Ini yang kedua kali aku ditraktir makan siang oleh sahabatku. Sebut saja namanya Alay. Dia berbuat itu untuk memperlicin keinginannya supaya aku mau mengetik naskah perlawanan gugatan cerai dari istrinya. Ah, tapi kupikir ya tidak begitulah. Traktirannya kunilai sebagai penghargaan kepadaku, karena sudah mau menerima curahan uneg-unegnya tentang ulah istrinya.
Pernah kulihat istrinya beberapa tahun yang lalu. Cantik, tipe timur tengah. Mancung hidungnya. Berjilbab. Makanya dia ogah menceraikannya. Tetapi kalau kulihat dari surat gugatan cerai yang dikirim istrinya ke Pengadilan Agama, agaknya istrinya ngebet banget minta cerai dari si Alay.
Hidup begini rupanya. Ada yang minta kawin, eh nikah ada pula yang minta cerai.
Setahun yang lalu dia sudah cerita hubungannya dengan istrinya yang mulai memburuk. Dan sudah berulang kali pula, kunasehati dia supaya menceraikan istrinya saja! Lho, sadis amat saranku. Lha iyalah, ngapain mempertahankan perkawinan yang sudah retak. Toh kita kawin bukan karena kawin paksa zaman ala Siti Nurbaya. Atau kawin paksa karena kepergok sama hansip kampung.
Istri kita kita nikahi karena pilihan sendiri. Nah, jika dia sudah tidak enjoy hidup bersama kita, ngapain susah-susah mempertahankannya. Bukankah hidup perkawinan itu harus akur, saling menghargai, saling memberi kasih sayang. Tetapi kalau kasih sayang kita dibalas air tuba oleh pasangan kita, bagaimana? Ya, Lebih baik cari yang sudi menerima curahan cinta kita, cari yang lebih setia, dan kalau bisa cari yang lebih cantik, brO! hehehe...
Dia kurang senang rupanya dengan saranku itu. Ah, maafkan kawan. Tapi ya nyatanya begini hasilnya. Hari ini aku bertemu dengannya, dengan kabar yang kurang sedap.
Kasihan betul si Alay. Dan mudah-mudahan ujian yang menimpanya, tidak menimpaku. Bisa gawat aku kalo digugat cerai istriku. Lha wong, aku cinta banget sama dia.
Aku sarankan dia untuk shalat Istkharah. Semoga dari shalat itu, dia bisa diberi petunjuk-Nya, mana yang terbaik, cerai atau hidup akur seperti sedia kala bersama istrinya. Atau bahkan musti cari istri baru.
Wassalam,
SangPenging@T!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar