Malam minggu, 13 Februari 2016, aku bersama istri mengantarkan anaku yang bungsu ke stasiun KA Senen. Dia berangkat ke solo lagi, untuk kuliah. Setelah liburan semester.
Begitu sampai stasiun. Aku istirahat di teras stasiun KA. Aku ngobrol sejenak bersama istri dan Tania. Dulu waktu kuliah di yogya. Aku yang diantar sopir ke stasiun Senen. Sekarang giliran aku yang mengantar anak.
Begitu diumumkan para penumpang KA Senja Utama jurusan solo diharap naik kereta api, maka antrian penumpang bergerak masuk ke dalam stasiun. Nah, di sini ada suatu keganjilan yang kulihat.
Kulihat ada cowok yang akan berpisah dengan pasangannya yang akan berangkat ke solo. Dia mencium pipi kiri, kanan dan jidat sambil memegang mesra kepala pasangannya yang diciumnya itu. Dan hmm mungkin kalo mereka lupa diri bisa jadi mereka saling berciuman bibir Tapi untungnya tidak. Mereka rupanya sadar bahwa mereka ada dalam kerumunan antrian penumpang, bukannya sedang di tengah hutan berduaan.
Mataku setangah tak percaya. Terbelalak. Setelah kuperhatikan dengan seksama. Pasangannya itu membelakangiku, badan ceking, rambut sedikit gondrong. Masya Allah, ternyata pasangan itu cowok,bro. Bukan cewek. Mereka rupanya pasangan sesuka sesama jenis!
Aku hanya bisa geleng-geleng melihat kejadian itu. Inikah yang namanya zaman sudah hampir berakhir? Mereka lupakah dengan nasib kaumnya Nabi Luth?
Seribu tanya bergayut di kepalaku.
Wassalam,
SangPenging@T!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar