Adsense

Selasa, Januari 15, 2013

Sesuaikan Fokus Dengan Umur

Setiap ulang tahun, pasti lagunya "panjaang umurnya, panjaaang umurnya... panjaaaaang umurnya serta mulia, serta muliaaa...". Sebenarnya kita mau berumur sepanjang apa sih? delapan puluh tahun? sembilan puluh tahun? seratus tahun? seratus duapuluh tahun?

Umur Nabi hanya 62 tahun. Boleh jadi itu usia yang ideal untuk hidup di dunia ini. Atau kalau boleh menawar ya tambah dikit deh. Terdengar masih ada  yang ingin sampai 75 tahun. Ah, usia memang rahasia Tuhan. Selama badan masih sehat, otak belum pikun, usia panjang tidak masalah. Yang masalah itu sudah usia panjang, sakit-sakitan melulu. Bikin repot anak-anak, cucu bahkan menantu.

Hidup hendaknya punya fokus. Tanpa fokus hidup jadi tak terarah. Kalau usia kita golongkan menjadi puluhan. Maka sejak usia nol tahun sampai sepuluh tahun, itu adalah usia ketika kita masih dalam pengawasan orangtua.

Usia sepuluh sampai dua puluh tahun, masa kita mulai diberi kekuasaan untuk mengatur diri. Waktunya merasa jatuh cinta. Mulai dari cinta monyet, cinta matre sampai cinta murni. Fokusnya studi dan cinta.

Usia duapuluh hingga tigapuluh, saat mulai beranjak dewasa, fokusnya kepada macam-macam tujuan. Tergantung minat, cita-cita dan kemampuan kita. Baik itu kemampuan finansial ataupun kemampuan inteligensia.

Usia tiga puluh sampai empat puluh, saatnya meniti karir dan merajut bisnis, fokusnya kesuksesan dunia. Usia empatpuluh sampai limapuluh, fokusnya kenikmatan dunia. Nah, pada usia limapuluh tahun sampai enampuluh dan seterusnya, harus pandai memilih dan mimilah fokus perhatian hidup. Hendaknya fokus kepada akhirat harus lebih besar. Sebab usia kita siapa yang tahu tinggal berapa lama?

Boleh saja tetap mengurusi dunia di usia setengah abad. Tetapi harus diingat, fokuskan bekal untuk hidup di akhirat!

Wassalam,
SangPenging@T!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar