Sudah sekian lama aku memendam rasa gemas kepada anakku yang pertama. Melihat saudara-saudaranya seusianya sudah bisa bawa mobil orangtuanya. Kok ini Tiar belum juga berani? Itulah pertanyaan yang menggantung di benak pikiranku.
Nah tadi malam, malam senin. Tanggal 27 november 2016. Adalah hari bersejarah baginya pribadi. Betapa tidak itulah hari pertamanya aku percayakan padanya untuk menyetir mobil sedan Hyundai di jalan tol.
Aku dan ananku pergi ke daerah Rempoa, untuk menjemput ibunya (istriku) yang baru pulang dari mudik ke Balapusuh. Ibunya pergi ke kampung bersama kakak dan adiknya. Berangkat dan turun di rumahnya Mbak Elli di Rempoa.
Rasa ragu aku usir jauh-jauh dari diriku. Dan aku mulai alirkan rasa "percaya diri bisa bawa mobil" kepada anakku. Masuk pintu tol Cengkareng, lalu aku pinggirkan mobil aku dan anakku tukar posisi. Aku duduk di samping kemudi. Dan kemudipun dipegangnya. Dengan mengucapkan "Bismillahirrohmanirrohim...".. greeenng... Tiar memasukkan persnelling ke D lalu kakinya menakan pedal gas. Bruuuuummm... sedan melaju kencang di jalan tol.
Tiar merasa happy. "Pak, ini sudah di angka 100 km/jam"... ujarnya.
"Hheehh kurangi kecepatannya, jangan nafsu gitu, hati-hati," kataku.
Keluar pintu tol di jalan Veteran. Dia ingin menyerahkan kemudi ke tanganku. Aku bilang, sudah teruskan. Jalan mulai ramai, ada motor berseliweran. Kulihat keringatnya mulai bercucuran. Dia mulai tegang. Aku berusaha merasa santai. Meski agak tegang juga. Tetapi aku harus menumbuhkan keberaniannya.
Akhirnya sampai juga di tempat tujuan dengan selamat. Rumahnya mbak Elli dan mas Syamsuddin. Aku mengucap, "Alhamdulillah..."
Sayang ketika pulang, ibunya belum mempercayakan dia bawa mobil. Ya, sudahlah. Akhirnya aku yang bawa mobil.
Mudah-mudahan dengan berjalannya waktu. Istriku bisa percaya dengan kemampuan Tiar untuk setir mobil sendiri.
wassalam,
sangPenging@T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar