Adsense

Rabu, Januari 16, 2013

Angka-angka

Kadangkala angka-angka mampu berbicara, meskipun tanpa perlu ditambahi kata-kata. Angka 0 (nol) menunjukkan kosong tanpa prestasi. Nihil. Jika Anda dinyatakan sebagai juara Nomor Satu, itu menunjukkan Anda hebat!

Sebaris kalimat berisi untaian kata-kata. Dan sebelum menulis kalimat, kata-kata bisa dipilih oleh penulis. Tentulah akan dipilih kata-kata yang sanggup mewakili isi hati penulisnya. Demikian pula angka-angka pun bisa dimanipulasi sesuai keinginan hati pemilik angka (yang diberi wewenang) mengelola angka, asal masih masuk akal. Demi menyelaraskan antara pemasukan dan pengeluaran. Entah itu angka anggaran, angka penghasilan usaha atau angka apapun.

Tapi di zaman KPK punya taji, permainan angka selihai apapun bisa terlacak Buktinya tak sedikit mantan pejabat yang sudah masuk bui, dan yang mengantri untuk diselidiki tak juga berkurang. Mereka bermain angka rupiah. Mulai dari angka jutaan hingga milyaran rupiah. T e r l a l u...! (kata bang Haji Rhoma Irama).

Nama adalah bagian dari jati diri. Jati diri tanpa angka-angka, apalah artinya? Identitas diri membutuhkan angka-angka. Apalah artinya sebuah nama, Bejo (misalnya), jika tanpa angka-angka. Sederet angka-angka melekat pada diri yang bernama Bejo. Mulai dari angka-angka yang tertera pada akte kelahiran sampai nanti angka tanggal kematiannya yang tertulis di batu nisannya.

Berderet angka NIP (Nomor Induk Pegawai) pasti dia punya, jika Bejo jadi pegawai negeri atau Nomor Karyawan, jika jadi pekerja swasta. Angka-angka nomor anggota bermacam-macam organisasi yang dia masuki, tentulah dia punya. Dan paling tidak kalau dia terdaftar sebagai penduduk resmi suatu wilayah, dia punya angka nomor KTP.

Tanpa angka, apalagi tanpa KTP, seorang Bejo hanyalah manusia tanpa identitas yang tidak jelas. Rancu. Membingungkan. Seandainya dia terdampar di ibukota, kemudian dia tewas maka akan ditulis oleh redaksi media massa, sebagai "mayat tanpa identitas". Dan akhirnya Bejo hanya menjadi manusia yang merugi, bisa jadi tergolong manusia gelandangan.

Angka satu, dua dan tiga biasa kita temukan dalam kejuaraan apapun. Jika anak kita mampu meraih juara ke-satu dalam suatu lomba, tentulah ini membanggakan. Jika tak mampu meraih angka, sekalipun itu angka harapan (misalkan juara harapan ke-tiga), maka ini akan mengecewakan.

Berapa angka dosa-dosa kita selama ini? tak ada yang tahu, siapapun itu manusianya. Termasuk aku yang menulis artikel ini. Karena perbuatan dosa kadang dikerjakan tanpa disadari bahwa itu sesungguhnya berdosa. Sehingga manusia sering alpa mencatat dosa yang sudah dilakukannya. Atau memang sengaja enggan mencatatnya. Dengan harapan dosanya keciiil, dan ringan tatkala dihisab di hari pembalasan nanti.

Tapi ingat, sekecil apapun dosa yang kita lakukan, akan dicatat  secara detail oleh malaikat Atid, malaikat pencatat dosa. Angka-angkanya tidak dimanipulasinya. Misalkan kita bikin dosa lima, lalu ditulis enam (dilebihkannya) atau ditulis dua(dikurangi angkanya). Malaikat itu makhluk Tuhan yang jujur dan patuh.

Berapa "angka" pahala yang sudah kita kumpulkan? Pun tak ada yang tahu pasti jumlahnya. Yang jelas ada dalam catatan detil pada catatannya malaikat Rakib

Yuuk kumpulkan pahala sebanyak yang kita mampu. Jangan berlomba mengumpulkan dosa!

Wassalam,
SangPenging@T!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar