Apa pula maksud judul tulisanku ini? Cuma satu kata "Kotak". Ya betul, hanya itu. Memangnya kenapa? Masalah buat lu? Nggak sih, cuma bikin penasaran aja gitu.
Ah, jangan lu-gue, lu-gue ah. Terdengar kurang sopan. Oh ya? Pakailah kata "Anda", "Saudara", "Sahabat" atau "Mas, Mbak", "Pak, Bu", kek? Iya ya betul juga kupikir, kata kau itu bah!
Kau ini mau nulis tentang band Kotak? Asyik juga nih sekali-kali membahas soal musik. Sorry, aku tidak ingin menulis tentang musik. Kalau mendengarkan musik rock band "Kotak" sih aku suka. Tapi nulis soal musik, ah aku kurang paham betul tentang musik. Takut nada-nadanya tidak harmonis, nanti tulisannya terdengar sumbang. Dan jika dibaca, dikhawatirkan bisa merusak rasa seni Anda. Hehe he...
Maksudku begini, kita ini tanpa terasa kadang berpikir dan bertindak seakan-akan berada dalam suatu kotak. Kotak suara? Oh, bukan.
Kita tanpa disadari sedang berada dalam suatu kotak cara berpikir. Cara memandang, merasa dan melihat. Dan manusia yang hebat adalah yang bisa menembus kotak-kotak itu. Yang kumaksud kotak adalah "kotak" imajiner. Kotak semu. Kotak bayangan cara berpikir, berperasaan. Lebih pasnya "Kotak cara Menilai".
Kotak yang terbentuk dalam benak pikiran dan perasaan kita adalah kotak yang disesuaikan dengan seberapa luas jangkauan pikiran yang ada di dalam kepala kita. Dan seberapa luas perasaan yang ada dalam hati kita.
Orang yang berpikir dalam kotak yang sempit. Membuat dunia ini serasa sempit. Menjepit. Tak bebas bergerak. Betapa menyiksanya.
Shalat dianggapnya menyita kebebasannya untuk menikmati waktu. Mengganggu keasyikan kerja. Perintah shalat subuh, dianggapnya mengganggu kenikmatan tidur di pagi hari nan sejuk. Sedekah dianggapnya hanya menguras isi kantongnya. Mendengarkan ceramah/tausyiah agama dirasa menyesakkan dadanya. Mereka menganggap berada dalam "kotak" Islam itu membelenggunya. Nauzubillah.
Padahal Islam itu ingin membebaskan umat manusia dari pengaruh jahat setan yang akan menjerumuskannya dalam "kotak" siksa neraka yang berkepanjangan tiada akhir.
Yuuk kita bongkar kotak-kotak yang menyekat cara berpikir dan berperasaan kita. Bebaskan diri kita dari kotak-kotak kemunafikan. Kotak kemusyrikan. Kotak cara berpikir sempit. Kotak iri, dengki.
Kotak-kotak itu semua hanya membatasi kita dari kebebasan berpikir. Apalagi kotak yang tertutup rapat. Hufh! hanya akan menutup rapat-rapat diri kita sendiri dari cahaya hidayah Ilahi.
Apabila kita mau dan mampu membongkar kotak-kotak itu, berarti kita sedang menuju jalan yang benar. Jalan pembebasan. Semoga Allah Swt memberi kekuatan kepada diri kita supaya sanggup membongkar bahkan mengenyahkan kotak-kotak belenggu itu!
Wassalam,
SangPenging@T!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar