh. Nyatanya mbah Mick Jagger juga masih nge-rock. Dan aku pun masih suka mendengarkan musiknya walau rambut sudah beruban.

Aku tidak pernah bisa dapatkan kepuasan!( I can't get no satisfaction ). Yang membuat manusia berhasrat untuk terus dan terus mencari harta demi memuaskan kebutuhannya. Ya egonya, ya hidupnya, ya keluarganya. Tidak salah! yang penting dengan cara yang halal. Betul?

Ya ternyata tua bukan berarti harus berhenti cari duit. Berhenti tuh nanti kalau sudah jompo, brO! Hehehe... iya ya... kok aku yang sepertinya loyo begini, mencari duitnya. Hayyo... semangat, semangat.

Yes! kini semangatku sedang menggebu untuk menyelesaikan buku keduaku. My second Book. Buku pertama gimana nih, sudah beredar? Belum! ini masih nunggu kabar berita dari penerbit. Naskah buku pertamaku sudah kuserahkan ke penerbit yang baru. Kabarnya musti nunggu antara 2-3 bulan ke depan. Wow lamaaaaa benerrrr ya? too long too wait from the publisher. Well, nikmati sajalah masa tunggu ini.

Itulah rupanya arti kesabaran. Meskipun ada sedikit rasa tidak puas, menunggu terlalu lama! I can't get no satisfaction!, seperti kata mas Mick Jagger

Wassalam,
SangPenging@T!

Senin, September 14, 2015

Isinya Amplop Putih

Sesudah ceramah umumnya para khatib atau ustadz dikepelin (diberi) amplop oleh pengurus masjid atau panitia. Biasanya sih lewat salaman. Kalau nggak dikepelin kira-kira bagaimana, ya?
Mungkin saja ada rasa kecewa. Kecewanya bisa sedikit bisa banyak tergantung niatnya ceramah karena apa? Apabila niatnya ceramah murni karena Allah saja, maka mau dikasih amplop atau nggak. Jelas, tidak masalah.

Isi amplop memang misteri. Sebab buat penceramah kelas teri, sepertinya kok kurang etis ya menentukan tarif. Apalagi panitia juga nggak nanya berapa honornya. Ya, malu lah mo ngasih tau tarifnya sekali ceramah.

Memang ceramah adalah ibadah, jadi rasanya risih juga mau menentukan tarif ceramah. Tetapi terus terang untuk para ustadz yang sudah kondang, jelas panitia akan mencari tahu berapa tarifnya sang ustadz.

Dulu, alm. ustadz muda Jefri al Buchori (Uje) pernah melontarkan uneg-unegnya perihal tarif ustadz yang jutaan nilainya. Ketika dia memberikan ceramah di suatu acara pernikahan di daerah. Dia katakan," Uje mau tanya ini bikin acara pernikahan seperti ini tentu mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, ya? Untuk band dangdutnya berapa juta? Biaya sewa tenda berapa? Ongkos cetak undangan berapa? Lalu buat catering berapa juta? Nah, buat ustadz anggarannya berapa?" Masak untuk ustadz cukup dengan seikhlasnya?". "Eh, kalau khusus ustadz, ada sekolah yang mau dibayar dengan seikhlasnya, wah boleh juga tuh. Tapi ini kan nggak ada, ya?"

Ada ungkapan yang mungkin sudah sering kita dengar yaitu, "Duit bukan segalanya, tapi segalanya butuh duit!" 

Nah aku punya teman (boleh dibilang ustadz, karena dia punya murid). Suatu ketika dia diminta ceramah di daerah kemayoran, kalau tidak salah untuk acara santunan anak yatim.

Habis ceramah, dia diberi amplop. Sampai di rumah, lalu dibukalah amplopnya. Dia kaget bukan kepalang, melihat isinya. Ternyata hanya Rp20.000,- (duapuluh ribu pas). Dia terdiam seribu bahasa. Dia ada di dua persimpagan. Antara syukur dan ngedumel. Mau telpon panitia, bilang apa nggak salah ngasih amlopnya nih? Sebab amplopnya, putih bersih, tidak ada tulisan "honor penceramah". Jangan-jangan ini amplop buat anak yatim, dan tertukar dengan honor penceramah. Tapi dia ragu mau telpon atau membiarkan saja honornya yang cuma segitu.

Akhirnya dia memutuskan ya biarlah dibayar cuma dua puluh ribu. Dia bilang, ini mungkin ujian buat keikhlasannya. Yang jelas dia coba untuk meyakin-yakinkan, bahwa memang segitulah rejeki yang ditakdirkan oleh Yang Maha Pemberi Rejeki, Allah Swt.

Wassalam,
SangPenging@T!

Senin, Agustus 31, 2015

Bertamu

Dulu aku tidak mempedulikan arti bertamu. Apa itu tamu. Bikin repot.
Wow! Ternyata bertamu itu penting, asal tepat waktu dan untuk tujuan yang bermanfaat.

Dulu aku beranggapan bertamu itu tidak perlu. Eh, sekarang setelah berumah tangga baru bisa merasakan arti pentingnya bertamu.

Tadi aku bertamu ke tetangga. Rumahnya mewah. Dia kedatangan ibu dan adiknya dari Solo. Aku merasa berhutang budi kepada mereka. Karena waktu mencarikan kost untuk si bungsu. Aku mampir ke rumah mereka. Dan lalu ditemaninya aku bersama istri pergi mencari kost di dekat kampus UNS, fakultas Pendidikan di dekat Solo Square.

Lega plong hatiku dan istri bisa bertemu mereka di Jakarta ini.

Ternyata menjalin tali silaturahmi itu nikmatnya ada di sini, di hati.

Wassalam,
SangPenging@T!

Dua anakku cerminku

Anak pertama, si sulung sifatnya mirip betul dengan sifatku. Anak yang kedua, si bungsu ada juga miripnya. Ya begitulah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Aku setuju sekali dengan pendapat tersebut.

Tapi aku benci betul dengan sifat itu, tapi sifat itu ditunjukkan kepadaku oleh si sulung. Ah, repot betul ini. Sudah kubilang berkali-kali. Tetap keras kepala dia, tak mau menuruti nasihatku.

Yang bungsu, wow, kemauannya keras. Sekali A, tetap A, dan harus A. Sekali terucap, ingin itu, maka harus itu dan bukan yang ini. Mantap! mirip betul waktu aku SMA. Dan baru sadar itu betul-betul menyusahkan orangtuaku. Sebabnya kini, aku merasakan susahnya jika menghadapi hal itu.

Rupanya begitulah kehidupan. Apa yang kau lakukan kepada orangtuamu. Hmm, nanti rasakan balasannya dari anakmu. Mufti Menk bilang, "apa yang kau lakukan kepada orangtuamu, maka suatu saat nanti anakmu akan bertindak yang sama dengan apa yang telah kau lakukan terhadap orangtuamu". Ternyata betul ucapan ustadz dari zimbabwe ini.

Wassalam,
SangPenging@T!

Kamis, Agustus 27, 2015

Pak Tua Tutup Usia

Aku sering melihat dia tidur di teras masjid At Tuqo. Hanya beralaskan lembaran kardus. Plus di lapisi sajadah bekas. Setiap kali aku sampai di masjid, dia sedang asyik membaca koran sambil tiduran. Kupikir hebat juga dia, kegiatannya hanya baca koran, tidur dan shalat. Umur mungkin sekitar 60-an.

Tumben hari Jumat, 21 Agustus 2015. Ketika adzan Ashar berkumandang dia masih tidur. Saat hampir selesai adzan matanya terbuka lalu dia bangun dari posisi tidurnya, tapi  hanya duduk di tempat itu, matanya sayu. Pakaiannya kucel. Tatapan matanya kosong memandang jauh. Rambutnya awut-awutan. Hanya duduk diam. Dia tidak bergerak ke tempat wudhu. Lalu ketika iqamat dan jamaah bersiap hendak shalat. Eh, malah dia merebahkan tubuhnya lagi. Aku merasa, mungkin badannya sedang tidak sehat.

Beberapa bulan yang lalu sebelum hari Jumat itu, aku sempat berbincang sebentar dengan Pak Tua itu. Sehabis shalat Dhuhur aku ngobrol dengannya untuk mencari tahu siapa dia. Ternyata dia belum punya istri dan anak, meski sudah tua renta. Hm, kupikir dia sudah beristri dan paling tidak punya dua anak. Ternyata dugaanku salah besar.

Kok ada ya? Itu pertanyaan tololku menghadapi keadaan Pak Tua itu. Ya adalah, masak musti kalau sudah tua itu, berarti punya istri dan anak. Belum tentu, bro! Iya ya. Aku menduga mungkin dia frustasi dengan wanita. Artinya pernah dikecewakan, pernah putus cinta. Dan banyak lagi dugaan-dugaan yang tak pernah terjawab. Karena bincang-bincang siang itu, belum sampai jauh.

Dan kemarin siang Rabu, 26 Agustus aku tak melihat ada kardus dan sajadah bekas plus lembaran koran di dekat pintu masjid, seperti biasanya. Di tempat wudhu aku tanya seseorang jamaah yang biasa shalat di masjid itu.

"Pak, bapak yang biasa tidur di situ kemana?"

"Sudah pergi selamanya,"

"Meninggal, pak?" kataku untuk memastikan.

"Iya dia sudah meninggal beberapa hari yang lalu"

Terhenyak mendengar kabar berita itu
  Bibirku berucap"Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun"

Selepas shalat Ashar aku pastikan kabar itu ke imam masjid.

"Betul, dia sudah meninggal,"  kata imam masjid.


Dari Imam masjid, aku mendapat kabar. Ternyata, pak Tua itu dari kalangan keluarga yang berada. Asalnya dari Sumatera Utara. Makanya dia diterbangkan ke daerahnya.


Wassalam,
SangPenging@T!

Minggu, Agustus 16, 2015

Traveling

Ah, betapa nikmatnya ketika di usia seperti ini aku bisa jalan-jalan keliling Indonesia dan keliling Dunia. Wow! amazing. Cuma pertanyaannya duitnya dari mana?

Lagi-lagi soal duit. Duit bukan segalanya, tapi segalanya kayaknya perlu duit. Begitu bunyi kalimat yang pernah kubaca. Entah dari orang bijak, atau orang biasa saja.

bersambung....

Selasa, Agustus 04, 2015

Melangkahkan Kaki Di Kota Solo Tahun 2015

Jalan-jalan lagi di kota Solo, hampir seperempat abad tidak melihat-liat kota Solo. Wow sekarang kota Solo semakin ciamik. Indah dan resik.

Aku ke Solo bersama istri dalam rangka cari kamar kos buat si bungsu. Alhamdulillah tahun ini 2015, dia diterima di Universitas Sebelas Maret (UNS). Di Fakultas Pendidikan, Jurusan PAUD.

Setelah terakhir kali main ke solo sekitar tahun 1980, maka baru tahun ini 2015 saya berkunjung lagi ke solo. Luar biasa perkembangan kota Solo. Sekarang semakin resik dan modern. Meskipun kesan tradisionalnya tetap masih ada. Contohnya bangunan kraton Solo.

Aku ke Solo dalam rangka mencari kamar kos buat anak bungsu saya. Alhamdulillah dia diterima di UNS, Fakultas Pendidikan jurusan PAUD.

Sebelum ke Solo, saya browsing dulu di internet mana hotel/penginapan yang nyaman tapi tidak begitu mahal. Yah, sesuai dengan isi kantong begitu. Akhirnya saya menemukan sebuah penginapan yang pas dengan isi kantongku. Semacam guest house, sekelas hotel bintang dua.

Pesan kamarnya lewat biro pemesanan hotel. Mantap. Praktis. Karena tiket KA habis, terpaksa saya naik bus malam. Nah sampai di Solo jam 2 dinihari Untungnya bagian resepsionis mau bersabar menunggu kedatangan kami.

Aku bersama istri naik becak dari Terminal bus Tirtonadi ke penginapan itu. Mau naik taksi, supirnya malah nanya di daerah mana ya pak? Saya sebutkan Jl. AR Hakim, dua supir taksi nggak juga paham. Eh, ada tukang becak menawarkan jasa, "naik becak saja pak, 30rb". Nggak tahunya tukang becaknya, berlagak sok tahu. Akhirnya hampir satu jam saya diajak keliling kota Solo, dinihari.

Untunglah akhirnya sampai juga. Alhasil tukang becaknya minta tambahan, jadinya Rp 50.000,-. Menginap di Griya Tenera, betul-betul nyaman. ACnya sejuk. Air panas untuk mandi tersedia. Suasananya tenang. Pokoke siiiip deh. Saran saya, walau saya pesan kamar tanpa sarapan. Tapi mbok yao, paling tidak tamu disediakan airpanas (Gratis) di termos kecil di depan kamar setiap pagi. Kopi dan teh biar tamu bawa sendiri. Sehingga tamu tidak perlu repot2 minta/bawa airpanas dari ruang resepsionis di bawah. Sedikit promosi nih.

Wassalam,
SangPenging@T!

Jumat, Juli 31, 2015

Nikmatnya jadi balita

Dicintai ibu dan bapak. Disukai keluarga. Itulah balita. Mau minum tinggal nangis.

Nggak perlu pusing dengan urusan tetek bengek ekonomi keluarga. Dunia terasa indah. Semua memperhatikannya.

Tetapi setelah tumbuh menjadi anak, remaja dan manusia dewasa. Wow! baru terasa hidup ini penuh perjuangan.

Musti ibadah. Harus merancang masa depan. Besok kalau sudah besar mau jadi apa?

Ingin kembali ke masa balita. Oh bisa saja. Coba tengok kakek dan nenek yang sudah tua banget. Mereka jadi pikun, pikiran dan perasaannya tak ubahnya bak balita.

Ya begitulah kehidupan.

Wassalam,
SangPenging@T!

Kamis, Juli 30, 2015

Kuliah di UNS

Beberapa hari setelah melihat hasil pengumuman UMPTN lewat online internet, anak bungsuku murung. Dia dinyatakan tidak lulus.

Rasa sesalnya mendalam. Dia merasa terpuruk, mengapa gagal. Padahal sudah ikut bimbel Nurul Fikri, yang biayanya cukup mahal. Dia merasa tak nyaman, telah mengecewakan orangtuanya.

Tapi perjuangannya tidak kenal menyerah. Dia coba lagi mendafar lewat jalur mandiri. Juga tetap di UNS. Setelah beberapa hari kemudian, kami buka website UNS di internet. "Alhamdulillah, dia diterima!"

Tania diterima di Fakultas Pendidikan; PG PAUD, Universitas Sebelas Maret, Solo.

Yes! aku dan istriku bersyukur melihat prestasi si bungsu. Untuk yang sulung, kami juga bersyukur karena dia sudah di semester akhir. Mudah-mudahan dia menyelesaikan pendidikan S1 di Uhamka.

Dan sejak itu aku bakal bolak balik Jakarta-Solo. Yang pertama (1-2 Agustus 2015) aku bareng istriku berangkat ke solo, untuk cari kos-kosan. Naik bus malam Harapan Maju, tiket KA sudah habis. Untung berangkatnya dari tempat penjualan tiket bus di jalan Daan Mogot, dekat rumah.

Berangkat yang kedua ke Solo, tgl 13-14 Agustus 2015, bertiga. Sama Tania dan ibunya. Bachtiar, kakaknya diajak tidak mau.

Semoga Tania kerasan di Solo. Dan sukses studinya. Aku jadi teringat waktu kos dulu, ketika kuliah di ISI Yogyakarta, tahun 1982-1988.

Semoga tercapai cita-citamu, nak.

Wassalam,
SangPenging@T!

Sudah Tua Ngantuk-an

Subuh tadi aku diapit oleh dua kakek-kakek. Ketika shalat sudah usia, imam berzikir dan berdoa. Aku lihat dua kakek-kakek di samping kanan dan kiriku. Masing-masing terpejam matanya. Tertidur mereka. Tetapi posisinya masih dalam keadaan bersila.

Kupikir begitulah sifat manula. Gampang ngantuk. Dan kupikir itu pertanda dia sudah lelah dalam hidupnya. Matanya melek sudah sekian tahun. Tapi entah kapan mereka akan tidur selamanya?

Makanya mumpung masih muda, mata masih mau diajak melek lama. Lamalah beribadah.

Eh, ngomong-ngomong aku juga gampang tidur ketika mendengar kutbah Jumat yang tidak menarik. Mata ini rasanya sulit banget diajak melek.

Umur memang tak bisa ditipu. Kemampuan fisik mengikuti umur, kawan.

Wassalam,
SangPenging@T!

Selasa, Juli 28, 2015

Judul Buku Yang Oke Punya

Ternyata menentukan judul buku yang pas dan "Greng!" (sreg di hatiku, dan mudah-mudahan sreg juga di hati pembaca) tidak gampang.

Ya tentu saja kalau sekadar asal-asalan jelas mudah. Sudah hampir sekitar sepuluh judul alternatif yang kutulis tapi aku merasa belum pas juga.

Sampai akhirnya di bulan Ramadhan tahun ini 1436H, tepatnya 20 Juli 2015. Aku menemukan judul yang kuanggap oke punya.

Aku adakan survey kecil-kecilan.

Minggu, Juli 05, 2015

Bikin Kecewa

Baru saja para jamaah merasa terhibur oleh kisah dan tembang pembuka yang lucu yang disampaikan oleh sang ustadz di acara Peringatan Nuzulul Quran, pada malam tujuh belas Ramadhan 1436H (2015), di masjid dekat rumahku. Dan aku pun baru saja meletakkan tubuhku agar posisi duduk silaku lebih nikmat mendengarkan ceramah, eh tahu-tahu terdengar ucapan salam mengakhiri ceramah. Lho? apa ini sekedar trik dari sang penceramah agar, pendengar bilang "teruusss..."

Ternyata memang betul ceramahnya itu baru saja berakhir. Aku tertegun menatap heran wajah sang ustadz dan jam dinding masjid. Bolak-balik kepalaku antara dua obyek itu. Ya ternyata ceramah itu hanya sekitar lima belas menit sampai duapuluh menit. Apa-apaan ini? kok kayak kultum. Padahal ini ceramah peringatan hari besar. Yach paling tidak tiga puluh menit atau empat puluh menit. Atau bahkan maksimal satu jam deh.

Aku dekati ustadz itu dan bilang padanya, "Kok pendek amat tausyiahnya, Ustadz?"
"Iya, wah ini salah saya, saya betul-betul capek. Tadi malam saya ngobrol sampai jam tiga bersama Om yang baru saja tobat, dan lagi senang-senang ngobrol bab agama Islam. Sahur, subuhan.kemudian tidur sebentar, lalu memberikan kutbah Jumat di masjid di lingkungan RSJ Grogol. Setelah itu menjelang berbuka, ceramah di bukber Bank Mandiri di Pluit Juction. Praktis belum tidur yang cukup. Dan sekarang ini ngisi ceramah di sini."

Aku hanya bisa geleng-geleng kepala. Sebabnya ke tiga acara tersebut, pak ustadz bawa motor sendiri lagi. wow-wow, aku bisa merasakan betapa capeknya ini ustadz.

Akhirnya ketika ceramah Nuzulul Quran ini, isinya hanya pengulangan apa yang pernah disampaikannya di tempat yang sama (masjid dekat rumahku ini). Kebetulan dia memberi kultum seminggu yang lalu

Ketua panitia kulihat kecewa, begitu juga sebagian besar para jamaah.

Tapi untunglah ada ustadzah Mastia Lestaluhu, qoriah juara ke dua MTQ Nasional ke XXV 2014 yang membaca Quran pada acara tersebut. Suaranya merdu, melengking tinggi, membuat para jamaah terpana mendengar lantunan swaranya. Subhanallah.


Apa yang bisa kuambil hikmahnya dari peristiwa ini? Tetaplah tampil maksimal walau jadwal padat. Jika tidak bisa maksimal, tolak saja permintaan untuk ceramah. Jangan sampai bikin pendengar (jamaah) kecewa!

Wassalam,
SangPenging@T!

Rabu, Juni 10, 2015

Pertengkaran

Selalu saja ada pertengkaran di antara suami istri. Patut diacungi dua jempol, jika ada suami istri yang tidak pernah bertengkar. Pangkal utama pertengkaran biasanya kuno, alias gara-gara duit. Ya duit bisa jadi awal pertengkaran.

Pagi ini duit lagi, lagi-lagi duit, aku adu mulut dengan pasanganku. Sudah sampai batas kesabarankukah, sehingga aku mau meladeni omongannya.

Semua salahku memang. Itu yang gentleman, kata orang. Mengakui kesalahan sendiri lebih aman, daripada menunjuk kesalahan itu ada pada pasangan kita, atau orang lain.

Semoga Allah Swt. melimpahkan rejeki yang cukup, agar aku bisa cukup memberikannya untuk istri dan anak-anakku.

Wassalam,
SangPenging@T!

Jumat, Juni 05, 2015

Pertanyaan

Mengapa kita harus bertanya? Karena bermula dari pertanyaan maka terwujudlah segala bentuk inovasi. Baik itu ilmu, produk dan jasa. Atau apa pun itu. Dunia jadi berseri gara-gara ada tanya, dan dijawab oleh mereka yang kreatif.

Coba bayangkan kalau tidak ada yang namanya "pertanyaan". Meskipun pertanyaan itu hanya ada di dalam hati kita. Tidak terucap di depan publik.

Contoh yang nyata ini. Hatiku bertanya, "mengapa tidak nulis blog sih, dari pada bengong begitu?". Nah dari pertanyaan itu, makanya aku masuk ke blogspotku ini. Dan mulai deh tak tik tuk, memencet tuts keyboard komputer di meja kerjaku. Jadilah tulisan ini.

Gara-gara butuh menduplikat berita dalam jumlah besar dalam waktu singkat, lalu timbul pertanyaan "bagaimana caranya mencetak yang praktis?". Maka ditemukanlah mesin cetak offset di masa silam.

Dalam Al Qur'an kita dianjurkan untuk menggunakan akal dan pikiran kita.

Pikiran kita selalu menyajikan pertanyaan dan mencoba menjawab apa yang kita pikirkan. Dengan adanya pertanyaan, paling tidak kita ditantang untuk mencari jawabannya. Mendorong kita untuk bertanya kepada mbah Google.

Dan segala pertanyaan hampir bisa dipastikan ada jawabannya di Google. Terima kasih Google, you're everything for human question. (whleh bener gak nih tulisan inggrisnya?)

Wassalam,
SangPenging@T!

Senin, Juni 01, 2015

53 tahun, Alhamdulillah

Bulan lalu, tepatnya hari Kamis, tanggal 21 Mei 2015. Hmmm.... usiaku mencapai 53 tahun. Hebat!(menurutku sih begitu...) di tengah kondisi jantung yang sedang koroner. Maksudku, aku sedang menderita jantung koroner, dan harus dioperasi bypass, tapi aku ngotot tidak mau. Usiaku merambat sampai ke angka 53 tahun.

Dan sampai kini aku tetap mengandalkan obat dokter setiap harinya.minum terus dan terus minum obat. Di waktu malam sebelum tidur, dan pagi hari selepas breakfast.

Dan tepat di hari ulang tahunku, sekitar pukul 12.40 siang, mertuaku (papih Zahidi) dipanggil oleh Allah Swt. Beliau tutup usia setelah sekitar seminggu di rawat di rumah sakit Muhammadiyah Siti Aminah, Bumiayu. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Semoga amal sholehnya diterima dan diampuni segala dosa-dosanya oleh Allah Swt.

Papih menderita sakit stroke ringan sudah lama, dan sejak sekitar setahun yang lalu papih terbaring di kasur. Sulit beraktivitas. Ketika sehat, perjuangan hidupnya keras. Menuntaskan pendidikan anak-anaknya. Bersama istrinya, ibunda Zaitun (almarhumah), mereka bergandeng tangan membesarkan enam anak-anaknya.

Dan hampir seminggu pula aku dan kakak beradik istriku, termasuk ibu Muayanah (istri ke dua papih), berada di samping papih saat beliau dirawat di rumah sakit. Sampai akhirnya kemudian papih dibawa pulang ke rumah di Balapusuh dengan ambulans . Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, papih menghembuskan nafasnya yang terakhir. Diiringi doa ibu Muayanah. Ibu mendampingi papih di dalam mobil ambulans.

Begitulah manusia, mulai bernafas pertama kali saat dalam kandungan ibundanya dan menghembuskan nafasnya yang terakhir ketika sudah tiba saatnya dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.

Setelah dua malam ikut tahlilan bersama bapak-bapak dan remaja tetangga papih di Balapusuh. Semua anggota keluarga harus pulang ke tempat tinggalnya masing-masing, pada Sabtu pagi. Maklum hari Senin harus sudah masuk kantor. Ada yang ke Jakarta ada yang ke Yogyakarta.

Dalam perjalanan pulang ke Jakarta, aku sempat berbincang-bincang dengan mbak Elly (kakak tertua, istriku) dan suaminya mas Syamsuddin. Selepas shalat Ashar di sebuah rest area di tepi jalan tol Palimanan. Baru kutahu bahwa, ternyata dalam darah istriku mengalir darah orang ulama/ahli agama (?) yang terpandang. Ck ck ck... sehebat apakah itu? wow biarlah ini menjadi rahasia kami. Takut jika dikabarkan nanti ada unsur riya-nya disini.

Begitu pula dari darah ibu kandungku, ada mengalir darah biru. wow? seberapa birukah?Nah untuk yang ini juga biar menjadi rahasia kami ya... Takut pula ada aroma riya, sombong bin angkuh.

Yang jelas dulu biarlah dulu. Tapi tetap itu menjadi sejarah hidupku. Yang perlu dibangun adalah, "Siapa aku sekarang ini? dan "Di masa depan, nanti jadi seperti apa aku ini?". Dan mau dikenal sebagai apa, ketika aku sudah ada dalam pusara nanti. Itu yang penting!

Tapi jauh lebih penting dari itu, aku ingin sekali menjadi manusia takwa. Untuk itu memang tidak mudah. Dibutuhkan perjuangan yang gigih. Dan untuk itu aku masih harus terus berjalan, berusaha keras, entah sampai kapan. Yang pasti sampai hembusan nafas yang penghabisan. Keep your spirit, brO!

Papih, Ibu Muayanah dan anaknya yang ke-empat (istriku). Photo tgl 8 Februari 2015


Wassalam,
SangPenging@T!

Kamis, Mei 28, 2015

Dulu - Sekarang

Membandingkan. Ya betul orang senang sekali membanding-bandingkan. Apapun itu. Biasanya spontan saja perbandingan itu muncul di benak kepala kita. Betul?

"Ih, dulu dia orangnya baik banget loh, tapi sekarang kok gitu amat sih, pelitnya luarrr biasa!" begitu biasa kita dengar komentar dari mulut tetangga, teman atau kerabat. Atau bahkan mungkin dari mulut kita sendiri. Wow!

Dulu, aku hidup nikmat bersama orangtuaku dan adik-adikku. Bapakku pejabat, dan aku dibilang mereka "anak pejabat!". Bapakku rektor, aku pun dibilangnya "anak rektor!". Sementara di luar sana, ada yang dengan gagah atau mungkin agak sungkan bilang, "aku anak panglima!", "aku anak dubes" atau "aku anak presiden!". Kalau memang begitu, ya nggak papa-kan?

Sekarang, hmmm... aku bukan siapa-siapa. Paling tidak belum jadi siapa-siapa. Belum banyak orang yang mengenalku. Belum jadi orang yang populer. Jadi ustadz juga masih tergolong ustadz kelas teri. Memangnya ustadz itu sejenis makhluk air, apa? Hehehe.. Oh itu maksudku, aku masih baru sekedar menyampaikan ceramah, sebatas kultum. Belum berani ceramah Jumatan. Atau ceramah agama selama satu jam. Tapi jujur, aku suatu saat ingin banget bisa tampil dalam kutbah Jumat. Dan suatu waktu bisa tampil di panggung, dengan ribuan jamaah (ck, ck, ck... ngarep nih ye?), menyampaikan ceramah motivasi keagaamaan. Insha Allah.

Dulu, beberapa puluh tahun yang lalu aku masih anak-anak. Sekarang, aku sudah punya anak-anak.

Ada orang yang dulu, kaya raya. Sekarang? miskin tanpa daya. Atau sebaliknya, dulunya miskin banget. Dan sekarang, wow! kaya bro, bahkan tercatat sebagai orang terkaya nomor satu di Indonesia. Hmmm, tentu ini membuat kagum sekaligus bikin iri para saingannya. Betul?

Dulu, aku bingung kemana aku habiskan masa remajaku? Dan sekarang aku masih terus mencari dimana kesuksesanku berada?... Ada yang tahu?

Doaku dulu sampai sekarang ada yang tetap tidak berubah yaitu, semoga diampuni dosa-dosaku, dan kelak aku bisa masuk surga, bersama orang-orang yang takwa.Demikian juga doa untuk kedua orangtuaku, semoga Allah mengampuni dosa-dosa beliau dan memasukkannya Ayah dan Ibunda ke dalam surga-Nya. Amiin.

Dulu dan sekarang, ada pelajaran berharga yang bisa dipetik. Agar aku tidak jadi manusia yang merugi, kelak di kemudian hari. Titik.

Semoga Allah Swt. senantiasa membimbingku untuk terus dan tetap melangkah di jalan yang diridhoi-Nya.

Wassalam,
SangPenging@T!

Sabtu, Mei 16, 2015

Menanti

Aku tetap berada di sini. Di kamar ini. Sepi. Hanya detik jam yang terdengar. Dan ketukan bilah-bilah keyboard komputer kesayanganku. Tuk, tuk.. tuk. Di temani sepi aku mengetik. Ya blogspot ini. Ya novel, ya ya ya.

Menulis dan menanti. Menulis apa pun yang bisa kutulis. Dan menanti bukuku terbit. Entah kapan? Menanti jelas pekerjaan yang membosankan. Aku merasa dengan buku itu, aku bisa membahagiakan orang-orang yang kucintai. Istri dan anak-anakku.

Ah memang baru bisa merasa, paling tidak sampai detik ini. Karena apa? karena aku belum tahu juga kapan bisa terbit bukuku. Oh...

Perjalanan yang kutempuh seakan masih jauh dan panjang. Tapi umur tak bisa ditipu, dimanipulasi. Apalagi dikurangi. Aku hanya bisa mengira-ira. Mengira-ira apa? Mengira-ira di umur berapa aku bisa sukses.

Aku betul-betul iri menatap mereka yang masih muda sudah sukses. Dulu waktu kumuda, suksesku entah kemana, dimana. Aku terlalu sibuk menunda-nunda.

Kini aku harus mengejar dengan lari sekencang-kencang. Mengejar dan mencari kesuksesan itu!

Wassalam,
SangPenging@T!

Senin, Mei 04, 2015

Shalat Tapi Tidur. ( Zzzz...zz...z)

Pernah aku tulis di salah satu artikel di blogspotku ini, seseorang yang membuatku naik pitam. Dan aku nyaris baku hantam dengannya, kalau saja aku tidak menekan jauh ke dalam segala nafsu berkelahiku.

Subuh tadi aku bersebelahan dengannya. Sudah sering kuamati, kalau dia shalat, kerap tidur ayam dalam shalatnya. Nah tadi dia sempat tertidur rupanya. Sambil shalat, kudengar dia menceracau (ngigau!).

Dan ketika tahiyat, dia sepertinya terlelap. Sehingga dia tidak sempat menggerakkan jari telunjuknya. Tahu-tahu ikutan "Salaam" saja. Masya Allah...

Seperti inikah orangnya yang dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya; "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya," (QS Al Maaun/107:4-5).

Ah, untuk masalah itu jelas hanya Allah-lah yang tahu. Mudah-mudahan kita dijauhkan dari perilaku shalat semacam dia.

Selepas subuh dia jadi trending topic, (padahal cuma aku dan dua bapak2, jadi aku pikir tak tepatlah dijadikan sebagai trending topic hehehe...).

Pak Bandi bertanya, "Tadi perasaan ada yang ngigau waktu shalat?"

"Itu pak fulan,.."jawab pak Matsani.

"Oh si Tomi tho" tegas pak Bandi.

Aku penasaran, tanya sama pak Bandi kenapa namanya Tomi. Setahuku bukan itu nama dia.

"Tomi, masak kagak tahu itu tu Topi Miring!" katanya.

"Ooo... itu tho."

Aku paham kini. mungkin karena dia hobi minum "Topi Miring" yang memabukkan itu. Jadi disebut pak Tomi. Ono-ono wae!

Wassalam,
SangPengingat

Jumat, Mei 01, 2015

1 Mei 2015

Hari ini Jumat. Tadi malam aku pulang habis Isya. Badan terasa lelah. Jalanan padata luar biasa. mulai dari TB Simatupang hingga ke rumah. Hampir setengah enam aku dan munif keluar dari kantor penerbit itu.

Kulirik jam, hmm waktu jarak tempuhnya dua jam, sampai rumah. Menjumpai beberapa titik kemacetan sepanjang jalan. Panas. Yang paling aku benci, ada motor berasap, dan bau olinya bikin pusing kepala.

Tidak seperti biasa aku tidak baca Yasinan tadi malam, terlalu lelah. Tetapi tadi pagi selepas subuh aku baca al Kahfi. hingga selesai. Plong rasanya.

Bulan ini adalah bulan ulangtahunku. Aku sedang menanti kejutan. Semoga ada di hari ulang tahunku.

Usiaku tahun ini berarti mencapi 53 tahun. WOW! aku sudah tua?... ah kok perasaan baru kemarin deh lulus dari TK. Ternyata oh ternyata hidup ini amat ringkas brO!

Aku berharap dan terus berdoa kepada Allah Swt., semoga langkah-langkah kakiku tetap di jalan yang di ridhoi-Nya.

Wassalam,
SangPenging@T!

Kamis, April 30, 2015

Sibuk Betul Hari Ini

Dummy naskah yang sudah kucetak pakai EPSON, dan sudah rapi ku lem tadi malam. Pagi ini kusisir pinggirannya pakai pisau cutter. Masya Allah.. ngawur motongnya. Padahal aku sudah hati-hati.

Ya terpaksa aku print lagi dah seharian ini. Ijin tidak masuk kantor.

Selesai jam  1 siang. Jam 2 siang lewat dua menit berangkat ke penerbit. Sampai di sana selepas Ashar.

Mudah-mudahan kesibukan hari ini berbuah manis. Yaitu, buku bisa diterbitkan ke penerbit ini. Ini adalah penerbit ketiga yang kutawarkan bukuku. Dua penerbit telah kutawarkan. Yang pertama menolak, karena ukuran bukunya kebesaran.. Ukuran A4. Lalu aku kecilkan jadi setengahnya. Selanjutnya kutawarkan ke penerbit ke dua. Di acc, tapi dalam perjalanan untuk naik cetak. Ada satu hal yang aku kurang sreg dengan editornya. Akhirnya aku mundur dari penerbit itu.

Dan sekarang kutawarkan ke penerbit yang ke tiga. Semoga saja penerbit ini mau menerbitkannya. Editornya mas Iqbal bilang, "semoga kita berjodoh! alias pihak penebit bisa menebitkan bukuku.

Aamiin.. mudah-mudahan mas. Sungguh ini penantian yang amat lama sejak buku itu mulai diniatkan dan ditulis di tahun 2007. Aku bilang, jangan lama-lama kabarnya ya.

Wassalam,
SangPenging@T!

Antara pak Abas dan Olga Saputera

Namanya Abas. Kupanggil Pak Abas. Kalau berjalan pincang, tangannya sebelah kiri sulit digerakkan. Konon keadaannya begitu, sesudah terserang stroke.

Banyak orang bilang, sisi negatifnya tempo dulu waktu berjaya. Aku sih melihatnya dari sisi positifnya masa kini. Paling tidak setahun, sebelum dia meninggalkan dunia yang fana ini, pada hari Jum'at, 27 Maret 2015, pekan lalu.

Dia meninggal bersamaan harinya dengan meninggalnya artis jenaka, Olga Saputra. Cuma beda jam, pak Abas sekitar pukul 11 siang meninggal di rumah saudaranya di gang sempit, sementara Olga sekitar pukul 4 sore di rumah sakit Mt Elizabeth di Singapura.

Tapi coba kita saksikan pemakamannya. Wow berjubel mereka mengantarkan Olga, beda jauh dengan pak Abas.

Kuburannya Olga masih ramai dikunjungi fansnya. Sementara kuburan pak Abas boro-boro ada yang datang. Tidak tahu aku apakah istri dan anaknya sudah berkunjung ke kuburannya.

Bahkan ketika pak Abas meninggal, anak-anaknya tidak ada yang tahu, istrinya yang tinggal di Serang juga tidak tahu.

Rasanya pak Abas seperti hidup sebatang kara. Tapi semoga saja amal shalehnya mendapat ganjaran dari Allah Swt. dan diampuni dosanya. Demikian juga buat Olga, semoga husnul khotimah.

Wassalam,
SangPenging@T!

Ke Penerbit Lagi

Ya betul bukuku aku bawa lagi ke penerbit buku-buku Islam. Hari ini Kamis, 30 April 2015. Sebuah penerbit besar. Letaknya di sekitar kebun binatang Ragunan. Aku ke sana bersama teman penulis, ustadz muda Sdr Munif.

Aku langsung bertemu senior editornya. Kelihatan dia berminat untuk menerbitkannya. Ya mudah-mudahan bisa terbit di sana.

Dummy buku aku tinggal. Akan dikabari secepatnya.

Wassalam,
SangPenging@T!

Ng....dan ....Uk

Tiba-tiba saja aku spontan melontarkan ke teman-teman, waktu bincang-bincang selepas Isya, bahwa orang mau sukses perlu bisa; "NGomong, NGelmu, NGajari, NGalem, NGasih!"

Mari kujabarkan satu-satu.

"Ngomong" yaitu bicara yang lancar tanpa tersendat-sendat. Padat ilmu di kepalanya, bisa dikomunikasikan dengan bahasa sederhana, tapi membuat orang paham.

"Ngelmu"artinya harus punya ilmu. Bila kita mumpuni dalam ilmu yang kita kuasai, dan pandai menggunakan ilmu itu. wow rasa-rasanya bakal sukses.

"Ngajari". Ya pandai mengajarkan kepada orang yang ingin belajar. Tentu boleh gratis, boleh juga mbayar. Mau dapat ilmu, keahlian, atau kepandaian kok minta gratis. Yang penting cocok dah harganya.

"Ngalem", artinya memuji. Pada umumnya orang senang dipuji, benci dimaki.Betul? Makanya jangan pelit dengan pujian. Niscaya orang akan senang kepada kita.

"Ngasih", ya suka memberi. Memberi umumnya dikaitkan dengan memberi uang. Padahal tidak uang saja ya, memberi ilmu juga bisa. Paling tidak memberi senyuman, itu pemberian yang minimalis. Hehehe...


Tadi sembari menulis artikel ini aku mendengarkan pengajian di Youtube. Pak ustadz Dr Junaidi Hasyim bilang, bahwa Buya Hamka punya nasehat penting mengenai UANG! begini bunyi nasehatnya:

Jika kita dapat uang, dapat rejeki maka kalau uang kita itu sekedar untuk makan enak, pasti jadi busUK;

Uang kalau dipakai sekedar buat beli benda-benda kesukaan kita, misalnya kemeja,. gaun, alat2 elektronika, furniture, maka lama-lama akan lapUK;

Sedangkan uang kalau dipakai untuk maksiat maka akan mendapat kutUK.

Dan apabila uang dipakai ibadah, membayar zakat, infak dan sedekah, maka uang kita itu akan menjadi pupUK! 

Pupuk itu yang akan menyuburkan amal kebaikan kita yang Insya Allah berbuah pahala kepada kita, baik ketika kita masih hidup maupun setelah kita mati.

Kata ustadz Dr Junaidi Hasyim ada dosa materi, ada pula dosa non materi
Dosa materi meliputi nggak pernah membayar zakat, fidiyah, dan sedekah. Sedangkan dosa non materi, yaitu ngakunya Islam tapi tidak pernah shalat, tidak pernah ke masjid, ngakunya Islam tapi enggak pernah baca quran.

Yuuk rajin ibadah, supaya kita disayangi Allah Swt.

Wassalam,
SangPenging@T!

Musti Merokok Merk Luar?

Pernah suatu masa ketika zaman kuliah dulu. Ya sekitar beberapa bulan sesudah masuk kuliah di Unas, jurusan Hubungan Internasional. Aku sibuk mencocok selera rokokku. Cari rokok yang merek internasional. Ada 555, Benson & Hedges, Marlboro. Wow, ngapain itu kulakukan? Siap-siap kalau nanti jadi diplomat, lalu ditawari  rokok merk tersebut biar ini mulut nggak kaget. Gila, dan terlalu absurd. Dan ini jelas-jelas idenya setan terkutuk.

Ngapain sibuk cari-cari rokok untuk pergaulan internasional. Heh ini ni yang namanya orang termakan oleh iklan. Hehhehehe, maklum dulu aku belum jadi orang iklan.

Kenyataannya? aku mundur dari jurusan itu. Pindah jurusan seni reklame di Asri. Sekarang bahasa kerennya jurusan Disain Komunikasi Visual. Atawa graphic design and advertising.

Ah, itulah kupikir pikiran anak muda yang jelas ngawurrrr. Dan itu ada dalam suatu masa kehidupan anak manusia, masa-masa konyol, jauh dari jalan kebenaran. Bahasa lainnya, anak muda paling gampang disentuh oleh bujukan setan.

Yang menyelamatkan manusia dari jalan yang melenceng adalah dekat dengan Tuhan. Tetapi pertanyaannya, sebagian besar anak SMA kayaknya yang ada dalam pikirannya adalah dunia, dan uang musti ada. Nggak peduli orang tua banting tulang, susah setengah mati. Eh, anaknya tinggal menghabiskan.

Ya begitulah kehidupan, ketika aku sudah jadi orangtua, hmm tinggal giliran sekarang anak-anakku, "Pak, bagi duit dong!"

Wassalam,
SangPenging@T!

Minggu, Maret 22, 2015

Masih Pahit

Uang yang tersisa di kantong aku serahkan kepada anak yatim, sebelum shalat Isya di masjid dekat rumah. Sudah itu, kutatap dompet yang melompong. Isi belum tergantikan. Kapan Allah menurunkan rezeki berlimpah untukku. Masih tanda tanya besar.

Memberi jangan berharap. Itu kepada manusia. Tetapi kepada Tuhan, boleh dong? Allah Maha Kaya. Kekayaannya meliputi langit dan bumi. Sangat luas, tak terhingga dan tak sanggup kita menghitungnya.

Ternyata hidupku masih terasa pahit. Ada kalanya sih manis. Tetapi banyak pahitnya. Ah, jangan mengeluh. Telan saja. Sambil terus berikhtiar dan berdoa, siapa tahu rezeki yang tak terduga-duga menyapaku.

Ya Rabb, limpahkan rezeki yang banyak kepadaku...

Wassalam,
SangPenging@T!

Jumat, Maret 06, 2015

PBB 2015 di DKI Jakarta

Hari ini saya dibuat terkaget-kaget dengan nilai PBB rumah yang kudiami, tertera angka Rp 4.447.952. Gila benar-benar gila! Naik fantastis dibandingkan tahun lalu. Pemda DKI kok rasanya tidak peka dengan penderitaan rakyat.

Seperti preman memalak korban yang musti dikenai uang preman. Bingung aku harus musti bilang apa. Teriak apa? Kalau penghasilannya pas-pasan, tinggal di rumah besar dan di daerah elit. Ah, apakah harus tersingkir ke penggiran? Atau begini caranya menyingkirkan orang-orang yang tidak tergolong "The Haves" untuk keluar dari DKI. Wow!

Gaji PNS di DKI naik fantastis. Tapi mengapa pajak dinaikkan gila-gilaan? Apakah ada hubungannya?

Ternyata hidup di dunia semakin menjepit. Yang meluaskan itu tetaplah mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dia yang punya dunia dan akhirat. Sudahlah kumpulkan pahala untuk hidup nyaman di akhirat. Kalau memang dunia ini tak bisa dinikmati dengan nyaman.

Wassalam,
SangPenging@T!

Selasa, Maret 03, 2015

Ngecat Rumah

Sejak 19 Februari 2015 lalu, pas tahun baru Imlek, aku menyibukkan diri mengecat rumah warisan orangtuaku. Asyik bukan kepalang. Kunikmati betul, aktivitas mengecat itu. Sebab kupikir kalau tak kunikmati, maka mengecat akan terasa berat. Dan betul, karena kunikmati maka ngecat jadi ringan dan mengasyikkan.

Dimulai dari mengecat tembok teras, warna putih. Hari ini, selasa 3 Maret, tahap finishing. Besok mulai ngecat kusen pintu.

Kok dikerjakan sendiri? Maklum duit terbatas. Mumpung tenaga masih ada, tidak masalah, bukan? Kucat sendiri.

Orang lain mungkin berpikir (lebih tepatnya mencibir).. Ih rumah sih gede, tapi kok ngecat sendiri sih? ngirit apa pelit tuh?... No Problemo, terserah orang mau ngomong apa.

Aku jadi ingat, dulu Ibuku pernah bercerita. Begini kisahnya; Setiap sore Ibu waktu dulu, ketika tinggal di komplek IAIN Ciputat, rajin menyapu halaman rumah, sendiri. Melihat itu, ibu-ibu tetangga suka berkomentar, "Bu kok repot-repot nyapu sendiri, khan ada pembantu".

Mendengar komentar begitu, Ibu sering mengungkapkan kepadaku, "Lho rumah-rumah sendiri, mau nyapu sendiri ya gak masalah... "... Tambahan dariku, mungkin Ibu akan bilang begini," So what getoh loh!"... hehehe....

Intinya selama masih bisa ditangani sendiri, ngapain ngerepotin (nyusahin) orang lain! (meskipun itu pembantu RT, sendiri).

Wassalam,
SangPenging@T!

Sabtu, Februari 28, 2015

Bukan Sekedar Kata-kata

Tulisan yang baik, sungguh bermanfaat.

Tidak sekedar rangkaian kata. Tetapi kalimat yang syarat makna.

Tulislah, apa yang bisa dituliskan, agar supaya orang lain tahu.

Tulisan bisa menjadi sejarah bagi penulisnya.

Wassalam,
SangPenging@T!

Islamic Book Fair 2015

Aku melihat lagi pameran buku2 Islam di Istora Senayan, hari ini 28 Februari 2015.

Bersama dua temanku. Satu penulis, yang satu lagi pengusaha real estate.

Aku menyaksikan bedah buku karya Kang Abik (penulis novel best seller "Ayat-ayat Cinta"), judulnya Api Tauhid. Lumayan dapat sedikit pencerahan, plus kiat-kiat menulis novel. Habis itu aku beli novel itu, dan minta tanda tangannya. Siiip!

Diantaranya; tulis jalan cerita hingga tuntas. Sebutkan nama tokoh dan ciri-cirinya dengan jelas, print dan tempel di dekat komputer. Perlu riset. Bikin penasaran pembaca. Kalau perlu, cari tahu tebakan pembaca, eh sudah itu kita meloncat keluar dari tebakan pembaca. Dan penyelesaian (ending) novel harus yang syar'i.

Magrib buka bersama sang penulis, Munib. dan pak Uus. di lantai dua istora, di samping stand gaun muslimah. Susah cari tempat yang ideal sih.

Pulangnya, sempat bersitegang dengan tukang parkir, lebih tepatnya tukang palak. Aku kasih Rp 2000,-, dia minta Rp5000,-. Tidak kutambahi. ditariknya jaketku, aku tetap saja tancap gas. Ceritanya uji nyali nih. Teman tukang parkir cowok, hanya melihat saja.

Bukan masalah uang kecilnya itu, tapi parkir nggak resminya yang bikin aku gak ikhlas memberi tambahannya. Kecuali ada ketentuan resmi, ya okelah.

Wassalam,
SangPenging@T!

Kagum Dengan Yang Taat

Melihat anak muda tekun shalat lima waktu di masjid, aku merasa kagum.

Menengok orangtua sudah tertatih-tatih jalannya, dia tetap tekun shalat lima waktu di masjid, aku berdecak kagum.

Melihat anak-anak mendirikan shalat di masjid di waktu magrib, walau diiringi canda, tetap aku merasa kagum melihat mereka. Sementara itu orangtuanya, entah kemana. Tapi ya mudah-mudahan juga shalat meski di rumah.

Wassalam,
SangPenging@T!

Selasa, Februari 17, 2015

Komen Dong...

Sudah sekian banyak kucurahkan buah pikiranku di blogspotku ini. Tapi kok nggak ada yang kasih komentar ya?

Oh mungkin memang tulisanku tak perlu dikomentari, barangkali. Ah, sudahlah tak perlu dipusingkan. Betul?

Tapi aku berharap ada beberapa tulisanku yang bisa menginspirasi para pembaca setia blogspotku. Terima kasih sudah mau membacanya.

Lho kok tahu ada yang mbaca blogspot ini? Ya tahulah, paling tidak dari rekam jejak para pembaca.

Semoga bermanfaat blogspot "swarahati fajar" ini. Kalau ada salah kata, mohon maaf yaa....

Wassalam,
SangPenging@T!

Cerai!

Ini yang kedua kali aku ditraktir makan siang oleh sahabatku. Sebut saja namanya Alay. Dia berbuat itu untuk memperlicin keinginannya supaya aku mau mengetik naskah perlawanan gugatan cerai dari istrinya. Ah, tapi kupikir ya tidak begitulah. Traktirannya kunilai sebagai penghargaan kepadaku, karena sudah mau menerima curahan uneg-unegnya tentang ulah istrinya.

Pernah kulihat istrinya beberapa tahun yang lalu. Cantik, tipe timur tengah. Mancung hidungnya. Berjilbab. Makanya dia ogah menceraikannya. Tetapi kalau kulihat dari surat gugatan cerai yang dikirim istrinya ke Pengadilan Agama, agaknya istrinya ngebet banget minta cerai dari si Alay.

Hidup begini rupanya. Ada yang minta kawin, eh nikah ada pula yang minta cerai.

Setahun yang lalu dia sudah cerita hubungannya dengan istrinya yang mulai memburuk. Dan sudah berulang kali pula, kunasehati dia supaya menceraikan istrinya saja! Lho, sadis amat saranku. Lha iyalah, ngapain mempertahankan perkawinan yang sudah retak. Toh kita kawin bukan karena kawin paksa zaman ala Siti Nurbaya. Atau kawin paksa karena kepergok sama hansip kampung.

Istri kita kita nikahi karena pilihan sendiri. Nah, jika dia sudah tidak enjoy hidup bersama kita, ngapain susah-susah mempertahankannya. Bukankah hidup perkawinan itu harus akur, saling menghargai, saling memberi kasih sayang. Tetapi kalau kasih sayang kita dibalas air tuba oleh pasangan kita, bagaimana? Ya, Lebih baik cari yang sudi menerima curahan cinta kita, cari yang lebih setia, dan kalau bisa cari yang lebih cantik, brO! hehehe...

Dia kurang senang rupanya dengan saranku itu. Ah, maafkan kawan. Tapi ya nyatanya begini hasilnya. Hari ini aku bertemu dengannya, dengan kabar yang kurang sedap.

Kasihan betul si Alay. Dan mudah-mudahan ujian yang menimpanya, tidak menimpaku. Bisa gawat aku kalo digugat cerai istriku. Lha wong, aku cinta banget sama dia.

Aku sarankan dia untuk shalat Istkharah. Semoga dari shalat itu, dia bisa diberi petunjuk-Nya, mana yang terbaik, cerai atau hidup akur seperti sedia kala bersama istrinya. Atau bahkan musti cari istri baru.

Wassalam,
SangPenging@T!

Senin, Februari 16, 2015

Seorang Laki-laki Mengaduh

"Aduuuuh, adow, wuuuwhh...!!!" berkali-kali mulut pria setengah gemuk itu mengeluarkan suaranya. Ya, dari jauh suara itu seperti suara seekor singa yang sedang mengaum, karena lapar atau menahan sakit. Dari raut wajahnya, mencerminkan dia orang yang keras, tegas, dan boleh jadi pemarah. Ah, sok tahu aku, hehehe...

Tetapi laki-laki itu tidak sedang lapar, tapi sedang menahan rasa sakitnya yang mungkin dirasa luar biasa. Badannya lemah, di dorong anak kecil mungkin dia bisa roboh. Atau digaplok bayi, mungkin sudah menjerit dia.

Aku sedang duduk sambil membaca buku, di deretan bangku-bangku kosong di depan ruang Hemodialisa (cuci darah) di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.

Sejak bangku kosong, di depanku sebelah kananku (kurang lebih berjarak enam meter dari tempat dudukku), diduduki oleh lelaki setengah baya itu. Konsentrasi membacaku terganggu. Ya terutama terganggu oleh "auman-nya". Suaranya terdengar keras, melenguh bagai seekor sapi hendak dipotong.

"Aduuuuh, aduuuuh, whuhhhh!!!". Sesekali terdengar suara istighfar dari mulutnya. "... Astaghfirullah...astaghfirullah..!!!"...

Aku duduk disana, sembari menunggu panggilan periksa rutin bulanan sakit jantungku. Untuk mengusir kebosanan menunggu di deretan bangku klinik jantung, aku iseng menunggu di ruang lain. Ruangnya terasa lebih luas, penuh kaca. Dan dari bangku, di lantai 2 itu aku bisa melihat ramainya lalu lintas di jalan raya Cideng Barat, di bawah sana.

Aku tutup bukuku, lalu aku dekati laki-laki itu. "Sakit apa pak?"

"Sakit ginjal!" katanya sambil terus mengaduh. "Ini mau cuci darah, tapi tunggu giliran. Sekali cuci darah, waktunya selama lima jam. Seminggu dua kali Rabu sama Sabtu!" katanya.

"Tadi malam rasanya saya mau mati, sudah nggak kuat, sakiiit!.. badan lemes, mau berdiri saja susah," ujarnya.

"Ini agak mendingan, setelah minum air putih dikasih do'a kyai," ucapnya. Ya kulihat dia dituntun oleh istrinya ketika masuk ke ruang tunggu ini. Istrinya sedang pergi sebentar untuk membeli roti, atau minuman.

"Bisa sampai cuci darah, bagaimana awal mulanya pak?" tanyaku mencari tahu.

"Saya dulu kerja sebagai kontraktor, ya begitulah kerja keras sampai malam, nah saya tuh beli minuman...yang ngejoss dan sejenisnya macam kuku macan (eh ini merek kira-kiraku saja lho)," katanya seakan menasehatiku. Supaya jangan deh sering mengkonsumsi minuman seperti itu keseringan.

"Terasanya baru sekarang, aduuuh adowwhhhh... lemes, sakit nggak keruan... aduuuh..."katanya sambil diiringi suara mengaduh...

Aku membayangkan rasanya sakitnya. Sebab kalau jantungku sedang kumat, ya begitu deh rasanya. Dada sebelah kiri terasa sesak, jantung seperti ditindih beban ribuan kilogram. Ampuuuun deh. Masya Allah...

Inilah akibat aku di masa muda dulu doyan rokok! Aku berpesan pada pembaca yang muda, yang tua juga boleh kok. SUPAYA JANGAN MEROKOK! Memangnye kenapa? Mau tahu nikmatnya sakit jantung, teruslah merokok. ... hehehehe...

Kalau sudah terserang penyakit kronis, seperti ginjal yang harus cuci darah dan jantung, atau penyakit serem lainnya, baru terasa SEHAT ITU MAHAL.

So keep sport, brO!!!!

Wassalam,
SangPenging@T!

Minggu, Februari 15, 2015

MyBook Batal Terbit Di Lentera Hati

Menyakitkan. Itu yang kurasa, ketika aku ambil keputusan untuk membatalkan kerjasama dengan penerbit Lentera Hati (LH). Artinya my first Book, batal dicetak disana. Dan itu artinya aku harus cari-cari lagi penerbit yang cocok dan bersedia menerbitkan bukuku. Ini kegagalan yang ke-dua! Yang pertama, ditolak oleh penerbit Noura, grup mizan. Ditolaknya sebelum teken kontrak. Jadi tak begitu menyakitkanlah.

Sebelum pembatalan itu, ada perasaan jengkel yang mengganjel di hati ini. Sebabnya sudah sekian bulan naskah buku diproses di bagian pra cetak LH. Eh, masih juga mentah. Alias, belum di-proof reading juga oleh editor. Jadi selama ini bolak-balik Ciputat-Kalimati, yang melelahkan bersama si Jadul, ternyata tak ada hasilnya.

Kuanggap tak serius rupanya pihak LH mau menerbitkannya. Atau jangan-jangan mereka ragu tentang MyBook itu. Laku atau bakalan seret penjualannya nih? Sehingga maju mundur mau mencetaknya. Padahal sudah teken kontrak, brO! Konsekuensi pembatalan ini, aku minta dihapus semua naskah file yang sudah di copy di komputer Lentera Hati.

Rupanya beginilah proses yang harus dilalui tatkala ingin menerbitkan buku. Dibatalkan, walau sudah teken kontrak. Ya memang harus dibatalkan bila keduabelah pihak tidak mencapai kata sepakat.

Ya sudahlah, ada hikmah yang bisa dipetik dari pembatalan ini. Artinya aku bisa memperbaiki lagi naskah MyBook. Agar lebih bernas lagi. Sip deh! No problemo!

Wassalam,
SangPenging@T!

Sabtu, Januari 31, 2015

Istriku Hebat

Bukannya feminin? Oh tentu ya jelas dong, feminin. Istriku kuat. Wow!! bukannya lemah lembut? Oh, ya dong lemah lembut. Tetapi dibalik kelemah-lembutannya, wow tersimpan sejuta kekuatan.

Apakah istriku ikutan koalisi Indonesia Hebat, pendukung Jokowi. Oh, tidak tuh. Pilihannya mantap buat Prabowo. Lalu apa maksudnya memuji dengan kata-kata "istriku hebat", seperti bunyi judul tulisan ini? Oh itu toh. Ok aku mau cerita. Baca ya...!

Tahun ini, 2015 adalah tahun perak perkawinan kami. Wow lagi ah! Dan hebatnya yang Pertama, dia tetap setia mendampingiku, walau penghasilanku sampai kini masih pas-pasan.

Hebat yang ke-Dua, masakannya maknyusss enak sekali. Bikin lidah bergoyang. Tapi. Tapi apa? Hmmm, kadang-kadang, sekali lagi kadang-kadang ada juga dia masak sedikit kurang sip. Lidahku tak bergoyang, hehehe. Bisa ditebak jika masakannya kurang maknyus, pasti ada sesuatu yang dirasa di dalam hatinya. Entah itu mungkin dia sedang eneg (jengkel) sama aku, atau lagi nggak mood suasana hatinya. Akhirnya masak sekedar masak, yang penting ada masakan buat kami sekeluarga.

Nah itu termasuk hebat yang ke-Tiga. Lho? iya walau sedang tidak nyaman hatinya. Tapi untuk kewajiban masak, dia akan masak juga walau setengah hati. Mantap!

Hebat yang ke-Empat, aku sering pinjam duitnya. Dan sepanjang dia punya, pasti aku diberi. Bayarnya nanti kalau sudah gajian. Nah, karena masih pas-pasan penghasilanku, maka tengah bulan pinjam lagi. Apa hebatnya? Oh itu, hebatnya walau aku kadang-kadang lupa jumlah hutangku berapa, dia tak berusaha kuat untuk menagih sejumlah yang kupinjam. Jadinya bayarnya suka-sukaku. Menghadapi kelakuanku itu, dia jarang marah. Maafkan aku sayang.

Hebat yang ke-Lima, istri bertekad kuat anak-anak kami harus sarjana! Semoga cita-citanya tercapai. Betul tekadku tak sekuat tekadnya.

Hebat yang ke-Enam, dia hampir sebagian besar meng-cover kebutuhan keuangan keluarga. Wow! tapi untuk ini aku bertekad kuat tidak ingin jadi benalu selamanya. Malu aku. Hebat yang ke-Tujuh, hmmm itu rahasia pribadi. . Hebat yang ke-Delapan, ibadah shalatnya patut kuacungi jempol.

Kehebatan yang lainnya, wow! Rasanya tak muat blogspot ini untuk menulisnya. Masak sih? iya betul, kalau nggak percaya boleh tanya dah sama blog sebelah, hehehe...

Lalu apa hebatnya aku bagi dirinya. Nggak ada! Betul? Ah, untuk itu nggak mau ngomong sendiri, ntar dibilang sok memuji diri. Untuk ini biar, istriku yang ngomong sendiri.

Dan ketika bangun tahajud, aku sering menatapnya saat dia sedang tertidur pulas. Melihatnya aku bergumam dalam hati, "Cantik nian, perkasanya istriku! Semoga aku bisa membahagiakanmu sayangku, sebelum aku dipanggil oleh Ilahi..."

Yaa Rabb, mudahkan aku mencari rezeki yang halal...

Wassalam,
SangPenging@T!

Sabtu, Januari 03, 2015

Patok!

Patok adalah target. Tancapkan patok, lalu bulatkan tekad untuk mencapai patok yang sudah ditancapkan. Mengapa aku belum sukses? itulah pertanyaan yang selalu menghantuiku. Bahkan sampai berubah menjadi vampir yang amat menyeramkan, gaung pertanyaan itu.

"Fajar, fajaaaar... faaaaaaaaaaaaaaajarRR!" suara itu memekakkan gendang telingaku. Bagai teriakan penyanyi band Rock AC/DC dari Australia. Ayo wujudkan mimpimu! ini sudah tahun 2015.

Sebelum habis usiamu, tunjukkan pada dunia bahwa kau adalah "Sang Penging@T!!". Ingatkan kepada banyak orang bahwa surga dan neraka itu ada. Ada! dan adaaa!

Bukankah itu sudah kau patok! Apanya yang dipatok? Itu julukan sang pengingat! Ayo, ayooo dong! c'mon bangkitkan semangat yang ada di dalam dirimu itu. Mohon kepada Allah Swt, agar kau diberi kekuatan sekuat-kuatnya untuk mewujudkan impianmu itu!

Jangan tidur lagi, lagi-lagi tidurrrr. Tidur boleh hanya untuk istirahat. Jangan jadikan tidur hanya untuk memperpanjang mimpimu. Ingat orang sukses itu tidur secukupnya. Bahkan kalau bisa 24jam akan melek untuk mengejar mimpinya.

Oke, ok cukup cukup... go goo and goooooooooooo!!!! lari sekencang-kencangnya demi mencapai garis finish, cita-cita itu.

Wassalam,
SangPenging@T!

Jumat, Januari 02, 2015

Menjijikkan

Betul-betul suatu pemandangan yang "menjijikkan" yang pernah kusaksikan. Peristiwanya terjadi di awal tahun 2015. Tepatnya tanggal 1 Januari, sekitar pukul 6.00, pagi. Tempat kejadian di pelataran depan masjid kampus STAN, Jurangmangu, Ceger. Tangerang Selatan.

Seorang abang menyiksa adiknya yang ketahuan sedang merokok bersama teman-temannya. Teman-temannya diam terpaku menyaksikan kejadian itu. Demikian juga aku, yang kebetulan lewat di tempat kejadian berlangsung. Penyiksaan itu disaksikan oleh istrinya yang sedang mengandung tua. Dan kulihat istrinya sepertinya menikmati, adegan itu. Walau akhirnya dia sempat berteriak, "sudah, sudah bang!". Tetapi suara istrinya itu tak dihiraukannya. Masya Allah.

Aku perkirakan anak-anak ABG itu duduk-duduk sambil ngobrol dan merokok, melanjutkan pesta menyambut malam tahun baru 2015, malam tadi.

Postur adiknya itu kecil, tubuhnya kerempeng seakan tulang dibalut kulit saja. Mungkin ditiup angin puyuh, sudah melayang entah kemana. Boleh jadi sekedar dijewer pelanpun, mungkin sudah dirasakan sakit sekali.

Dengan penuh kesetanan, diseret paksa adiknya itu, yang sedang duduk-duduk bersama teman-temannya itu.Sambil berteriak, "Sini kau!!, kau merokok rupanya ya?!!!"

Lalu dengan kekuatan penuh dilayangkan telapak tangan kanannya ke wajah adiknya.Plak! Ditampar muka adiknya. Belum puas lalu ditendangnya dengan gaya tendangan ala Bruce Lee. Adiknya berlari kecil menghindar amukan abangnya. Melihatnya lari, dicopot sandalnya kemudian dilemparkan  (untung tidak kena). Suatu pertandingan yang benar-benar tidak seimbang.

Adiknya terus menghiba, dengan kata-kata "ampuuun bang, ampuuun....". Mendengar suara itu, bukan dihentikan siksaannya. Eh, malah semakin menjadi-jadi. Kalau saja aku seorang superhero, pasti sudah kulibas abangnya itu.

Aku ingin melerai mereka, tapi tak kuasa. Aku khawatir justru nanti aku yang kena bogem mentah dan tendangan ala Bruce Lee oleh laki-laki yang sedang dirasuki setan itu.

Kalau dilihat posturnya, sepertinya si abang itu pekerjaannya Satpam. atau mungkin juga seorang tentara. Atau pelatih fitnes. Bodinya sterek, alias dadanya mungkin bukan six pack lagi mungkin ten pack.

Gila, sekali lagi gila! Peristiwa itu menunjukkan bahwa "yang kuat" akan menindas "yang lemah", sekuat-kuatnya, sekeji-kejinya, apabila iman tak ada di dalam sanubari hati seorang manusia yang kebetulan diberi kekuasaan dan kekuatan..

Yaa Rabb, jauhkan aku dari sikap tak terpuji itu.

Wassalam,
SangPenging@T!