Baru saja para jamaah merasa terhibur oleh kisah dan tembang pembuka yang lucu yang disampaikan oleh sang ustadz di acara Peringatan Nuzulul Quran, pada malam tujuh belas Ramadhan 1436H (2015), di masjid dekat rumahku. Dan aku pun baru saja meletakkan tubuhku agar posisi duduk silaku lebih nikmat mendengarkan ceramah, eh tahu-tahu terdengar ucapan salam mengakhiri ceramah. Lho? apa ini sekedar trik dari sang penceramah agar, pendengar bilang "teruusss..."
Ternyata memang betul ceramahnya itu baru saja berakhir. Aku tertegun menatap heran wajah sang ustadz dan jam dinding masjid. Bolak-balik kepalaku antara dua obyek itu. Ya ternyata ceramah itu hanya sekitar lima belas menit sampai duapuluh menit. Apa-apaan ini? kok kayak kultum. Padahal ini ceramah peringatan hari besar. Yach paling tidak tiga puluh menit atau empat puluh menit. Atau bahkan maksimal satu jam deh.
Aku dekati ustadz itu dan bilang padanya, "Kok pendek amat tausyiahnya, Ustadz?"
"Iya, wah ini salah saya, saya betul-betul capek. Tadi malam saya ngobrol sampai jam tiga bersama Om yang baru saja tobat, dan lagi senang-senang ngobrol bab agama Islam. Sahur, subuhan.kemudian tidur sebentar, lalu memberikan kutbah Jumat di masjid di lingkungan RSJ Grogol. Setelah itu menjelang berbuka, ceramah di bukber Bank Mandiri di Pluit Juction. Praktis belum tidur yang cukup. Dan sekarang ini ngisi ceramah di sini."
Aku hanya bisa geleng-geleng kepala. Sebabnya ke tiga acara tersebut, pak ustadz bawa motor sendiri lagi. wow-wow, aku bisa merasakan betapa capeknya ini ustadz.
Akhirnya ketika ceramah Nuzulul Quran ini, isinya hanya pengulangan apa yang pernah disampaikannya di tempat yang sama (masjid dekat rumahku ini). Kebetulan dia memberi kultum seminggu yang lalu
Ketua panitia kulihat kecewa, begitu juga sebagian besar para jamaah.
Tapi untunglah ada ustadzah Mastia Lestaluhu, qoriah juara ke dua MTQ Nasional ke XXV 2014
yang membaca Quran pada acara tersebut. Suaranya merdu, melengking
tinggi, membuat para jamaah terpana mendengar lantunan swaranya. Subhanallah.
Apa yang bisa kuambil hikmahnya dari peristiwa ini? Tetaplah tampil maksimal walau jadwal padat. Jika tidak bisa maksimal, tolak saja permintaan untuk ceramah. Jangan sampai bikin pendengar (jamaah) kecewa!
Wassalam,
SangPenging@T!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar