Adsense

Kamis, Januari 10, 2013

Perbedaan

Baru-baru ini dunia perfilman dihebohkan oleh film "Cinta Tapi Beda". Sebuah film yang diangkat dari tulisan di blogspotnya Dwitasari. Blogpot miliknya memiliki tingkat kunjungan yang luar biasa. Waktu film itu dibikin dan diedarkan, blogspotnya sudah dibaca oleh 2,9 juta. Salah satu tulisan di blog itu rupanya yang membuat Hanung Bramantyo tertarik untuk dibuatkan film Cinta Tapi Beda. Dan penyutradaraannya diserahkan kepada Hestu Saputera.

Aku mau bicara tentang blogspot Dwitasari dulu. Ck, ck, ck... aku harus berdecak kagum ketika berhasil menemukan blogspotnya di Google. Gile bener! kupikir ini blogspot luar biasa. Bahkan ketika artikel ini kutulis sudah mencapai tingkat pembaca yang ke 3 juta koma sekian. Mungkin karena corak tulisannya yang beraroma "cinta", sehingga banyak remaja membacanya atau mungkin juga lelaki dan perempuan yang sedang dilanda puber kedua menyukai tulisan-tulisan Dwitasari. Tapi aku belum tahu percis, apakah ini nama dia sebenarnya atau nama samaran?

Dibandingkan dengan aku, jauuuhlah. Maksudnya dalam perbandingan tingkatan pembaca blogspot. Kalau blogspotnya sudah mencapai pembaca diatas 3juta. Sedangkan blogpotku belum mencapai 3ribu pembaca (paling tidak saat artikel ini kutulis, Kamis, 10 Januari 2013). Padahal aku sudah berkecimpung di blogspot sejak tahun 2008, Dwitasari baru mulai tahun 2010. Luar biasa dia! Kuakui dia pandai merangkai kata-kata menjadi sebaris kalimat yang enak dibaca.

Tapi kalau soal teratas ketika Anda meng-klik namanya. Aku tida merasa kalah sama dia. Mau bukti? Boleh, coba ketik nama "m fajar irianto" di Google, lalu klik mouse Anda atau tekan tombol enter. Hmm... mudah-mudahan masih yang teratas dari hasil pencarian mesin Google.

Sekarang mengenai isi tulisan-tulisannya. Selain cinta, ada juga soal sepakbola yang diangkat sebagai tema tulisannya. Dan diantara tulisannya ada yang membuat hatiku terbakar, yaitu kalau dia sedang berbicara (menulis) tentang Tuhan dan agama. Dari aroma tulisannuya (tentang agama dan cinta) tercium bau tak sedap dihidungku. Tulisannya sangat cair. Dia bilang Tuhan itu satu, hanya penyebutannya saja yang berbeda. Tapi tetap saja maksudnya satu. Ah, sok tahu dikau, Dwita!

Lalu mengenai agama, dia bilang agama itukan menebar kasih sayang, cinta kasih. Lalu kenapa saling menjelek-jelekkan antar pemeluk agama. Bahkan sampai meneror, dan harus jadi teroris. Dan kawin beda agama, mengapa dipersoalkan. Toh kita hidup di alam Indonesia, yang menjunjung semboyan Bhineka Tunggal Ika. Biarkan saja!

Film itu pada akhirnya ditarik dari peredaran setelah komunitas Minangkabau protes keras. Masak orang minang yang kental agama Islamnya, dicairkan dengan cara menokohkan peran wanita asal minang yang beragama Katolik yang sedang jatuh cinta dengan cowok jawa beragama Islam. Ada-ada saja. Ya, memang bisa saja itu ada dalam kehidupan nyata. Tapi itu untuk kalangan keluarga yang tidak kokoh sendi agamanya.

Bahkan kalau kita cermati, ada keluarga yang bangga mengatakan bahwa keluarganya menerapkan azas Bhineka Tunggal Ika. Artinya, ada menantu yang beragama Islam, ada yang Kristen, ada yang Katolik. Mereka berprinsip semua agama baik kok. Tanda-tanda zaman edan. Masya Allah.

Terus terang waktu SMA dulu, aku nyaris jatuh cinta dengan cewek manis yang beda agama. Pernah pula nyaris merajut cinta dengan beda etnis. Tapi buru-buru kukatakan TIDAK! Karena sudah kuperkirakan bakal menuai onak di kemudian hari. Dan terbukti kini, hidup berumah tangga yang seagama saja musti berhadapan dengan berbagai perbedaan selera, antara suami dan istri. Istriku senang musik dangdut. Aku suka musik Rock! Apalagi ini perbedaan agama. Makanya kunasehatkan kepada anak-anak remaja (ABG) yang sedang jatuh cinta. Carilah yang seagama. Ok, mas Bro?

Sebelum mengatakan cinta, selidiki dulu apa agamanya tuh cewek/cowok! Kalau sudah tahu beda agama, segera PUTUSKAN (maksudnya putusin sinyal cinta kalian!) jangan coba-coba untuk memaksakan cinta tapi beda. Sungguh sangat riskan.Sebab kalau terus dilanjutkan hanya tiga pilihannya, satu.) kalau tidak kekasihmu yang masuk Islam, dua.) kau yang murtad! Atau pilihan yang; ketiga.), akhirnya kawin di catatan sipil, dengan tetap memeluk agama masing-masing. Kemudian setelah punya anak, siap bersitegang deh, saling mempengaruhi anak untuk memeluk agama papanya atau mamanya. Kasihan anak-anak.

Ingat ini kawan, "Laakum dinukum waliyadin" (QS Al kafiiruun: 6) yang artinya "Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku". Nah itu resep jitu yang disampaikan Allah kepada kita, kaum muslimin.Tuhan itu satu, dan hanya Allah. Bukan yang lain (walau beda nama/sebutan atau panggilan)! The one and only, Allah Swt. Oke?

Wahai anak muda, jangan paksakan untuk jatuh Cinta tapi Beda agama. Nanti bisa rusak keimananmu!

Wassalam,
SangPenging@T

Tidak ada komentar:

Posting Komentar