Adsense

Selasa, Januari 08, 2013

Kesabaran

Kata "sabar" baru kutahu maknanya yang sesungguhnya, beberapa hari belakangan ini. Selama ini kemana, memangnya? Ya sering sih mondar-mandir si "sabar" di depanku. Tapi tanpa kutahu apa makna yang tersirat dari kata "sabar" itu.

Mungkin faktor usia dan pengalaman hidup yang panjang, yang membuatku semakin mengerti dan paham betul apa itu yang dimaksud dengan "sabar". Konon sabar itu seluas langit tak bertepi (kata pak Quraish Shihab, lho). Jadi sabar itu tak ada batasnya dan tidak mungkin habis. Ah, bukannya kita sering mendengar orang marah sambil teriak, "Huh, kesabaranku sudah habis!"

Aku mendapat pelajaran yang berharga tentang "kesabaran" kemarin, Senin 7 Januari 2013. Motor bebekku Honda Astrea 800 keluaran pabrik th 1983 (si Jadul), ngadat. Ini disebabkan seminggu yang lalu si"Jadul" dibawa anakku, nekad menerabas banjir setinggi 35cm, lebih sedikit. Blebeg-blebeg, lalu mesinnya pun mati di tengah banjir, menjelang tengah malam, di jalan raya Kapuk. Akibatnya si Jadul bermalam di parkiran minimart SEVen-ELeven. Esok paginya dibawa ke bengkel motor "abal-abal" di pinggir jalan Terusan Bandengan. Ternyata servisnya asal-asalan. Maksudnya asal motor bisa hidup, beres!

Akibat servis asal-asalan itu, mesin motor suaranya merengek-rengek, seperti kambing mau disembelih. Menyiksa kuping. Tarikan mesin terasa berat. Bensinnya jadi boros!  Akhirnya kubawa si Jadul ke bengkel resmi Honda. Tiga bengkel resmi Honda kusambangi, namun penuh semua.

Setelah kupikir-pikir akhirnya kuputuskan diservis di bengkel Honda langganan yang di dekat rumah saja, meski penuh juga. Mau tidak mau aku harus menunggu giliran servis. Nah, pelajaran kesabaran yang kumaksud ini. Para montir itu, walau banyak pelanggan. Mereka bekerja dengan cekatan. Tenang dan sabar, tidak grusa-grusu. Dengan teliti karburator motor dibongkar dan dibersihkan. Kabel listrik motor dicek, dst.

Dan pelanggan pun menyadari, servis motor tidak bisa dikejar-kejar. Sebab jika diburu-buru hasil servis jadi asal-asalan, tidak maksimal. Karenanya kita jarang mendengar ada pelanggan yang berteriak,"Woi, servisnya cepatan dong!".

Nah, ternyata sabar itu menyejukkan. Kuncinya adalah kita tahu sama tahu. Artinya; pertama.) Montir tahu, harus dengan sabar dan teliti menyervis motor. Sabar bukan berarti dilambat-lambatkan. Mereka bekerja sesuai prosedur, menurut waktu yang sudah diperkirakannya. Tidak terpengaruh oleh raut muka ketidaksabaran pelanggan.

Kedua.) Kita sebagai pelanggan (konsumen) pun hendaknya tahu diri. Dan harus pandai memperkirakan waktu yang semestinya kita sediakan untuk menunggu antrian dan waktu yang dihabiskan untuk menunggu motor diservis hingga beres. Tanpa ini semua, mustahil kata "sabar" merasuk di sanubari kita. Tanpa kesabaran, yang ada hanyalah kita bolak-balik melihat jam tangan dan jam dinding di bengkel itu. Sambil terus ngedumel,"lama bener nih montir kerjanya!" Dampaknya bisa menaikkan tensi si montir.

Begitu juga ketika menghadapi suami, istri atau anak-anak. Wuh, kalau nggak sabar bisa hancur biduk rumah tangga. Menghadapi istri yang cerewetnya minta ampun. Menghadapi suami yang galaknya, lebih galak dari buldog. Atau menghadapi rengekan anak-anak yang tak kenal waktu, dan nggak mau tahu bahwa ini tanggal tua. Bikin kepala pusing tujuh keliling, kalau tidak dihadapi dengan "kesabaran". Betul?

Apalagi ketika menghadapi cobaan hidup dari Tuhan. Hmm, kalau tidak sabar bisa habis terbakar tubuh ini di dalam neraka! Kok bisa? Ya bisalah, apabila anda terkena musibah, lalu Anda marah-marah sama Tuhan. Bahkan sampai melontarkan sumpah serapah. Ih, berani nian kau! Kemarahan kita bisa menuai azab Ilahi.

Sesudah ditimpa musibah itu, lalu jadi malas shalat, malas ke masjid (ah, nggak ada masalah juga nggak ke masjid kok! Apalagi ada masalah? maaf bukannya menuduh loh, hehehe...). Ada masalah/musibah bukannya semakin tekun shalatnya, eh malah asyik terus merenungi nasib yang lagi dirundung sial. Akibatnya? Dengan Allah jadi semakin jauuuuh! Apalagi surga? wow tambah jauuuh dari harapan bisa memasukinya. Dan ingat, setan semakin senang melihat manusia macam ini! Jadi temannya di neraka!

Manusia hidup tidak mungkin tanpa masalah. Bahkan bisa jadi sejak dalam kandungan seorang bayi sudah menimbulkan masalah. Posisinya sungsang, misalkan. Kehamilan itu normalnya sembilan bulan lebih beberapa hari. Dan itu harus dijalani dengan kesabaran luar biasa oleh seorang (calon) ibu. Apa ada ibu yang nggak sabaran menunggu sembilan bulan. Lalu dia pergi ke dokter kandungan minta segera bayinya dilahirkan, padahal usia kandungan baru 6 bulan. Wah, apa kata dunia! eh, memangnya iklan bayar pajak?

Menghadapi permasalahan hidup dengan sabar jadi terasa betul nikmatnya, kalau kita ikhlas menjalaninya. Sambil terus berikhtiar meminta pertolongan kepada Allah. Caranya? dengan sabar dan shalat.

Dan ini sekaligus membuktikan bahwa; "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (QS: Al Baqarah 153)

Wassalam,
Sang Penging@T!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar