Adsense

Senin, November 14, 2016

Baju Bekas

Pak Madi, seorang tua yang rajin shalat dan hidup sederhana, menghampiriku selepas shalat Isya. Dia minta baju bekas. Katanya bajunya basah akibat kebanjiran karena hujan turun deras tadi sore dan kemarin siang.

Aku mengangguk mengiyakan permintaannya. Aku suruh dia datang ke rumahku, kapan-kapan.

Eh, baru saja melepas baju koko. Terdengar pintu diketuk. Pak Madi sudah muncul di depan rumahku. Rupanya dia menagih janjiku yang baru kuucapkan tadi di masjid.

Aku cari di tempat penyimpanan baju, dan kutemukan beberapa baju bekas yang layak pakai. Kemudian Tiar, anak sulungku mengeluarkan satu box baju-bajunya yang sudah tak dipakainya lagi untuk diserahkan kepada Pak Madi.

Lalu istriku memberinya sejumlah uang sebagai sedekah.

Airmukanya menunjukkan kegembiraan. Senyum di bibirnya tak lepas. Dia mengucap syukur sembari mendo'akan kami sekeluarga.

Kami kompak meng-amin-kan doanya Pak Madi.

Tak berapa lama kemudian, giliran aku mendapat baju koko dan baju peninggalan saudara sepupuku Oki. Kemarin saat peringatan 100 hari meninggalnya Oki, aku dan keluarga Eyang Poerwomiharjo hadir di rumah tante Trusti (ibunda Oki).Aku dipersilahkan memilih jas, baju dan baju koko yang masih apik peninggalan Oki. Wow! Terima kasih tante.

Permintaanya supaya baju kokonya Oki aku pakai untuk ke masjid. Oki tentu senang, kata tante. Dan tadi pagi subuhan di masjid aku pakai kokonya Oki.

Selesai shalat subuh. Aku dihampiri dan disalami pak Madi sebelum dia pamit keluar masjid. Dan dia berkata dan mendoakan, "ini bajunya Tiar, semoga berkah dan tambah sukses dia". Wow! tak kuduga dia pun subuhan pagi ini rupanya memakai baju batik lengan panjang pemberian anakku. Sungguh aku tak mengira kalau itu dulu baju batiknya Tiar.

Dan tadi ketika shalat aku dapat ide untuk bukuku yang kedua dengan tema yang kuanggap bakal relevan sampai nanti.

wassalam,
sangPengingat








Tidak ada komentar:

Posting Komentar