Adsense

Sabtu, Desember 31, 2016

Detik-detik Menjelang Tahun 2017

Tulisan ini aku buat pukul 23.36 berarti beberapa menit lagi tahun 2016 akan aku tinggalkan. Dan segera aku masuki tahun 2017.

Banyak impian dan cita-cita yang belum terwujud. Aku berharap di tahun 2017 inilah aku bertekad akan mewujudkannya.

Hari ini kegiatanku ke tukang service radiator. Air cadangan radiator selalu habis. Begitu ketemu ahlinya, maka ketahuanlah penyebabnya. ternyata ada kebocoran di pipa air yang ke mesin. Tadinya tukangnya yang akan membeli selang itu. Tapi aku menyarankan aku saja yang beli dan dia setuju. Akhirnya aku dan anakku yang berangkat ke toko sparepart untuk membelinya.

Murah harganya hanya Rp 20.000,-. Ongkos servis dia minta hanya Rp 50.000,- Siip dan myHyundai meluncur kembali tanpa hambatan radiator bocor.

Lalu di rumah sudah menunggu teknisi Indiehome. Internetku bermasalah nggak mau connect. Dia periksa ternyata modem baru belum disetting ulang.

Belum lama ini tanggal 21 Desember kemarin, kabel telpon coax diganti dengan kabel fiber optik. Dan kini internetan lancar kembali. Alhamdulillah.

Setelah beres urusan. Aku istriku dan 2 anakku meluncur ke Pondok Indah Mal. Tujuannya ke Mi Udon. Istriku mentraktir kami. Wow! maknyus. Lezaaat.

Habis dari PIM meluncur ke Bintaro Jaya Exchange. Tujuannya membeli sepatu Tania. Dapat sepatu cantik dia.

Rencana ingin menghabiskan malam tahun baru di Bintaro Jaya Exchange batal. Kami harus pulang karena si Sulung ada janji dengan pacarnya.

Aku menulis ini di luar rumah terdengar dentuman mercon malam tahun baru bertubi-tubi. Aku sekali-kali ke teras untuk melihat aneka kembang api. Sungguh indah langit di malam tahun baru ini.

Ketika kuakhiri tulisan ini jam menunjukkan pukul 23.56... empat menit lagi tahun baru.... 2017 cihuiiiiii.....!!!


Selamat tahun baru kawan. Semoga tahun ini rezeki kita lancar dan cita-cita tercapai. Aamiin.

Wassalam,
sangPenging@T

Jumat, Desember 23, 2016

Editor

Aku menikmati betul tugas sebagai editor. Aku sudah beberapa bulan terakhir ini, aku menjadi editor bukuku yang pertama yang sudah diterbitkan.

Aku menjadi kritikus yang amat sangat kritis. Lebih pasnya menjadi algojo terhadap bukuku sendiri. Sebelum dibantai oleh orang yang melihat bukuku dari mata kritis. Alangkah baiknya aku yang mengkritiknya sendiri dulu.

Akibatnya apa? Untuk edisi yang akan aku terbitkan, edisi ke-5 ini, aku harus betul-betul memastikan sajian buku IKLAN Dari LANGIT sudah sempurna. Ya dari segi bahasa, ya dari segi desain iklannya.

Dan akhirnya sampai tulisan ini dibuat aku masih melanjutkan perbaikannya. Kemarin, kamis 22 desember, aku sudah mengambil proof cetakan yang terbaru. Ternyata masih saja ada yang perlu direvisi lagi. Istilahnya masih harus dipoles lagi sedikit. Agar bukuku itu terlihat semakin kinclong (cemerlang).

Nah, mudah-mudahan ini sentuhan (editan) yang terakhir. Sehingga hari selasa, aku sudah bisa menyerahkan ke percetakan.

wassalam,
sangPenging@T

Jumat, Desember 16, 2016

Membaca Kilat

Tumben benar-benar tumben aku bisa menyelesaikan pembacaan novel "Ayah" karya Andria Hirata dengan cepat. Ini memecahkan rekorku sendiri. 12 hari aku bisa merampungkan pembacaan novel tersebut.

Kok bisa memecahkan rekord sih? Ya iya, karena biasanya aku paling malas untuk menyelesaikan bacaan buru-buru. Menunda-nunda, itulah biang kerok mengapa aku kalo baca lama. Nah aku sekarang ingin membasmi kebiasaan baca lama.

Ternyata kalau sudah tahu strategi membaca cepat, maka buku setebal apapun tidak jadi masalah. Pokoknya begitu buka, langsung baca. Titik!

Kemudian tumbuhkan tekad harus menyelesaikan pembacaan buku tersebut sampai tuntas.

Jangan cepat-cepat menilai bahwa suatu buku jelek. Padahal baru baca daftar isi, atau baca bab satu, atau lebih parahnya baru lihat covernya. Wow! janganlah begitu.

Membaca adalah jendela ilmu pengetahuan yang bisa dibuka oleh siapapun yang mau mereguk suatu ilmu. Yang penting tumbuhkan passion. Tumbuhkan rasa ingin selalu menambah pengetahuan.

wassalam,
sangPenging@T

Jumat, Desember 09, 2016

Menulis Dua Buku Sekaligus, Bisa?

Bukuku yang  pertama sudah terbit. Judulnya IKLAN DARI LANGIT. Tetapi sampai sekarang belum ada di toko buku. Kenapa? Karena untuk menerbitkan buku sampai bisa tersedia di toko buku ternama, prosesnya tidak semudah yang kukira.

Buku yang pertama, aku tulis cukup lama. Sejak tahun 2012, dan baru selesai tahun ini 2016. Namun sampai kini masih terus ada revisi. Aku masih belum puas. Nah untungnya di era percetakan digital ini aku bisa cetak proof cukup satu buku. Tidak musti cetak seribu buku atau lebih. Karena itu bukan cetakan offset.

Oleh karena aku bisa dengan mudah mengganti desain iklan-iklan dari langit. Sesukaku, seenakku. Yes! Untuk sementara aku jadi kritikus yang cerewet untuk bukuku sendiri.

Dan kini ketika buku pertama (Iklan dari Langit) sudah aku rasa sempurna, aku segera bergerak cepat untuk melahirkan buku kedua dan ketiga. Lho? Iya untuk menuntaskan "hasrat"ku ingin jadi penulis produktif, maka aku tidak boleh terpaku pada satu karya.

Aku akan coba langsung menulis dua buku. Bisakah? Aku sendiri ragu, tapi yakin bisa. Aku sudah bertekad tidak ingin dipusingkan oleh ilustrasi dan desain di buku yang kedua dan ketiga ini. Fokusnya adalah tulisan, tulisan dan tulisan thok!

Judulnya apa? Hmmm masih kurahasiakan. Tapi sebetulnya tidak rahasia juga sih. Bagi pembaca yang pernah membaca statusku beberapa bulan yang lalu, pasti tahu judulnya. Sebab judulnya pernah kusinggung di status facebook-ku.

Mudah-mudahan bisa kuselesaikan tidak sampai setahun.

Wassalam,
sangPenging@T

Selasa, Desember 06, 2016

Beli Buku

Aku dan istriku punya prioritas yang berbeda ketika harus membeli sesuatu. Ada yang tanpa pikir panjang. Pokoknya hati senang, beli.

Urusan perhiasan emas dia nomor satu. Ada duit, yang utama dibeli emas. Tapi berhubung duit, lagi-lagi duit terbatas maka bukan emas yang dibeli tapi beras.

Dan aku? Untuk urusan buku jelas nomor satu. Masuk toko buku, ada duit, maka ketika mata lihat buku bagus. Langsung aku sambar. Kalau perlu borong sekaligus dua. Bahkan pernah lima buku aku beli sekali masuk toko buku Gramedia. Istriku geleng-geleng kepalanya melihat sikapku.

Tidak jarang buku yang kubeli masih terbungkus plastik, sudah tahunan berlalu. Belum aku sentuh, belum aku baca. Wow! sayang sekali.

Tapi aku bertekad harus aku baca semua buku yang sudah kubeli atau diberi seseorang.

Bapakku ketika meninggal mewarisi banyak buku. Kebanyakan buku agama Islam. Aku jadi suka buku tentang agama Islam. Alhasil, aku bisa menelurkan buku motivasi islami. Baru satu sih. Judulnya IKLAN dari LANGIT. Alhamdulillah.

Dan kemarin hari sabtu, 3 desember aku dan istriku ke Daan mogot mall. Dia punya gaji, karena jadi guru. Kali ini dia ingin beli emas, hasil dari jerih payahnya sendiri. Setelah mencoba berbagai cincin, akhirnya dia dapatkan cincin yang dia idam-idamkan modelnya. Aku bangga padanya.

Habis dari toko emas, kami ke toko buku Gramedia. Aku nggak mau kalah. Kali ini aku borong dua buku. Satu buku buah karya Andria Hirata judulnya "Ayah". Satunya lagi "Jiwa yang Lapang" karya AK.

Itulah kami. Istriku suka emas, tapi tidak suka buku. Sementara aku suka buku, kurang suka emas.

Wassalam,
sangPenging@T

Senin, Desember 05, 2016

Gaya Hidup Seperti Orang Kaya

Wuihhh nikmat betul ternyata. Tunjuk itu, beli. Tunjuk ini, beli. Wow! Enak juga ya sehari jadi orang kaya. Ah, apa begitu sih gaya hidup orang kaya. Tak tahulah awak. Mungkin paling tidak ya begitulah.

Pasanganku senang dengan sikapku seperti itu. Ya, aku sedang mencoba untuk menyenangkan hatinya. Nyatanya ya senang dia. Istriku, I love you.

Tapi gaya itu ternyata hanya bisa satu hari. Mengapa? Karena isi dompet langsung terkuras habis.

Syukuri rezeki yang diberikan Allah kepadamu. Ya, aku bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah kepadaku.

Alhamdulillah...

Wassalam,
sangPenging@T

Senin, November 28, 2016

Anakku Aku Tantang untuk Menyetir Mobil di Jalan Tol

Sudah sekian lama aku memendam rasa gemas kepada anakku yang pertama. Melihat saudara-saudaranya seusianya sudah bisa bawa mobil orangtuanya. Kok ini Tiar belum juga berani? Itulah pertanyaan yang menggantung di benak pikiranku.

Nah tadi malam, malam senin. Tanggal 27 november 2016. Adalah hari bersejarah baginya pribadi. Betapa tidak itulah hari pertamanya aku percayakan padanya untuk menyetir mobil sedan Hyundai di jalan tol.

Aku dan ananku pergi ke daerah Rempoa, untuk menjemput ibunya (istriku) yang baru pulang dari mudik ke Balapusuh. Ibunya pergi ke kampung bersama kakak dan adiknya. Berangkat dan turun di rumahnya Mbak Elli di Rempoa.

Rasa ragu aku usir jauh-jauh dari diriku. Dan aku mulai alirkan rasa "percaya diri bisa bawa mobil" kepada anakku. Masuk pintu tol Cengkareng, lalu aku pinggirkan mobil aku dan anakku tukar posisi. Aku duduk di samping kemudi. Dan kemudipun dipegangnya. Dengan mengucapkan "Bismillahirrohmanirrohim...".. greeenng... Tiar memasukkan persnelling ke D lalu kakinya menakan pedal gas. Bruuuuummm... sedan melaju kencang di jalan tol.

Tiar merasa happy. "Pak, ini sudah di angka 100 km/jam"... ujarnya.

"Hheehh kurangi kecepatannya, jangan nafsu gitu, hati-hati," kataku.

Keluar pintu tol di jalan Veteran. Dia ingin menyerahkan kemudi ke tanganku. Aku bilang, sudah teruskan. Jalan mulai ramai, ada motor berseliweran. Kulihat keringatnya mulai bercucuran. Dia mulai tegang. Aku berusaha merasa santai. Meski agak tegang juga. Tetapi aku harus menumbuhkan keberaniannya.

Akhirnya sampai juga di tempat tujuan dengan selamat. Rumahnya mbak Elli dan mas Syamsuddin. Aku mengucap, "Alhamdulillah..."

Sayang ketika pulang, ibunya belum mempercayakan dia bawa mobil. Ya, sudahlah. Akhirnya aku yang bawa mobil.

Mudah-mudahan dengan berjalannya waktu. Istriku bisa percaya dengan kemampuan Tiar untuk setir mobil sendiri.

wassalam,
sangPenging@T

Senin, November 14, 2016

Baju Bekas

Pak Madi, seorang tua yang rajin shalat dan hidup sederhana, menghampiriku selepas shalat Isya. Dia minta baju bekas. Katanya bajunya basah akibat kebanjiran karena hujan turun deras tadi sore dan kemarin siang.

Aku mengangguk mengiyakan permintaannya. Aku suruh dia datang ke rumahku, kapan-kapan.

Eh, baru saja melepas baju koko. Terdengar pintu diketuk. Pak Madi sudah muncul di depan rumahku. Rupanya dia menagih janjiku yang baru kuucapkan tadi di masjid.

Aku cari di tempat penyimpanan baju, dan kutemukan beberapa baju bekas yang layak pakai. Kemudian Tiar, anak sulungku mengeluarkan satu box baju-bajunya yang sudah tak dipakainya lagi untuk diserahkan kepada Pak Madi.

Lalu istriku memberinya sejumlah uang sebagai sedekah.

Airmukanya menunjukkan kegembiraan. Senyum di bibirnya tak lepas. Dia mengucap syukur sembari mendo'akan kami sekeluarga.

Kami kompak meng-amin-kan doanya Pak Madi.

Tak berapa lama kemudian, giliran aku mendapat baju koko dan baju peninggalan saudara sepupuku Oki. Kemarin saat peringatan 100 hari meninggalnya Oki, aku dan keluarga Eyang Poerwomiharjo hadir di rumah tante Trusti (ibunda Oki).Aku dipersilahkan memilih jas, baju dan baju koko yang masih apik peninggalan Oki. Wow! Terima kasih tante.

Permintaanya supaya baju kokonya Oki aku pakai untuk ke masjid. Oki tentu senang, kata tante. Dan tadi pagi subuhan di masjid aku pakai kokonya Oki.

Selesai shalat subuh. Aku dihampiri dan disalami pak Madi sebelum dia pamit keluar masjid. Dan dia berkata dan mendoakan, "ini bajunya Tiar, semoga berkah dan tambah sukses dia". Wow! tak kuduga dia pun subuhan pagi ini rupanya memakai baju batik lengan panjang pemberian anakku. Sungguh aku tak mengira kalau itu dulu baju batiknya Tiar.

Dan tadi ketika shalat aku dapat ide untuk bukuku yang kedua dengan tema yang kuanggap bakal relevan sampai nanti.

wassalam,
sangPengingat








Portable Amply Speaker

Sabtu, 12 November 2016. Aku pergi ke Glodok. Rencana lihat-lihat dulu portable amply speaker (PA+S), siapa tahu ada yang lebih murah dari yang kulihat tempo hari di Pondok Indah Mal (PIM).

Mutar-mutar pertokoan, akhirnya kutemukan PA+S yang sesuai dengan keinginan dan isi kantong. Merknya Ashley. Padahal tadi di rumah sebelum berangkat aku sudah niat cari merek Krezt. Tapi yang kucari kok tidak terlihat di jejeran speaker yang di panjang di pertokoan khusus elektronik itu. Aku hanya menemukan satu toko yang memajang produk Krezt itu. Entah mengapa.

Aku mencari yang bisa merekam ke usb. Alhamdulillah menemukannya. Dan harganya beda jauh dengan yang di PIM. Aku beli yang ukuran 12 ohm.

Suaranya bagus dan sesuai harapan. Maksudnya sesuailah dengan harga sekitar dua jutaan.

Sampai di rumah langsung aku test. Mantap.

Ternyata untuk tampil percaya di panggung, memang harus latihan yang baik. Dan PA+S itu bisa menjadi sarana latihan yang baik. Mudah-mudahan dengan begitu nanti ketika tampil di depan audiens aku bisa lebih bagus lagi. Terutama bisa lebih menginspirasi lagi. Mantap!

wassalam,
sangPengingat

Senin, Oktober 10, 2016

Launching Buku IKLAN dari LANGIT di Arisan Ibu-ibu RT 004/RW 03 Kel. Ked. Kaliangke

Senangnya bukan main bukuku laris manis, ketika launching di acara arisan Ibu-ibu RT 004/RW 03 Kelurahan Kedaung Kaliangke, Jakarta Barat.

Mereka antusias mendengar kisah pembuatan buku itu.

Berikut ini foto-fotonya;





Terima kasih sudah membeli buku saya.  Ibu-ibu, membeli buku itu suatu investasi. Dan membeli buku itu penting. Tetapi jauh lebih penting adalah membacanya sampai tuntas. Sehingga bisa dirasakan manfaatnya.

Wassalam,
sangPenging@T

Senin, Oktober 03, 2016

Cetakan Pertama, Edisi Tahap ke-3 Buku "IKLAN dari LANGIT" Siap Naik Cetak

Beberapa hari sebelum hari ini Sabtu 1 Oktober, istriku menantangku untuk mengisi jadwal pengajian di acara arisan ibu-ibu RT 004/RW03 pada hari Sabtu depan (8 Oktober 2016). RT tersebut adalah RT tempat kami tinggal.

Istriku bilang bahwa arisan rutin bulanan, di bulan Oktober ini akan diadakan di rumah kami. Oh ya? Terus terang aku agak ragu menerima tantangannya. Kira-kira setahun yang lalu, aku pernah mengisi pengajian di acara itu. Itu kesempatan yang pertama, aku berceramah di depan ibu-ibu.

Ketika masih dalam keraguan untuk meng-iya-kan atau menolak, istriku langsung melontarkan kata-kata bernada menyemangati, "Ayo, isi pak pengajian di arisan  RT. Ini kesempatan lho untuk mempromosikan buku bapak 'Iklan dari Langit' itu!"

"Ok deh," jawabku.

Dan Sabtu pagi ini (1 Oktober 2016) ketika aku asyik mengoreksi tahap terakhir isi buku Iklan dari Langit sebelum naik cetak. Aku mendengar istriku berbincang via telepon dengan Ibu Zainal, ketua Perkumpulan Arisan Ibu-ibu RT 004/RW03. Istriku dengan yakin memastikan bahwa suaminya (aku) jadi mengisi acara pengajian di arisan tanggal 8 Oktober. Dia bilang akan ada promosi buku tulisanku.

Nguping perbincang istriku itu pikiranku jadi tersentak "Wow!". Wah, ini nggak main-main, aku terpaksa harus ngebut mengoreksi dan merevisi (yang perlu direvisi) bukuku itu. Hari itu juga harus selesai. Dan sebelum jam 4 sore harus segera dikirim file pdf-nya pakai USB via JNE ke pihak penerbit di daerah Ciawi.

Ibaratnya tadi jalan-jalan santai kini aku harus segera lari sprint, dalam mengoreksi bukuku. Aku temukan ternyata ada satu iklan yang harus aku perbaiki ilustrasinya. Yaitu iklan dengan judul headline "Bersama Kesulitan ada Kemudahan". Aku tancap gas ke masjid Darul Muttaqin. Untuk memotret tali yang sedang teronggok di halaman masjid. Tali itu dipakai untuk mengikat pohon tua yang akan ditebang oleh dinas pertamanan dari Kelurahan Kedaung Kaliangke (atau mungkin dari Kotamadya Jakarta Barat). Aku tidak tahu pasti siapa yang menebang pohon tua tinggi sejenis pohon kelapa botol.

Waduh, padahal waktunya sudah sempit. Tapi aku tak ingin berkompromi dengan ilustrasi iklan itu. Aku nggak ingin apabila buku sudah jadi, lalu iklan itu kurang sreg di hatiku.

Alhamdulillah, akhirnya selesai juga revisinya iklan itu. Hatiku puas. Setelah aku periksa ulang, tidak kutemukan kekeliruan. Yes! segera aku copy ke USB. Lalu aku tancap gas pakai motor jadul Honda astrea 800 ke JNE. Jam satu siang file sdh diterima JNE. Aku minta dikirim kilat yang sehari sampai. Ongkosnya Rp 18.000,-

Lalu aku sms ke pak Catur dari Penerbit Halaman Moeka, semoga hari Jumat cetakan buku sudah sampai ke tanganku. Sehingga aku bisa promo di acara arisan ibu-ibu RT 004/RW03.

Wassalam,
sangPenging@T

Senin, September 26, 2016

Sudah Tuntaskah Revisinya?

Hmmm... ternyata masih ada yang bisa direvisi. Luar biasa. baru kali ini aku merasakan nikmatnya bikin buku. Revisi berulang-kali. Ya karena memang harus direvisi sih.

Memangnya kalau tidak direvisi kenapa? ya nggak papa. Tapi ketika aku buka lagi buku IKLAN dari LANGIT aku merasa masih ada yang bisa diperbaiki, direvisi. Ya desain iklannya dan artikel naskahnya. Betul-betul melelahkan, tapi aku nikmati.

Aku sekadar berusaha semaksimal yang aku mampu. Tujuannya agar kepada siapapun yang kelak membeli bukuku itu, merasa PUAS! alias TIDAK KECEWA.

Dalam buku itu ada iklan dan artikel naskahnya. Makanya dalam proses pembuatannya, aku musti mendesain iklan dan menulis artikelnya yakni dari bab Pendahuluan, bab1 sampai bab 4 lalu bab Penutup.

Kemudian aku musti menyiapkan desain iklan yang jumlahnya ada 165! wow, sangat mengasyikkan. Untuk memvisualkan ide yang berasal dari ayat-ayat Al-Qur'an, ternyata tidak semudah yang kuperkirakan.

Nah, semoga saja sekali lagi semoga hari ini revisi yang terakhir. Tadi pagi sebelum berangkat ke kantor aku merivisi judul-judul iklan di halaman Daftar Isi. Baru sampai judul iklan no 100, berhubung harus berangkat ke kantor. Makanya akan kulanjutkan pemeriksaan nama-nama judul iklan, nanti sepulang aku dari kantor.

Wassalam,
sangPenging@T

Selasa, September 20, 2016

Hari ini betul-betul finalkah revisi myBook?

Tadi malam aku tenggelam dalam perbaikan buku Iklan dari Langit-ku. Sebelum berangkat tidur hasratku menggebu-gebu untuk membuka komputer. Akhirnya aku pergi ke ruang kerjaku. Aku hidupkan komputer dan lalu membuka file myBook IKLAN dari LANGIT.

Setelah kubaca, ternyata masih ada yang bisa aku percantik desain iklannya.

Tadi sehabis shalat Dhuhur, aku menuliskan sebaris kalimat untuk merevisi kalimat di bab 3 yang aku merasa kurang pas di hati (sreg). Idenya sih kudapat ketika shalat Dhuhur. Wah shalatnya khusyuk nggak ya?

Ingin cepat-cepat pulang ke rumah rasanya, dan segera merevisi buku Iklan dari Langit. Mudah-mudahan sekali lagi mudah-mudahan ini revisi yang terakhir.

Wassalam,
sangPenging@T

Senin, September 19, 2016

Revisi MyBook Sebelum Cetakan ke-3

Hari-hari belakangan ini aku asyik mengedit buku pertamaku IKLAN Dari LANGIT. Hampir setiap pulang dari kantor, langsung aku menuju ruang kerja. Hidupkan komputer, lalu tenggelam dalam keasyikan mengedit iklan-iklan yang kuanggap masih bisa ditampilkan sebaik mungkin.

Baik disini artinya tampilan iklannya mengandung unsur kreatif tingkat tinggi. Hmm, semacam karya dari creative director kelas dunia. Bukan karya iklan yang mediocre.

Andalanku dalam merevisi adalah bimbingan dari Tuhan. Sehabis shalat, terutama sehabis shalat tahajud aku selalu memanjatkan doa agar aku diberikan ide-ide yang cemerlang dalam pembuatan desain iklan yang akan aku tampilkan di bukuku itu.

Alhamdulillah, selalu aku diberi-Nya ide. Ada saja yang kutemukan iklan-iklan yang bisa aku revisi. Entah itu gambarnya atau kalimat headlinenya.

Dan mudah-mudahan hari ini Senin, 19 September 2016 adalah revisi yang terakhir. Sehingga Senin depan aku bisa mengirimkan file final dalam bentuk pdf ke penerbit Halaman Moeka. Seperti biasa aku cetak dalam jumlah kecil dulu. Hanya 20 buku.

Sesudah itu mudah-mudahan tidak ada lagi revisi, baru aku berani cetak 1000, 2000, 3000 setiap kali diterbitkan.

Wassalam,
sangPenging@T
penulis buku Iklan dari Langit

Jumat, September 16, 2016

Facebook

Aku pikir-pikir menulis status di facebook sekarang kok jadi kurang asyik ya? Apa karena nggak ada yang nge-like (kasih jempol) atau sedikit yang kasih komentar. Tak tahulah aku.

Aku lagi putar otak mainkan logika. Daripada capek-capek nulis status di facebook. Gak ada komentar. Rasanya seperti sayur tanpa garam. Hambar.

Lalu aku berpikir, rasa-rasanya lebih enak menulis di blog deh. Mau ditanggapi atau tidak tulisan aku, aku bersikap "sebodo teuing".

Oke deh kalo begitu, sepertinya mulai hari ini aku akan lebih sering menuangkan uneg-uneg di kepalaku di blogku ini.

Wassalam,
sangPenging@T

Sabtu, September 03, 2016

Mempercantik Cover MyBook IKLAN DARI LANGIT

Nah, sekarang aku sudah puas dengan tampilan cover bukuku Iklan dari Langit. Masalah selera "taste of design" itu ada perbedaan antara satu orang dengan orang lainnya. Kemarin, 2 September 2016, pagi sebelum aku berangkat ke kantorku, aku asyik di depan layar komputer. Sibuk merancang desain cover mybook. Ya, tepatnya sih revisi desain.

Aku sebagai desainer grafis melihat tampilan kedua cover buku Iklan dari Langit, di hatiku masih ada rasa yang bisa dipercantik. Aku buka photoshop, aku utak atik lagi. Akhirnya aku menemukan sesuatu yang sreg di hati. Ilustrasi gunung bukit tempat gua hira berada, aku beri cahaya. Hmm, kelihatan lebih manis.

Lalu font sub judul "Membangkitkan Semangatmu Menjadi Insan yang Bertakwa" aku ganti dengan tipe fon Papyrus. Wuihh! jadi mantap.

Terima kasih Allah. Atas karunia ide ini.

Wassalam,
sangPenging@T

Selasa, Agustus 23, 2016

Kiriman myBook IKLAN DARI LANGIT Tiba di Rumah

Cetakan buku "IKLAN Dari Langit" sampai di rumahku sekitar jam 1 siang. Akibatnya aku tidak bisa membawa buku itu ke acara Reuni/Halal bi Halal SMAN2 Jakarta. Karena jam 10 pagi aku sudah harus berangkat ke rumah Zoharmen. Dia teman sebangku se-SMA.

Benar dugaanku yang hadir sebagian besar anak-anak IPA. Yang IPS hanya sedikit. Why?

Sampai di sana. Yang kupikir ada waktuku untuk bicara di panggung ternyata no way! They in there just for fun! Sing and dance. Sesuai perkiraanku, bukan tempat dan waktunya bicara tentang surga dan neraka di acara seperti itu.

Tentu ini ada hikmahnya. Ternyata memang tidak seperti yang aku harapkan. Aku datang ke tempat pertemuan Tartine Caffe di FX Sudirman, hanya membawa satu buku cetakan pertama.

Betul kalau orang sudah ditutupi hatinya oleh Allah, maka kebenaran al Qur'an tak akan mampu menembus hatinya. Begitu pula cuap-cuap kepada teman dari IPA yang beragama kristen. Mereka hanya tersenyum ketika kuceritakan perihal isi buku "IKLAN Dari Langit". Bahkan sekedar membukanya pun ada yang enggan. Masya Allah.

Yang penting aku sudah mencoba menyampaikan kebenaran al Qur'an kepadanya. Sehingga kewajibanku sudah gugur.

Wassalam,
sangPenging@T

Sabtu, Agustus 20, 2016

Naskah Promosi myBook IKLAN dari LANGIT di acara Halal bi Halal Reuni SMAN2 angkatan 1981


Berikut ini saya kutipkan naskah Promo myBook IKLAN DARI LANGIT yang tidak jadi saya bacakan, (karena kesempatan yang tidak memungkinkan) dalam acara reuni Halal bi Halal SMAN 2 angkatan 1981:
Ass Wr.Wb
Salam sejahtera utk kita semua,
Terima kasih atas waktu yg diberikan kepada saya.
Yg saya hormati ketua alumni sman2.
Dan teman2 semua yang berbahagia.

Waktunya singkat. Jadi saya musti menyampaikan pidato ini secara singkat dan semoga bisa dipahami.
Aa gym, iwan fals. Jelas beda dengan saya. Bedanya dia sudah top jadi orang terkenal, sementara saya masih jadi orang biasa. Apalagi Jokowi sudah jadi presiden RI yang ke-7. Ketiganya, Seumuran dgn saya dengan kita. Berada di usia 54, 55 tahun.
Dan di tahun ini, di usia yang ke 54 saya menulis dan menerbitkan buku pertama saya yang judulnya IKLAN DARI LANGIT. Mudah2an dengan buku ini saya bisa jadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang. Itu mimpi saya.
Mengapa judulnya IKLAN DARI LANGIT? Pertama utk daya tarik. Kedua, ini adalah judul kelima dari beberapa alternatif judul yang saya buat.
Iklan dari langit adalah semacam iklan dakwah. Dimana teks iklannya adalah dari ayat2 al quran. Saya sekedar mendisain iklannya, menulis headline iklannya serta memberikan ilustrasi dan foto jika diperlukan.
Melalui buku ini saya berdakwah. Juga nantinya melalui seminar yang menyertainya. Saya bercita-cita bisa seminar membahas atau membedah buku ini di berbagai universitas ataupun masjid dari sabang sampai merauke. Tentunya jika Allah meridai-Nya.
Teman kerja saya yang masih abg nyeletuk,”Sudah tua memangnya masih punya cita2, pak?” wah menghina dia. Saya bilang kepadanya, ”Cita2 itu tetap harus punya walau sudah tua. Cita2 saya tertinggi adalah jadi orang bertakwa dan Insya Allah semoga kelak dimasukkan ke dalam surgaNya”.
Saya tadinya ingin membawa buku tersebut pada kesempatan halal bi halal ini, tapi sayang saya tunggu hingga jam 10 belum juga sampai di rumah cetakan buku tsb dari percetakan.
Yang ingin saya sampaikan dari intisari penulisan buku ini.
Bahwa kita harus mulai menetapkan goal/tujuan hidup kita selanjutnya, sesudah kita hidup di dunia ini. Artinya mau kemana kita pergi sesudah kita mati. Ke surga atau ke neraka?... tentunya kita semua mau ke surga. Tapi sudah benarkah jalan yang kita tempuh?
Nah di dalam buku ini kita bisa temukan kiat2 untuk masuk surga.  Dan cara menghindari supaya tidak terjerumus masuk neraka.
Sekarang kita beragama Islam, Kristen, Katolik, Budha Hindu Kong Hu Chu. Umumnya karena orangtua kita memeluk agama tersebut. Tapi setelah dewasa tanpa kita sadari, kita berada di persimpangan jalan.

Allah memberikan inspirasi (mengilhamkan) kepada kita,
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا (7) فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (8) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (10)
Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q. S. al-Syams [91]: 7-10)

Buku IKLAN dari LANGIT memudahkan kita mengetahui ayat2 yang penting bagi kehidupan kita. Sehingga bisa mengerti mana jalan kefasikan (yaitu durhaka kepada Allah, menentang ayat2 al Quran) dan mana jalan ketakwaan. Dan pilihannya terserah kepada kita masing-masing.

Sekarang kita berada di paruh umur. Sudah ashar menjelang magrib. Ibaratnya sudah bau tanah.

Saya mengajak kepada teman2 yang belum mengenal Islam untuk mempelajari Islam. Baca buku IKLAN dari LANGIT ini.

Dan bagi kita yang sudah Islam, juga wajib baca buku ini agar kita bisa mengerti firman Allah yang penting bagi kehidupan dunia dan akhirat kita, agar jadi lebih taat lagi menjalankan perintahNya ( seperti, mendirikan shalat fardhu tepat waktu, jangan ada yang bolong2. Puasanya sedekahnya, zakatnya kita bagusin lagi.S

Sekian terima kasih.

Jakarta, sabtu, 20 agustus 2016

Wassalam,
sangPenging@T

Jumat, Agustus 12, 2016

Email Naskah MyBook IKLAN dari LANGIT

File mybook ternyata gede juga ukurannya, 108 MB. Ketika akan kukirim lewat email ke penerbit. Gmail-ku menolak karena file terlalu besar. Harus dimuat dengan cara lain. Alias harus di share pakai aplikasi yang mampu memuat file ukuran raksasa.

Aku teringat dengan aplikasi DropBox. Akhirnya aku download dan aku install aplikasi dropbox di komputerku. Sudah beres, lalu segera aku upload file mybook.

Wuih, internetnya lelet bro.Aku tinggal saja ke kantor. aku pesan sama anakku, Tania, supaya mematikan komputer jika uploadnya sudah selesai.

Sebelum jam istirahat aku pulang untuk shalat Jumat di masjid dekat rumah, plus sekalian ngecek apakah upload file mybook sudah beres.

HahH?! ternyata belum juga beres. whwehh wehhh... lelet banget nih speedy!

Selesai jumatan, eh belum juga beres. Terpaksa aku tinggal lagi berangkat ke kantorku Trikasa.

Karena kalau harus lewat jasa kurir, aku terpaksa keluar duit ekstra. Mau antar sendiri filenya ke Penerbit, wah jauh. Sekarang kantor Halaman Moeka ada di Ciawi. Dulu kantor penerbit itu dekat kantorku.

Pulang dari kantor, yang kutanyakan kepada Tania, "apakah sudah beres uploadnya?"
Dijawab,"sudah pak!"
aku tanya "kapan selesainya upload?"
"Hampir bersamaan ibu pulang dari sekolah"
Itu berarti sekitar jam 15.30
Untuk mengupload file pdf berukuran 108 MB. dibutuhkan waktu 12 jam. Luar biasa lambatnya.. sambungan internet Speedy!

Walaupun lama tapi aku patut mengucapkan syukur, "Alhamdulillah." karena malam ini aku berhasil mengirimkan file pdf bukuku lewat email ke penerbit Halaman Moeka.

Wassalam,
sangPenging@T



Senin, Agustus 08, 2016

Galau

Ya aku heran dengan perasaan yang menghantui diriku. Apa pula penyebabnya? Ujian kesempitan, itu ternyata tidak ringan. Cukup berat juga kurasakan. Akibatnya timbul rasa galau di hatiku.

Tapi kehidupan ini harus terus berjalan. Tidak berhenti gara-gara kau galau.

Siapa tahu galau terbit gara-gara dosa yang terbersit di hati. Wow!

Mohonlah ampunan-Nya, semoga masalah ini cepat berlalu.

Wassalam,
sangPenging@T

Jumat, Agustus 05, 2016

Ternyata Masih Ada yang Bisa Diperbaiki

Aku geleng-geleng kepala ternyata myBook IKLAN DARI LANGIT, masih ada yang bisa diperbaiki. Disempurnakan. Masih terlihat di sana sini, walau kecil sekali, tapi kurasa ini penting untuk direvisi. Agar bukuku terlihat paripurna.

Ada headline yang perlu diubah kata-katanya. Ada ilustrasi yang harus disempurnakan. Wah, pokoknya titik koma. Tapi jujur harus ada kata STOP! Agar buku tidak terus dan terus dicari ketidaksempurnaannya, sehingga tidak juga naik cetak lagi.

Mudah-mudahan ini yang terakhir. Aku harap hari senin, 8 Agustus 2016 sudah bisa naik cetak.

Wassalam,
sangPenging@T

Senin, Agustus 01, 2016

Dapat Telpon dari Istana Presiden

Kriiiiiing.... riiiiinggg... telpon kuangkat
dari seberang sana terdengar suara
"hallo apa betul ini sang pengingat?"
>> ya betul, anda tidak salah
"ini dari kantor kepresidenan"
>> hah?!! apa betul?
"ya, betul, anda tidak salah"
>> kira2 ada apa ya? (aku ke-pede-an, tapi ra mercayani. apa
mungkin aku mo ditawari posisi menteri, ah nggak mungkin lah wong baru saja diumumkan kabinet resuffle jilid II, rabu, 27 juli 2016_. jee!)
"begini pak, konon kabarnya sang pengingat masuk dalam kandidat jadi Menteri Koordinator Mimpi2 Indonesia... , apakah anda bersedia?"
>> wah dengan senang hati, pak
"hmm begini ya... konon lagi kementerian itu baru ada nanti pak di kabinet revisi jilid satu... tolong dicatat pak kabinet revisi loh bukan resuffle..."
>>> boleh tahu pak, apa alasannya mo ngangkat saya jadi menteri urusan mimpi?
"Oh itu, ini hmmm... sebabnya anda rajin sekali menulis status mimpi2 saudara... "
>>> ya yaaa yaaa....
"tapi tolong ya... ini dicatat baru konon loh, jadi anda jangan terlalu bermimpilah... sebab kabinet revisi ini baru akan diumumkan setahun menjelang pergantian presiden..."
>>> ini dari kantor presiden di jalan medan merdeka ya?
"Oh bukan pak, ini dari kantor kepresidenan Republik Mimpi'
nutt...nuuuut...nuuuuuuuuuuuuuuuut... suara telpon putus

Wassalam,
sangPenging@T

Kupikir Sudah Bisa Cetak

Ternyata aku masih harus memperbaiki isi myBook IKLAN DARI LANGIT. Aku ingin dia tampil sempurna supaya yang beli tidak kecewa.

Dan hari ini sudah mendekati final. Mudah-mudahan tanggal 3 Agustus 2016 sudah bisa aku kirim ke penerbit Halaman Moeka.

Wassalam,
sangPenging@T

Selasa, Juli 26, 2016

Kuanggap Sudah Sempurna Revisinya Bukuku "IKLAN DARI LANGIT"

Hari ini, Selasa, 26 Juli 2016 aku merasa sudah cukup perbaikan bukuku IKLAN DARI LANGIT. Dan semoga besok pagi siap dikirim ke penerbit Halaman Moeka. Lewat email.

Sejak edisi cetakan pertama, hari ini aku merasa sreg revisinya. Mudah-mudahan tidak ditemukan lagi hal-hal yang perlu diperbaiki lagi.

Ada beberapa iklan yang perlu aku perbaiki ilustrasi dan photonya. Headline-nya perlu diperhalus lagi bahasanya agar lebih efektif.

Alhamdulillah, terima kasih Tuhan atas pertolonganMu, aku bisa memperbaiki dengan baik.

Aku merasa sudah sempurna bukuku, ya paling tidak menurut penilaianku.

Wassalam,
SangPenging@T!

Selasa, Juli 12, 2016

The Last Revision My Book

Pagi ini selepas shalat subuh di Masjid Darul Muttaqin. Aku mengaji satu ain. Lalu melanjutkan ng-print iklan-iklan dakwah yang sudah kuanggap selesai revisinya. Sangat mengasyikkan.

Revisi kali ini aku serius menggarapnya. Aku berharap ini revisi yang paripurna alias sempurna. Sebab capek juga kalau harus merevisi setiap akan naik cetak ulang.

Cetakan pertama cukup dua puluh buku. Nah ini masuk cetakan yang kedua, ya aku bikin lagi dua puluh buku. Belum berani cetak seribu.

Tapi mudah-mudahan ada rejeki. Dan buku kuanggap bagus, sehingga tidak ada revisi. Aku baru berani cetak seribu atau diatas seribu, dua ribu atau bahkan lima ribu eksemplar. Mantap.

Semoga bukuku yang pertama ini pertumbuhannya sesuai harapanku. Masih ingat judulnya teman?

Ya betul! Judulnya IKLAN DARI LANGIT

Wassalam,
SangPenging@T!

Kamis, Juli 07, 2016

SEBUAH SAJAK UNTUK SEPUPUKU

Hampir setiap lebaran hari kedua...
kami sekeluarga bersilaturahmi
mengunjungi ibumu yang bulek kami
kau menyambut ramah kami
tertawa dan bercanda bersama...
di cinere, tempat tinggalmu

Kini hari kedua di moment yang sama
kau terbujur kaku tanpa suara
membisu

Oky tawamu candamu
sudah tiada
tak bisa kami dengar lagi

Setiap manusia ada masanya
masamu sudah berlalu
bersama angin yang mendesir

Kau ceritakan deritamu
ketika kumenjengukmu
di RS Persahabatan
di suatu siang jam istirahat kantor

Tumor ganas stadium empat
serasa bara api yang membakar
ketika virus itu menggeliat di dalam tubuhmu
waktunya hampir setiap pukul enam sore
(aku terperanjat bukankah itu waktunya
adzan magrib berkumandang)
itu ceritamu kepadaku

Nauzubillahi min dzalik

Bacalah doa
mintalah ampun kepada Allah Swt.
ucapkan istighfar
itu saranku padanya

Aku beserta keluarga
harus secepatnya ke rumah sakit
ketika mendengar kabar
denyut nadimu 60/30
di hari pertama lebaran
6 juli 2016

Segera kupacu laju roda empatku

Kujumpai kau terbaring
lunglai, seperti tertidur lelap
nafasmu pendek-pendek seakan tersendat

Aku duduk di kursi plastik
di ujung tempat tidurmu
aku dan istriku bacakan surah "Yaasiin"
Rupanya itu bacaan kami terakhir
untukmu

Aku dengar berita selepas subuh tadi
pukul empat lewat tiga puluh
7 Juli 2016 di hari lebaran kedua
kau dipanggil menghadap Ilahi

Ajalmu tiba bersamaan waktunya aku terjaga
kupikir aku terlewat shalat subuh
di masjid dekat rumah
rupanya adzan Subuh belum berkumandang

Aku jalan ke masjid untuk shalat Subuh
kau jalan pergi ke haribaan-Nya
Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun...

Selamat jalan Oscar Sagitama (Oky)
semoga kau husnul khotimah...

wassalam,
SangPenging@T!

Jumat, Juli 01, 2016

Di Penghujung Ramadhan 1437H/ 2016

Kemarin sahur makan nasi gudeg lesehan di perumahan Taman Kota. Rasanya enak, pas di kantong. Ke sana naik motor. Aku menggonceng pak Us. Kadir, ketua panitia amaliah ramadhan tahun ini. Naik motor sendiri.

Hari ini pak Us, mentraktir lagi sahur gudeg. Eh, tutup. Tujuan berikutnya cari nasi padang. Ada 6 Rumah Makan Padang yang dituju. Nihil. Sudah tutup semua. Mungkin karyawannya sudah pada mudik. Maklum ini hari ke 26. Jadi tinggal empat hari lagi lebaran. Asyiiiik

Akhirnya kami berempat makan di warung tegal yang masih buka di dekat pasar kedoya. Kali ini aku, kadir pak Us dan ponakannya. Kami berempat berburu makan sahur naik mobil pak Us. Sebab hujan gerimis turun, ketika kami mau keluar dari masjid. Selepas i'tikaf.

Nikmat juga makan sahur di warung tegal. Murah meriah, perut kenyang.

Mencari warung nasi untuk sahur, mengingatkanku makan sahur waktu kost di Yogyakarta. Naik motor keliling yogya, cari warung dengan masakan yang cukup enak, ternyata tidak gampang.

Giliran ada yang enak, eh antrinya panjang. Cari yang lain. Nggak sreg. Ujung-ujungnya makan sahur di warung yang biasanya. Capek deh.

Ada kesedihan di relung hati, ketika Ramadhan hampir usai. Aku berdoa semoga umurku dipanjangkan agar bisa menikmati Ramadhan di tahun depan.

Wassalam,
SangPenging@T!

Jumat, Juni 24, 2016

Ramadhan 1437H

Aku sudah menyelesaikan bacaan Quran, subuh hari, surah Jumu'ah/62 di juz ke 28. Subhanallah. Itu artinya sebentar lagi aku akan mengkhatamkan bacaan Quran-ku di bulan Ramadhan tahun ini.

Bacaan yang kumulai sejak Ramadhan tahun lalu, 2015. Begitula tradisiku. Aku mewajibkan sehari satu ain. Dan ketika memasuki bulan Ramadhan maka bacaan aku perbanyak, paling tidak sehari jadi satu juz. Sehingga setahun aku bisa khatam satu kali.

Ya baru segitu. Inginnya sih lebih. Tapi itu suatu ketika harus. Itu artinya sehari tidak satu ain, tapi setengah juz atau seperempat juz. Insya Allah.

Yuuk kawan biasakan baca Quran setiap hari. Mau bulan Ramadhan atau di luar bulan Ramadhan, baca Quran itu harus. Masak baca Koran bisa setiap hari, eh giliran baca Quran malasnya bukan main? Jangan gitu ah.

Wassalam,
SangPenging@T!

Rabu, Juni 08, 2016

Bicara Apa MyBook?

Untuk lebih jelasnya silahkan disimak daftar isi myBook "IKLAN DARI LANGIT". Mudah-mudahan ada sedikit gambaran apa yang dibahas dalam buku pertamaku yang baru terbit.
Mau tahu isi selanjutnya, hmm silahkan beli bukunya yaaa....

Wassalam,
SangPenging@T!

Senin, Juni 06, 2016

IKLAN DARI LANGIT

Alhamdulillah Akhirnya myBook Bisa Launching Hari ini [ 6 - 6 - 2016 ] 
 
Duh senangnya hati ini, karena myBook yang sudah kupersiapkan sejak lama akhirnya bisa terbit hari ini, Senin 6 Juni 2016. Tepat pada tanggal 1 Ramadhan 1437H. Semoga membawa berkah buku pertamaku ini.
Judulnya IKLAN DARI LANGIT
Ini adalah tampilan cover myBook:


terbit: Juni, 2016
tebal : XVI+236
kertas : Paper Book
ISBN : 978-602-269-165-5
penerbit : Halaman Moeka, Jakarta
harga : Rp 65.000,00

Untuk sementara buku ini belum tersedia di gramedia.
Yang mau beli silahkan tulis pesan di blog ini.

Wassalam,
SangPenging@T!

Selasa, Mei 31, 2016

Naskah Final MyBook

Hari ini ya hari ini, tepat di akhir bulan Mei, tanggal 31 tahun 2016, akhirnya aku bisa menuntaskan revisi final myBook. Dan barusan saja, tadi kira-kira jam 8.25 pagi aku serahkan naskah myBook dalam bentuk pdf ke pak Catur, pemilik penerbitan indie Halaman Moeka. Lewat USB naskahku di-copy ke laptopnya.Lega rasanya hatiku.  Plong! Tinggal tunggu hasilnya

Untungnya lokasi penerbit HM dan kantorku tidak begitu jauh. Dekat pasar Kopro di kawasan Tanjung Duren, Kecamatan Grogol Petamburan.


Betul-betul melelahkan. Menguras tenaga dan pikiran kreatifku. Tapi hmm tetap mengasyikkan.

Aku mengerjakan artikel naskah di program indesign dan untuk karya-karya desain yang ada di dalam myBook aku kerjakan pakai program illustrator. Setelah oke, baru aku save as (atau export) ke dalam bentuk file pdf.

Sesudah itu baru deh digabungkan lewat program corel pdf fusion... Mantap!

Untuk yang dari indesign bisa langsung sekian halaman. Misalnya bab 1 ada 8 halaman, delapan halaman itu bisa langsung di kirim ke bentuk pdf. Eh, giliran yang illustrator, waduhhhh harus halaman per halaman tidak bisa langsung sepuluh halaman atau berapa. Ini dia nih yang bikin asyik.

Ya ngantuk, ya capek, ya pegal-pegal... wis pokok e dinikmati aja. Lha memang begini episodenya, mau gimana lagi.

Ya nulis, ya desain, ya edit, ya ya ya....

Harapannya semoga myBook laris manis alias The Best Seller.
Judule opo tho? hmmm masih rahasia. Nanti kalau sudah selesai cetak dan siap dijual baru deh aku tampilkan di blog swarahati fajar, yaaaa....

Wassalam,
SangPenging@T!

Sabtu, Mei 28, 2016

Teks yang Warna Putih Kok Tidak Ada, ya Pak?

Sesuai yang dijanjikan pihak penerbit Halaman Moeka. Aku janji mau mengambil cetakan myBook sebelum jam makan siang. Hari Selasa, 25 Mei 2016. Dag dig dug, perasaanku. Rasa penasaranku memuncak, kira-kira tampilan myBook bakalan seperti apa? sesuaikah dengan kemauanku?

Aku mengucap salam, pintu kantor dibuka. Aku masuk. Dan tak lama pak Catur keluar membawa bungkusan myBook. Cetakan pertama hanya 20 buku. Hmmm.... bukan 1000 atau 2000, bahkan 3000 eksemplar. Sebagaimana biasanya buku-buku yang dicetak oleh penerbit besar.

Aku cetak di penerbit indie, jadi suka-suka (terserah aku) mau menerbitkan berapa eksemplar. Minimal 4 buku. Wow! inilah nikmatnya hidup di jaman digital.

Begitu aku ambil satu buku lalu kubuka plastik pembungkus buku. Aku susuri halaman demi halaman. Hah! mataku terbelalak, lho ini apa? kok tulisannya hilang pak? Ini ada tulisannya pak, warna putih...

Begitu di cek di komputer pak Catur, ternyata file myBook juga hitam gambarnya alias no teks! Badanku lemas. Terbayang uang Rp850ribu melayang sia-sia. Aku penasaran coba nanti kulihat file pdf-nya di komputer kantor di USB dan di komputer rumahku. Setelah kucek semuanya. Ternyata teks berwarna putih itu ada. Alias tidak hilang. Waaduh kemana larinya tuh teks?

Besok siang aku ke Halaman Moeka lagi sambil bawa USB. Untungnya file pdf myBook belum kuhapus. Pak Catur, tanya ini file yang kemarin saya copy ke komputer saya kan?.... ya iya pak, bukan saya masukkan file baru.

Begitu USB dicolokin ke komputer pak Catur, welehh... ternyata teksnya hilang. Lho padahal tadi di rumah kucek bolak balik, ada tuh. Pak Catur keheranan aku juga heran. Lalu dia ambil laptopnya. Dan USB-ku dicolokin ke laptopnya. File pdf dibuka. ByarR!!!... hmm ternyata teksnya ada, muncul di tempat yang memang seharusnya ada. Lega aku.

Akhirnya pihak Halaman Moeka akan mengganti semua myBook yang salah cetak. Alhamdulillah. Untung hanya cetak 20 buku. Bayangkan kalau sudah dicetak 1000, wow!?

Namun jangan dicetak dulu pak, saya perlu merevisi sedikit. Ada beberapa hal yang saya masih kurang sreg.

Ok, no problem, saya tunggu, kata pak Catur. Nah mudah-mudahan hari Senin tanggal 30 revisi terakhir myBook bisa kuserahkan ke penerbit Halaman Moeka. Moga-moga cetakannya sesuai harapan. Dan bukunya laris manisssss..... Amiiin

Wassalam,
SangPenging@T!

Sabtu, Mei 21, 2016

54

Hmmm.... akhirnya sampai juga aku menikmati usia di angka 54 tahun. 1962-2016. Wow!Patut aku syukuri. Alhamdulillah, terima kasih Tuhan. Engkau telah memberi kesempatan aku hidup sampai di usia ke 54 tahun.

Padahal di tahun 2013. Aku terserang penyakit jantung! Dokter di RS Jantung Harapan Kita, sepakat memutuskan bahwa aku harus di operasi Bypass, ini berdasarkan hasil tindakan kateter. Aku kaget mendengarnya. Aku berpikir dan mengambil keputusan menolak.

Sungguh aku takut di bypass. Bypass serasa usiaku tidak lama lagi. Ah, ini mungkin prasangka burukku saja.

Dan Alhamdulillah, sampai detik ini aku masih diberi kesempatan menghirup udara segar. Walau tidak di bypass. Cukup dengan rutin minum obat penyakit Jantung.

Hadiah terbesar yang sudah kusiapkan untuk ulang tahunku tahun ini adalah terbitnya buku tulisanku. Hmm, sayang terbitnya tidak bisa tepat di hari ulang tahunku, 21 Mei 2016 ini. Nggak apalah.

Mungkin Tuhan tidak berkehendak. Padahal aku sudah maksimal berusaha untuk itu. Tapi apa daya usahaku untuk itu, gagal. Karena ada hambatan ketika mengubah file dari ilustrator ke bentuk pdf. File bentuk pdf adalah file yang umum untuk siap diterima oleh mesin cetak digital ataupun offset.

Mudah-mudahan bisa terbit di tanggal 26 Mei 2016. Seperti yang dikatakan oleh pemilik penerbitan Halaman Moeka. Tempat aku menerbitkan myBook yang pertama.

Wassalam,
SangPenging@T!

Rabu, Mei 18, 2016

Wuihhhhh.... Serunya Bikin Buku

Waktu makin mendesak. Aku berkejaran dengan waktu. ya waktu kerja, waktu ng-edit myBook dan waktu main games. Games favoritku, motogp13, motocros, formula1 2010. Kenapa masih pakai games jadul (kuno) maklum komputerku belum yang canggih-canggih amat. Pentium core two duo.

Tapi lebih dari itu yaitu waktu untuk shalat tepat waktu tak sudi aku melewatkannya. Selama tidak ada halangan yang berarti, seperti hujan atau asam urat lagi kumat. Maka mau tidak mau, harus jamaah di masjid. Entah itu yang dekat rumah, atau dekat kantor (jika jam kerja).

Dan tadi malam aku sampai tidur di kursi di depan komputer. Revisi lagi dan lagi. Maklum kerjaan rangkap, ya penulis, ya desain iklan, ya ikutan jadi editor. Pokoknya seru abiz.

Yang aku rasakan bikin buku itu seperti bikin skripsi. Cuma dosen pembimbingnya ya tidak ada. Jujur aku bikin buku-ku yang pertama ini, harapanku hanya bergantung kepada Tuhan. Selalu berdoa dan berdoa. Wuihhh yang kurasakan ada saja pertolongan-Nya, disaat aku membutuhkan. Misalnya, ketika otakku buntu bingung mau nulis apa untuk merevisi kalimat yang kupikir tidak nyaman dibaca.

Tiga hari belakangan ini aku benar-benar fokus ke myBook. Tidur malam terus. Mata asyik menatap layar monitor komputer. Aku ingin siapa pun yang membeli myBook merasa puas tidak kecewa.

Tadi ke penerbit lagi. Eh, begitu dicek. Pak Catur tanya ini gambarnya kok blur tidak jelas. Selidik punya selidik ternyata aku ketika proses naskah dari indesign ke pdf aku salah pilih kualitas output-nya.

Well, siap lembur lagi malam ini. wow! waktu makin mendekat ke tanggal 21Mei2016. Hmmm, hatiku bertanya apakah bisa terwujud buku pertamaku itu di hari kelahiranku?


Wassalam,
SangPenging@T!

Jumat, Mei 13, 2016

Menyerahkan Naskah ke Penerbit Indie

Sejak kemarin pagi aku sibuk merevisi naskah myBook. Waktu semakin mendesak. Sebab aku ingin di hari ulang tahunku, bukuku bisa diterbitkan. Walau dengan jumlah terbatas. Nggak masalah.

Tadi pagi aku cek ulang. Ternyata wow! di sana sini masih harus ada yang diperbaiki. Antara daftar isi dan isinya di halaman dalam. Ada yang harus disingkronkan. Penulisan nama ayat dan angka ayatnya.

Hmmm ... melelahkan tapi mengasyikkan. Rupanya begini ya, kerjaan editor. Musti memperhatikan kata per kata dengan teliti supaya pembeli buku merasa puas.

Sesuai janji aku jam sebelas jumpa Pak Catur, pemilik penerbit indie. Nama penerbitnya Halaman Moeka. Moga-moga saja ada kecocokan dan mujur. Alias proses cetak dan penjualan saling bersinergi. Ya terutama mudah-mudahan kendala biaya tak jadi persoalan yang berarti.

Wassalam,
SangPenging@T!

Rabu, Mei 04, 2016

Bagaimana Menyikapi Ucapan Orang yang Bikin Sakit Hati?

Kuping aku kadang mendengar ucapan orang yang bikin hati gundah. Ucapan itu umumnya bernada mencemooh, mengejek bahkan memaki. Tapi jujur makian jarang sih aku dengar.

Tetapi selama ucapan itu tidak berpengaruh kepada penghasilan kita atau kenaikan pangkat di kantor. Aku pikir tidak usah diambil pusing. Bikin capek saja!

Sikap kita yang pertama harus sabar. Yang kedua, bertasbih. Hmm... begitulah resep cespleng yang diajarkan Tuhan kepada makhluk-Nya.

Wassalam,
SangPenging@T!

Jumat, April 29, 2016

Dua Kalimat yang Memotivasiku

Ada dua kalimat itu yang pernah diucapkan oleh Bapakku dan sampai hari ini kadang masih terngiang di gendang telingaku. Lalu menyelusup ke dalam benak pikiranku dan tertancap di situ lama sekali. Dan sampai akhirnya membuat semangatku terpicu lagi setiap kali aku teringat ucapannya itu. Terpacu untuk mewujudkan tantangan Bapakku (gara-gara dua kalimatnya itu), yang sampai tulisan ini kubuat masih terpendam.

Kalimat pertama bunyinya; "Bisa Tidak Kau Seperti Bapak?"
Itulah kalimat tantangan, ketika suatu siang di ruang keluarga di rumah Bapak di Jakarta. Bapak melontarkan kalimat tersebut, setelah Bapak menceritakan pengalaman dinasnya keluar negeri. Banyak negara sudah dikunjunginya. Dari Washington DC sampai Perth, Australia. Lalu kota-kota di Asia Tenggara.

Terus terang aku suka adventure. Senang bepergian keluar negeri dan dalam negeri. Sayang keuangan tidak mendukung. Tapi aku berharap setelah bukuku dicetak. Mudah-mudahan dengan bukuku itu aku bisa mewujudkan cita-citaku dan tantangan Bapakku.

Kalimat kedua bunyinya; "Bisa Kau Seperti Dia?"
Nah kalimat ini Bapak lontarkan ketika suatu sore, aku dan Bapak sedang mengecek persiapan acara yang akan diselenggarakan oleh kantor Bapak (IAIN di Pontianak). Sebelum masuk "Gedung Pertemuan" Bapak melihat ada anak Panglima Kodam Tanjungpura yang sedang bermain di sekitar gedung itu. Mungkin rumahnya anak itu dekat dengan gedung itu. Lalu sambil melihat anak Panglima, Bapak bercerita tentang kehebatan anak itu. Anaknya berani! Tampil di panggung, mempertunjukkan kepandaiannya. Kalau tidak salah, dia pandai menari.

Lalu terlontarlah kalimat Bapak yang ditujukan kepadaku, yang saat itu kami sedang berjalan beriringan  melewati anak Panglima itu. Kalimatnya sederhana tapi menyengat semangatku, "Bisa Kau Seperti Dia?"

Dan sampai Bapakku wafat, aku belum bisa menjawab tantangannya itu. Amat disayangkan.

Namun begitu kalimat itu terus terngiang dan aku bertekad untuk mewujudkannya. Semoga Allah Swt. meridai cita-citaku untuk mewujudkan tantangan dari Bapak.

Dan aku yakin Bapak akan bangga jika aku bisa mewujudkan tantangannya. Dan kuyakin nanti Bapak akan melihatnya. Dari alam sana.

Wassalam,
SangPenging@T!

Minggu, April 24, 2016

Semoga Ini Sebuah Keputusan yang Tepat

Sebelum ke masjid untuk shalat Jumat, aku mampir dulu ke sebuah penerbit indie. Aku bincang-bincang dengan sang pemilik mengenai myBook.

Aku merasa sreg dengan apa yang diutarakan. Aku berharap ini merupakan suatu kerjasama yang menarik.

Hari ini Jumat, 22 April 2016. Aku mencatat sebagai hari yang bersejarah, karena aku memutuskan untuk mencetak dan menerbitkan myBook bukan ke penerbit besar. Mudah-mudahan ini suatu keputusan yang tepat untuk karirku sebagai motivator, dengan julukan "SangPenging@T!"

Semoga di hari ulang tahunku yang ke 54 aku bisa melihat bukuku terbit.

Meminjam istilah bukunya Ibu Kartini. "Habis Gelap Terbitlah Terang". Begitu rasanya yang tepat untuk menggambarkan perjalanan karirku. Kok begitu? hmmm bukankah kemarin kita baru saja memperingati Hari Kartini, 21 April, hehehe....

Wassalam,
SangPenging@T!

Rabu, April 20, 2016

Revisi MyBook di Detik-detik Terakhir

Hari ini, Rabu 20 April 2016. Besok tepat 2 tahun yang lalu aku melaksanakan Umroh.

Waktu umroh aku panjatkan doa di depan multazam. Aku berdoa semoga myBook yang sedang ada di penerbit Republika, bisa di acc. Bisa diterbitkan.

Pembimbingku bilang, "Biasanya tidak sampai 40 hari, doa kita pasti dikabulkan." Aku menjawabnya dengan singkat, "Alhamdulillah, semoga begitu ya pak untuk doaku."

Pulang dari umroh, aku berdebar menanti kabar dari Republika Penerbit. Akhirnya jawaban kuterima. Ternyata kabarnya adalah "DITOLAK!"

Pahit memang terasa. Tapi aku tak putus asa. Lalu aku perbaiki terus, aku revisi lagi isinya. Kubongkar habis. Ada bagian yang kupangkas. Ada bab baru yang kumasukkan, menggantikan bab yang sudah kubuang. Sangat mengasyikkan.

Lalu sempat naskah myBook kudiamkan tak kutengok-tengok. Hilang semangatku untuk menerbitkannya. Tapi lambat laun semangat yang meruntuhkan bisa kusingkirkan. Akhirnya aku sibuk lagi dengan naskah myBook.


Mungkin aku harus bersabar dan kini sudah dua tahun. Semoga usahaku dimudahkan untuk menerbitkan myBook lewat jalur Penerbitan Indie.


Wassalam,
SangPenging@T!

Senin, April 18, 2016

Suparlan Pergi Lebih Dulu

Selepas Shalat Subuh, Sabtu 9 April 2016 aku dan jamaah Subuhan Masjid Darul Muttaqin dikagetkan berita bahwa Suparlan tadi malam sekitar pukul 19.30 telah meninggal dunia di Salatiga.

Dia adalah pegawai di pabrik Indometal. Dia juga membantu sebagai marbot di masjid komplekku itu.

Aku biasa memanggilnya dengan "Parlan". Orangnya sopan usianya ketika meninggal 43 tahun. Dia penderita Diabetes akut.

Berita yang aku terima dari saudaranya yang baru pulang dari Salatiga. Parlan sempat di rawat di rumah sakit sejak hari selasa. Konon dia sempat muntah darah.

Parlan suka menghadiri pengajian Yasinan setiap malam Jumat. Ketika aku memberi kultum dia memperhatikan dengan seksama.

Kalau tidak salah, hampir bersamaan dia meninggal (malam Jumat). Aku menyampaikan kepada jamaah, bahwa kita sibuk menyiapkan perbekalan ketika pulang kampung di waktu lebaran. Tapi kita sering lupa bekal (tidak maksimal mempersiapkan bekal) untuk pulang kampung akhirat.

Aku merasa sedih mendengar berita itu. Semoga dia husnul khotimah.

Wassalam,
SangPenging@T!

Minggu, April 10, 2016

Apa arti sukses bagimu?

Definisi sukses terhadap setiap orang bisa bermacam-macam. Ada yang menganggap sukses itu kalau sudah punya mobil mewah. Punya rumah mewah. Punya jabatan bergengsi. Punya arloji dengan harga selangit.

Tetapi ketahuilah kawan. Sukses yang sesungguhnya itu kalau kita bisa dimasukkan ke dalam surga atas rahmat Allah Swt.

Apa artinya punya rumah mewah nan sejuk karena hembusan hawa AC kalau nanti di akhirat hidup di dalam neraka. Hiiii....
Nauzubillahi min dzalik.

Yuuk kita sadari betul apa itu kesuksesan yang kita kejar mati-matian. Sekedar sukses duniakah atau sukses akhirat?

Wassalam,
SangPenging@T!

Kamis, April 07, 2016

Ban Bocor Tiba-tiba

Selepas subuh aku merevisi lagi myBook. Pada suatu paragraf aku menulis "kejadian yang menjengkelkan bisa jadi itu adalah ujian keimanan"

Setelah shalat Dhuha aku memacu motor jadulku ke kantor. Dari rumah sudah aku siapkan uang receh Rp 2000,- untuk menambah angin ban motorku. Karena sudah beberapa hari ini ban motor kurang anginnya. Sampai tukang tambal ban aku isi angin ban depan dan belakang. Selesai membayar, langsung aku tancap gas. "Brummm...".

Tak lama kemudian terdengar suara keras "Pessss...." kutengok ban belakang, "wow, kempes!". Aku turun dari motor, lalu motor aku tuntun. Berjalan lurus. Napas terengah-engah. Jantungku mulai kumat. Maklum aku penderita jantung koroner.

Di tengah perjalanan mencari tukang tambal ban, aku putuskan untuk berhenti sejenak dan menelpon Tiar anak sulungku. Aku minta dia mendorongku, pikirku. Ditunggu lama betul nggak datang. Lalu aku putuskan balik arah.Aku melawan arus lalu lintas. Sebab kupikir tukang tambal ban ada di dekat Green Garden. Betul juga dugaanku. Tak lama aku mendorong motor aku jumpa dengan tukang tambal ban.

Anak muda, kakinya cacat. Dia bergerak dibantu oleh sebatang tongkat. Bukan tongkat seperti biasanya yang ada bantalannya untuk dikepit di ketiak. Ini betul-betul tongkat polos kira-kira sepanjang 1,5 meter. Anak itu cekatan mengganti ban dalam motorku. Terpaksa aku membeli ban dalam baru. Karena bocornya ban sudah tidak mungkin untuk ditambal.

Oh rupanya ini toh pelajaran yang kudapat hari ini. Betapa pemuda cacat itu tetap gigih mencari sesuap nasi demi untuk anak istri. Kaki kanannya yang mengecil tak dijadikan alasan untuk bermalasan apalagi untuk mengemis. Subhanallah..

Iya ketika ban tiba-tiba bocor aku bertanya (maaf, setengah menggugat), "Tuhan, mengapa aku ditimpa ban bocor?", padahal pagi tadi aku sudah sedekah lumayan buat seorang fakir yang datang ke rumah.

Inikah yang namanya ujian keimanan? Maybe, yess...

Wassalam,
SangPenging@T!

Senin, April 04, 2016

MyBook mencapai tahap akhir revisi

Sepertinya hari ini adalah hari bahagiaku, Senin 4 April 2016. Mengapa? karena aku menganggap myBook sudah sempurna. Sempurna dalam arti isinya artikelnya sudah enak dibaca, bangunan bahasa dan argumennya sudah baik.

Lalu iklan-iklan yang kurancang juga sudah mantap.

Mudah-mudahan minggu depan sudah bisa kuserahkan kepada distributor untuk dinilai apakah layak jual di toko buku Gramedia.

Wassalam,
SangPenging@T!

Rabu, Maret 23, 2016

Arti Pentingnya Kesabaran

Kemarin pagi, lagi asyik nongkrong buang air besar di toilet rumah, tiba-tiba terdengar suara "bruk!" di langit-langit kamar mandi. Wow! Aku sempat kaget. Dugaanku pasti itu ulah kucing atau tikus gede jatuh.

Sore hari hujan turun tidak begitu deras. Terdengar seperti suara air tumpah dari ember besar untuk mandi dan lain-lain. Aku buru-buru lari ke kamar mandi untuk mematikan kran. Eh, tidak tahunya air hujan menembus langit-langit. Bukan berupa titik-titik air, tetapi deras bagai air yang ditumpahkan dari atas.

Aku lalu mengecek ke luar rumah. Betul saja kulihat ada dua genteng yang posisinya miring. Sehingga ada celah yang terbuka cukup lebar. Jadinya air hujan leluasa masuk menembus eternit.

Ada ada saja. Musibah ini tak kusangka-sangka. Aku ingin segera membetulkan, istriku melarang. Sudah besok saja. Aku berpikir betul juga sarannya. Mana hampir magrib lagi. Tapi ada suara hati yang mendesak "perbaiki saja sekarang, nanti kalau hujan semakin deras, bisa gawat!"

Terjadi perang batin, "sekarang atau besok pagi? Perbaiki sendiri atau panggil tukang?"

Ya, aku harus bersabar menunggu esok hari sambil berdoa semoga hujan segera berhenti.

Selepas subuh aku jumpa pak De, si tukang bangunan. Aku pesan ke dia supaya melihat dan memperbaiki gentengku. Dia menyanggupi.

Jam 06.30 sesuai janjinya dia datang ke rumahku. Lalu dia memanjat genteng dengan gesit. Dia lihat dan lapor bahwa ada satu kayu reng yang patah, karena lapuk dimakan rayap. Untung aku punya kayu reng yang panjang, bekas untuk menutup genteng garasi mobil Tidak sampai lima belas menit, beres pekerjaan memperbaiki genteng yang bocor.

Aku rogoh dompet ada duit 25 ribu rupiah. Aku ambil kuserahkan padanya. "Terima kasih, pak," ucapnya.

Tuh kan, arti pentingnya kesabaran terbukti. Sangat bermanfaat.

Aku membayangkan seandainya sore kemarin, aku ngotot naik ke atas genteng yang basah karena air hujan. Lalu terpeleset. Wow! lalu kaki luka atau patah. Hiiii, ngeri aku membayangkannya. Pernah ada istri tetangga yang nekad membetulkan genteng yang bocor, sendiri. Tidak memanggil tukang. Suaminya kebetulan sedang sakit. Apa yang terjadi? Si istri jatuh terpeleset di langit-langit. Sampai sekarang jalannya pincang.

Alhamdulillah. Aku berhasil mengalahkan suara yang mengajakku buru-buru memperbaiki genteng. Ya, aku berhasil memenangkan "kesabaran" dalam bertindak.

Inti pesan tulisanku ini, serahkan pekerjaan pada ahlinya, kalau kita tidak mampu menanganinya sendiri. Dan terapkan kesabaran. Menunggu satu hari, tidak masalah. Asalkan permasalahan bisa selesai dengan baik

Wassalam,
SangPenging@T!

Minggu, Maret 13, 2016

Motivator Akhirat

Ya dimana pun kita jumpa motivator, mereka bicara tentang sukses, sukses dan sukses. Umumnya sukses dunia. Awas jangan terpukau. Sukses dunia itu semu.

Sangat baik dan bermanfaat kalau kita ketemu dan hadir dalam seminar yang bicara tentang sukses akhirat. Mantap!

Siapa ya? yang mengajarkan sukses akhirat. Ya jelas temui Nabi SAW. lho kan dia sudah meninggal. Yes, maksudku baca buku hadisnya baca mukjizatnya yaitu AL QUR'AN.

Baca al Qur'an jangan lupa baca terjemahannya supaya kita bisa betul-betul mengerti isinya. Oke?

Ada ustadz yang bilang, kalau ingin curhat dengan Tuhan, maka dirikanlah shalat dan berdoalah. Dan kalau ingin Allah Swt. bicara dengan kita, maka bacalah al Qur'an.

Wassalam,
SangPenging@T!

Jumat, Maret 11, 2016

Hidup itu Indah

Ya memang betul-betul indah, kalau kita bisa menikmatinya. Dalam arti kita pandai bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah Swt. kepada kita.

Mulai dari diberi kenikmatan sehat sampai kenikmatan diberi rejeki. Meskipun rejeki yang kita terima belum sesuai yang kita mau.

Mau sih hidup serba berkecukupan. Tapi mungkin Tuhan berkehendak lain. Dia ingin menguji kita dengan kesempitan. Apakah dalam kesempitan rejeki kita masih taat beribadah kepada-Nya? atau malah semakin malas. Wow!

Pokoknya dalam hidup ini kalau kita sudah tahu teori dan prakteknya atas bidang kerja kita. Hmmm, hidup jadi terasa nikmat.

Yang penting dalam hidup ini kita harus bergerak, beraktivitas. Jangan bengong! Banyak melamun! Mimpi boleh tapi segera wujudkan. Jangan sampai terbuai oleh mimpi-mimpi yang kita bangun, akhirnya bukannya semangat untuk mewujudkan, tetapi makin malas.

Wassalam,
SangPenging@T!

Rabu, Maret 09, 2016

Gerhana Matahari Total 1983 dan 2016

11 Juni 1983, ada gerhana matahari total. Melewati kawasan candi Borobudur. Wow! Turis-turis dari luar negeri berbondong-bondong ke sana. Tetapi masyarakat yang tinggal di kawasan itu justru masuk rumah dan menutup pintu dan jendela. Ah! ada yang bilang ini pembodohan rakyat.

Waktu itu eranya pemerintahan Soeharto. Perintahnya warga jangan ada yang melihat gerhana. Berbahaya nanti bisa buta. Akhirnya sebagian besar warga patuh. Padahal untuk tempat yang sama baru akan dilewati lagi gerhana sekitar 350 tahun kemudian. Lama betul.

Saat itu aku sedang kuliah di semester 2 di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Ini kesempatan emas. Tapi aku bingung harus lihat gerhana itu di Borobudur atau di Magelang? Aku putuskan pulang ke rumah eyang Rispandi di Magelang. Sehari sebelum gerhana aku pergi ke Magelang. Aku tinggalkan Yogyakarta, sebab tidak ada kuliah.

Nah tibalah saatnya menyaksikan gerhana. Aku lihat siaran langsungnya di TVRI. Rasa penasaranku, aku keluar rumah. Aku sempat melihat proses gerhana lewat air yang kutaruh di dalam baskom. Begitu alam menjadi gelap, seperti gelapnya waktu magrib. Ayam terdengar berkokok saling bersahutan.

Akhirnya aku iseng aku menengok ke atas dengan mata telanjang. Wow! matahari memancarkan cahayanya berwarna putih cemerlang sama seperti aku sedang menatap sinar lampu Blitz kamera. Pas aku lihat bertepatan bulan sedang beringsut dari matahari. Seperti layaknya mata cincin dari berlian, tampak berkilauan.

Sekarang 9 Maret 2016. Gerhana Matahari Total terjadi kembali dan aku punya kesempatan untuk menyaksikannya di Jakarta. Walaupun tidak total betul, alias 88% saja.

Alhamdulillah, aku bisa menyaksikan GMT walau lewat sepotong stiker kuning. Sangat menakjubkan. Aku shalat gerhana matahari bersama jamaah masjid Daarul Muttaqin. Imamnya ustadz Abdurrahman. Guru ngajiku. Dua rakaat, dua ruku masing rakaatnya. bacaannya surah An Naba, An Naziiat dan rakaat kedua membaca surah al Lail dan al Ghasyiyah. Mantap. bacaan ruku dan sujudnya juga lama yang biasanya membaca Subhana robbiyal adzhim wa bihamdih cukup tiga kali, dalam shalat sunnah gerhana dibaca 30 kali pada ruku pertama. Lalu jumlahnya berkurang di ruku yang kedua, ketiga dan keempat. Yakni jadi 25, 20 dan 15 kali.

Sungguh berkesan shalat gerhana yang tadi pagi jam 6.30 aku laksanakan (dirikan). Sebab mungkin saja ini yang terakhir (?). Karena gerhana matahari yang melewati Indonesia akan terjadi lagi nanti 20 April 2023, masih tanda tanya apakah aku masih bisa menyaksikannya (mengalaminya).

Hari ini kebetulan libur, bersamaan dengan libur hari raya Nyepi. Habis lihat gerhana, hmm... kesempatan untuk merevisi MyBook lagi. Semakin cantik saja myBook!

Mudah-mudahan minggu depan sudah bisa diantar ke distributor untuk dicek isinya.


Di bawah ini adalah photo saat aku melihat GMT sepuas-puasnya dan photo gerhana yang sudah ku-edit. Kalau tidak di-edit gambarnya jelek. Maklum photo dari kamera HP. Ini semacam aksi balas dendam karena pada tahun 1983 aku tidak bisa menyaksikan GMT dengan leluasa. Hehehe...




Wassalam,
SangPenging@T!

Selasa, Maret 01, 2016

Lagu Jadul

Lagu jadul tahun 70an, 80an dan 90-an membangkitkan kenangan manis di hatiku. Terutama kisah-kisah manis di SMP dan SMA.

Suara musik rock dari Deep Purple, Led Zeppelin, Grand Funk, Bad Company dan Queen sangat akrab di telingaku. Untung ada Youtobe, yang bisa memuaskan hati dan telingaku ketika aku tiba-tiba kangen dengan musik rock itu, aku cukup buka internet. mantap!

Tetapi hidup tidak hanya musik, harus ibadah. Bagaimana ibadah kita di tahun 70an, 80an, 90an dan tahun  2000an... ? bisakah kita mengenangnya. Dalam arti kita hisab. Sebelum hisab (perhitungan) nanti di padang Mahsyar.

Yuk, kita terus perbaiki kualitas ibadah shalat kita, sedekah kita dan lain-lainnya. Supaya apa? supaya kita layak dimasukkan ke dalam surga-Nya.

Wassalam,
SangPenging@T!

Senin, Februari 29, 2016

Tak Bergairah

Minggu ini ada pameran buku Islam ke 15 di Istora Senayan. Aku tak begitu bergairah menyongsongnya. Biasanya aku antusias menonton pameran itu, plus memborong beberapa buku yang menarik hati. Tapi kali ini aku tak bernafsu. Mengapa? hmmm, mungkin karena myBook belum bisa diluncurkan dalam pameran ini.

Mimpiku tak terwujud.

Yach mungkin memang belum waktunya. Entahlah kapan myBook bisa terbit. Tadinya aku bertekad bisa terbit sebelum pameran ini. Sehingga peluncurannya bisa dilaksanakan di panggung utama pada pameran buku islam tahun 2016. Gagal total!

Ah sudahlah tak usah diratapi. Akhirnya aku sibuk merevisi, mengoreksi isinya terus dan terus. Covernya saja aku baru merasa sreg, cocok di hati. Begitu melihat proofprint-nya hari sabtu, 27 februari 2016 kemarin. Sudah berkali-kali aku desain dengan berbagai alternatif. Tetapi belum ada yang cocok, pas di hatiku.

Ya sudahlah, masih terus berjuang agar myBook bisa terbit. Aku bertekad tahun ini 2016 harus sudah terbit. Tapi bulannya kapan, tanggalnya kapan? aku belum berani memutuskannya.

Mohon doanya dari para pembaca blogspotku ini ya...

Wassalam,
SangPenging@T!

Cover MyBook

Alhamdulillah hari ini, Sabtu 27 Februari 2016 aku betul-betul merasa sreg dan puas atas cover myBook yang pertama ini.

Sudah banyak alternatif desain cover yang aku bikin tetapi aku belum juga merasa pas di hati. Nah, hari ini rupanya terkabul doaku, agar aku diberi ide yang brilian untuk cove bukuku ini. Terima kasih Allah.

Tepat hari ini pula dibukanya Islamic Book Fair 2016, Sayang keinginanku belum terkabul, aku ingin sekali peluncuran myBook di pameran ini. Ternyata myBook belum dicetak. Tapi baru cover yang betul-betul sreg di hati yang terwujud.

No problem. Nikmati saja proses ini. Ternyata membuat buku tak semudah yang kukira.

Wassalam,
SangPenging@T!

Kabar Gembira

Anak perempuan yang lumpuh itu kini sudah dirawat oleh negara. Berita ini cukup melegakan hatiku dan tiga temanku. Pak Uus, dan Kadir.

Aku bercerita kepada mereka di masjid. Pak Uus yang dermawan tergerak untuk mengunjungi rumah kontrakan Pak tua yang tempo hari meninggal. Kami bertiga selepas subuh mencarinya.

Lewat gang sempit. Lalu naik tangga yang curam dengan anak tangga yang jaraknya kurasa amat tinggi. Sungguh merepotkan. Konon bapak tua itu menggendong anaknya menuruni tangga itu jika anaknya minta jalan-jalan keliling jika sore menjelang. Pantas saja dia menderita hernia. Anak perempuannya yang lumpuh (karena polio) makin besar, makin berat. Dia tak kuat lagi jika harus menggendonya naik turun tangga.
Tetapi 3 bulan sebelum meninggal, dia memutuskan pindah ke kamar yang di lantai dasar. Walau tarifnya lebih mahal. Apa mau dikata, dipaksakannya.

Tetapi kami tak menjumpai anak perempuan itu dikontrakannya. Juga kakak laki-lakinya. Untung ketemu dengan Imam, pemuda yang mengantarkan jenazah pak tua itu ke daerah Palmerah, rumah ibunya pak Tua itu.

Ditemani Imam sebagai penunjuk jalan. Aku, Kadir (pak RT 16), Imam. dan Pak Uus pergi ke rumah Ibunya pak Tua. Naik mobilnya Pak Uus.

Sampailah kami ke rumah yang kami tuju. Akhirnya kami berjumpa dengan anak perempuan yang lumpuh itu. Di sambut hangat kami oleh Sang Ibu lebih tepatnya Nenek.Sang Nenek bercerita panjang perihal kehidupannya. Rumahnya sederhana. Anak-anaknya laki-laki semua. Hidupnya sederhana. Dia terus terang merasa keberatan jika cucunya yang lumpuh ini tinggal bersamanya dirumah yang sempit. Tenaganya sudah tak ada. Orang-orang di rumah itu punya kesibukan sendiri-sendiri. Sementara kakak kandungnya harus bekerja menata hidupnya. Kasihan dia kalau harus mengurus sendiri adiknya yang lumpuh itu.

Anak perempuan itu duduk di lantai. Menatap kami berempat. Berusaha mengajak ngobrol. Tapi suaranya hanya teriakan "Paak...paaak!" sambil menunjuk boneka baru yang ada di atas kursi. Kami menyapanya.

Lalu Pak Uus mengusulkan untuk di rawat di panti asuhan milik negara. Neneknya setuju, juga abangnya.

Setelah berbincang, kami disuguhi kopi hangat juga jajanan. Kemudian kami menyerahkan bantuan uang kepada abangnya. Lalu kami pamit.

Selang seminggu kami dapat kabar dari pak RT Kadir. Anak perempuan itu sudah dikirim ke Panti Asuhan di daerah Kedoya. Syukurlah. Rupanya pak Lurah Kedaug Kaliangke bergerak cepat begitu ada laporan warganya yang kesusahan.

Wassalam,
SangPenging@T!

Kamis, Februari 18, 2016

Mendengar Berita Duka

Apabila sore tiba, aku melihat bapak setengah baya sedang mendorong anak perempuannya yang cacat duduk di kursi roda. Dengan berjalan pelan bapak itu mendorong kursi roda dengan penumpang anak perempuannya keliling komplek dan menyusuri gang sempit kampung Kalimati. Jika kebetulan aku bawa dompet dan isinya lumayan, aku sempatkan untuk berbagi dengannya.

Kemarin sore ketika pulang kantor aku mendapat kabar dari istriku bahwa bapak yang suka mendorong anaknya itu meninggal dunia. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

Mendengar kabar itu pikiranku langsung menayangkan berbagai gambar saling tumpang tindih. Sejuta rasa sesal saling berebutan mengisi relung hati sanubariku yang paling halus.

Mungkin hampir tiga bulan aku tak melihat bapak bersama anaknya melintas di depan rumahku. Aku juga tidak mencari tahu, kenapa? Istriku bilang bapak itu meninggal karena sakit. Betapa tak pedulinya aku? Boleh jadi begitu.

Biasanya aku sempatkan bicara sejenak kepada bapak itu sewaktu aku memberi anaknya uang. Suatu hari dia mengeluh kepadaku. "Anak saya ini mulai besar. Ibunya sudah tak ada. Dia mulai menstruasi. Saya di rumah hanya berdua dengannya.... saya serba salah. Saya merasa tak enak kalau harus membersihkannya. Ya mau gimana lagi. Terpaksa pak" begitu ujarnya kepadaku. Aku tak bisa memberikan solusi kepadanya, aku hanya bisa ikut merasa prihatin.

Rupanya Tuhan punya kehendak lain. Kebimbangan, kegundahannya dan kerisauannya bagaimana memelihara anaknya yang mulai tumbuh dewasa, kini tak dirasakannya lagi. Dia sudah pindah ke alam baka mendahului anaknya.

Nah, yang menjadi pikiranku bagaimana nasib anaknya itu. Aku mendengar kabar, anaknya punya abang yang sudah bekerja. Dan kini anak perempuan itu dipelihara saudaranya di daerah Slipi. Aku berdoa semoga anak perempuan itu diberi jalan kemudahan oleh Allah Swt.

Aku termenung duduk di sini, di depan komputer kantor. Tapi bayangan anak perempuan di kursi roda itu tampak jelas hadir di dalam benakku. Sorot matanya tajam menatapku, meminta belas kasihan dariku. Apa dayaku?

Wassalam,
SangPenging@T!

Senin, Februari 15, 2016

Risih

Malam minggu, 13 Februari 2016, aku bersama istri mengantarkan anaku yang bungsu ke stasiun KA Senen. Dia berangkat ke solo lagi, untuk kuliah. Setelah liburan semester.

Begitu sampai stasiun. Aku istirahat di teras stasiun KA. Aku ngobrol sejenak bersama istri dan Tania. Dulu waktu kuliah di yogya. Aku yang diantar sopir ke stasiun Senen. Sekarang giliran aku yang mengantar anak.

Begitu diumumkan para penumpang KA Senja Utama jurusan solo diharap naik kereta api, maka antrian penumpang bergerak masuk ke dalam stasiun. Nah, di sini ada suatu keganjilan yang kulihat.


Kulihat ada cowok yang akan berpisah dengan pasangannya yang akan berangkat ke solo. Dia mencium pipi kiri, kanan dan jidat sambil memegang mesra kepala pasangannya yang diciumnya itu. Dan hmm mungkin kalo mereka lupa diri bisa jadi mereka saling berciuman bibir Tapi untungnya tidak. Mereka rupanya sadar bahwa mereka ada dalam kerumunan antrian penumpang, bukannya sedang di tengah hutan berduaan.

Mataku setangah tak percaya. Terbelalak. Setelah kuperhatikan dengan seksama. Pasangannya itu membelakangiku, badan ceking, rambut sedikit gondrong. Masya Allah, ternyata pasangan itu cowok,bro. Bukan cewek. Mereka rupanya pasangan sesuka sesama jenis!

Aku hanya bisa geleng-geleng melihat kejadian itu. Inikah yang namanya zaman sudah hampir berakhir? Mereka lupakah dengan nasib kaumnya Nabi Luth?

Seribu tanya bergayut di kepalaku.


Wassalam,
SangPenging@T!