Adsense

Rabu, Februari 13, 2013

Pembunuh

Setiap orang bisa dicap sebagai pembunuh. Minimal pernah membunuh makhluk lemah. Apa? Gue dibilang pembunuh? Ih, nggak gue banget gitu loh! (sambil bibir dimonyongkan). Eits, jangan buru-buru marah. Maksudku pembunuh nyamuk, lalat dan semut. Betul?

Aku dibuat terhenyak ketika membuka halaman facebook hari ini, rabu 13 februari 2013. Ada status di CNN yang memberitakan tentang nasib tragis pembunuh Osama bin Laden, anggota tentara elit US Navi SEAL. Dalam sebuah wawancara dengan majalah Esquire, sang penembak bertutur. Ia menembak tiga kali dahi pemimpin Al Qaeda itu dalam serangan Mei 2011, di kompleks Abbottabad, Pakistan.

Tetap dirahasiakan siapa saja para pembunuh itu. Namun mereka lambat laun mulai berkoar. Ada yang menulis buku . Ada pula yang minta pensiun awal, setelah bertugas selama 16 tahun d US Navi SEAL.

Dan ternyata kini prajurit "pahlawan" itu merasa hidupnya susah. Sebabnya, konon fasilitas pensiun hanya diberikan kepada mereka yang bertugas di Angkatan Laut setidak-tidaknya selama 20 tahun. Istrinya mengeluh, "Dia telah memberikan begitu banyak hal untuk negaranya, dan sekarang dia ditinggalkan dalam debu".

"Saya juga tidak merasa suami saya telah mendapatkan banyak untuk apa yang dia capai dalam kariernya," katanya. Ironisnya, hidup keluarganya lebih terjamin jika suaminya tewas dalam tugas. MasyaAllah.

Hidup keluarganya pun kini dihantui kecemasan tindakan balas dendam oleh orang-orang yang berpihak kepada Osama bin Laden, jika mengetahui siapa dirinya sebelum menjadi warga sipil biasa, seperti sekarang ini.

Yah, beginilah hidup. Ada saatnya dianggap sebagai pahlawan negara. Tetapi bukan tidak mungkin, suatu hari kelak diabaikan, terpinggirkan, tersingkir tak diperhatikan.

Bagai wayang yang dimainkan oleh dalang dalam pergelaran wayang. Ketika sudah tak punya peran, wayang segera dimasukkan kotak. Selesai!

Apakah memang manusia diciptakan untuk saling membunuh? Tidak! Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Bercocok tanam, berkarya, berkreasi dan bekerja. Lalu kok berperang, saling menembak dan membunuh? Ah, itu sih untuk mempertahankan kedaulatan bangsa dari serangan musuh. Dan menegakkan harga diri. Oh ya?

Namun ingat! Tetap kita harus berterima kasih kepada para pahlawan, pejuang dan tentara yang telah mempersembahkan jiwa raganya dalam memperjuangkan kemerdekaan negara kesatuan Republik Indonesia dari segala bentuk penjajahan. Semboyan dahsyatnya  "Merdeka atau Mati!". Tersirat dari semboyan itu, bahwa kita harus jadi pembunuh. Betul?

Dan kini, di zaman pembangunan, kita harus jadi "pembunuh" kemalasan, kemandekan berpikir dan keengganan berkreasi.

Merdeka!

Wassalam,
Sang Penging@T!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar