Adsense

Selasa, Maret 03, 2015

Ngecat Rumah

Sejak 19 Februari 2015 lalu, pas tahun baru Imlek, aku menyibukkan diri mengecat rumah warisan orangtuaku. Asyik bukan kepalang. Kunikmati betul, aktivitas mengecat itu. Sebab kupikir kalau tak kunikmati, maka mengecat akan terasa berat. Dan betul, karena kunikmati maka ngecat jadi ringan dan mengasyikkan.

Dimulai dari mengecat tembok teras, warna putih. Hari ini, selasa 3 Maret, tahap finishing. Besok mulai ngecat kusen pintu.

Kok dikerjakan sendiri? Maklum duit terbatas. Mumpung tenaga masih ada, tidak masalah, bukan? Kucat sendiri.

Orang lain mungkin berpikir (lebih tepatnya mencibir).. Ih rumah sih gede, tapi kok ngecat sendiri sih? ngirit apa pelit tuh?... No Problemo, terserah orang mau ngomong apa.

Aku jadi ingat, dulu Ibuku pernah bercerita. Begini kisahnya; Setiap sore Ibu waktu dulu, ketika tinggal di komplek IAIN Ciputat, rajin menyapu halaman rumah, sendiri. Melihat itu, ibu-ibu tetangga suka berkomentar, "Bu kok repot-repot nyapu sendiri, khan ada pembantu".

Mendengar komentar begitu, Ibu sering mengungkapkan kepadaku, "Lho rumah-rumah sendiri, mau nyapu sendiri ya gak masalah... "... Tambahan dariku, mungkin Ibu akan bilang begini," So what getoh loh!"... hehehe....

Intinya selama masih bisa ditangani sendiri, ngapain ngerepotin (nyusahin) orang lain! (meskipun itu pembantu RT, sendiri).

Wassalam,
SangPenging@T!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar