Adsense

Jumat, Agustus 09, 2013

Ujar "Sang Penging@T"!

Dulu ada Uje. Dan sampai kapan pun Uje (Ustadz Jeffry al Buchori tetap hidup di hati umat Islam yang mencintainya. Meskipun Uje sudah tiada, ceramahnya yang inspiratif, informatif dan komunikatif selalu bisa kita nikmati melalui YouToBe.

Kini ada "Ujar". Wow siapakah Ujar? Ustadz M.Fajar Irianto Ludjito. Oh, benarkah begitu? tidakkah ini disengaja atau sekedar dipas-paskan? Ya betul ini kebetulan yang disengaja dan dipas-paskan. Berani-beraninya Anda menyandang gelar ustadz? Memangnya kenape, masalah... buat loh (Anda)? Begitu kata anak muda zaman ini berseloroh... hehehe....

Berat memang berat, jika sudah berani (lebih tepatnya nekat) mencantumkan kata "ustadz" di depan sebuah nama. Ya, betul berat memang, tapi kenapa tidak boleh? Jujur gelar itu bukan untuk gaya-gayaan (apalagi biar dibilang hebat!_). Tidak! Tetapi sekedar sebagai pemicu kebaikan dalam perjalanan hidupku. Eh, mungkin saja lebih tepat istilahnya "julukan" sih, bukan gelar. Ya julukan "ustadz" di depan namaku, aku umpamakan, sebagai pedang tajam yang siap menebas namaku, pribadiku, menusuk perasaanku jika aku tidak lurus melangkahkan kaki ini di jalan yang Allah ridhoi.

Boleh jadi bagi pembaca yang iri, akan berkata, "sekalian aja pakai gelar KYAI di depan nama ente, Jar! jangan nanggung-nanggung..." Ah, jauuuuh panggang dari api, bro!

Sebetulnya apa sih yang dimaksud dengan gelar/istilah/julukan "USTADZ" itu? Untuk itu aku bertanya kepada Mbah"Google" yang serba tahu. Akhirnya kutemukan tulisannya Abi Syakir pada sebuah blog. Aku kutipkan dengan lengkap disini, penjelasannya tentang arti kata ustadz, sebagai berikut:

Istilah USTADZ di Mata Orang Indonesia…
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Kalau orang Indonesia ditanya, apa sih arti kata ustadz? Belum tentu ada yang paham. Masih lumayan kalau dia menjawab, “Ustadz itu artinya guru.” Ini masih lumayan meskipun sebenarnya masih terlalugeneral (polos).
Dalam tulisan ini kita akan jelaskan posisi ustadz yang sebenarnya (insya Allah), agar Anda semua tidak salah paham.
[1]. Secara umum, ustadz itu diartikan sebagai GURU atau pendidik. Ini adalah pengertian dasarnya.
[2]. Guru dalam khazanah Arab atau Islam, memiliki banyak istilah yang berbeda-beda, yaitu: MudarrisMu’allimMuaddibMusyrifMurabbi,Mursyid, dan termasuk Ustadz. Masing-masing istilah memiliki makna tersendiri.
[3]. Mudarris artinya guru, tetapi lebih spesifik: Orang yang menyampaikan dirasah atau pelajaran. Siapa saja yang menyampaikan pelajaran di hadapan murid-murid, dia adalah Mudarris.
[4]. Mu’allim artinya guru juga, tetapi lebih spesifik: Orang yang berusaha menjadikan murid-muridnya tahu, setelah sebelumnya mereka belum tahu. Tugas Mu’allim itu melakukan transformasi pengetahuan, sehingga muridnya menjadi tahu.
[5]. Muaddib atau Musyrif, artinya juga guru, tetapi lebih spesifik: Orang yang mengajarkan adab (etika dan moral), sehingga murid-muridnya menjadi lebih beradab atau mulia (syarif). Penekanannya lebih pada pendidikan akhlak, atau pendidikan karakter mulia.
[6]. Murabbi artinya sama, yaitu guru, tetapi lebih spesifik: Orang yang mendidik manusia sedemikian rupa, dengan ilmu dan akhlak, agar menjadi lebih berilmu, lebih berakhlak, dan lebih berdaya. Orientasinya memperbaiki kualitas kepribadian murid-muridnya, melalui proses belajar-mengajar secara intens. Murabbi itu bisa diumpamakan seperti petani yang menanam benih, memelihara tanaman baik-baik, sampai memetik hasilnya.
[7]. Mursyid artinya juga guru, tetapi skalanya lebih luas dari Murabbi. Kalau Murabbi cenderung privasi, terbatas jumlah muridnya, maka Musyrid lebih luas dari itu. Mursyid dalam terminologi shufi bisa memiliki sangat banyak murid-murid.
[8]. Baru kita masuk pengertian Ustadz. Secara dasar, ustadz memang artinya guru. Tetapi guru yang istimewa. Ia adalah seorang Mudarris, karena mengajarkan pelajaran. Ia seorang Mu’addib, karena juga mendidik manusia agar lebih beradab (berakhlak). Dia seorang Mu’allim, karena bertanggung-jawab melalukan transformasi ilmiah (menjadikan murid-muridnya tahu, setelah sebelumnya tidak tahu). Dan dia sekaligus seorang Murabbi, yaitu pendidik yang komplit. Jadi, seorang ustadz itu memiliki kapasitas ilmu, akhlak, terlibat dalam proses pembinaan, serta keteladanan.
[9]. Dalam istilah Arab modern, kalau Anda menemukan ada istilah “Al Ustadz Ad Duktur” di depan nama seseorang, itu sama dengan “Profesor Doktor”. Jadi Al Ustadz itu sebenarnya padanan untukProfesor. Kalau tidak percaya, coba tanyakan kepada para ahli-ahli Islam yang pernah kuliah di Timur Tengah, apa pengertian “Al Ustadz Ad Duktur”?
[10]. Sejujurnya, istilah Ustadz itu dalam tataran ilmu, berada satu tingkat di bawah istilah Ulama atau Syaikh. Kalau seseorang disebut Ustadz, dia itu sebenarnya ulama atau mendekati derajat ulama. Contoh, seperti sebutan Ustadz Muhammad Abdul Baqi’, Ustadz Said Hawa, Ustadz Hasan Al Hudaibi, Ustadz Muhammad Assad, dan lain-lain.Istilah Ustadz itu tidak sesederhana yang kita bayangkan. Di dalamnya terkandung makna ilmu, pengajaran, akhlak, dan keteladanan. Kalau kemudian di Indonesia, istilah Ustadz sangat murah meriah, atau diobral gratis… Ya itu karena kita saja yang tidak tahu.
Ke depan, jangan mudah-mudah menyebut atau memberi gelar ustadz, kalau memang yang bersangkutan tidak pada proporsinya untuk menerima hal itu. Sebagai alternatif, orang-orang yang terlibat dalam dakwah Islam bisa disebut sebagai: Dai (pendakwah),muballigh (penyampai risalah), khatib (orator), ‘alim (orang berilmu), dan yang semisal itu.
Adapun istilah Ustadz Selebritis, Ustadz Gaul, Ustadz Entertainis, Ustadz Komersil, Ustadz Panggung…dan lain-lain; semua ini tidak benar, ia bukan peristilahan yang benar. Derajat ustadz itu dekat dengan ulama. Itu harus dicatat!(Abinya Syakir)

Nah kini semakin jelas bagiku, ternyata menyandang gelar/julukan ustadz itu tidak ringan. Termasuk golongan ustadz tipe yang manakah aku ini, ah itu mah terserah pembaca sajalah menggolongkannya.

Fokusnya, harus berilmu, mampu menjadi teladan, satunya kata dengan perbuatan, dan jauuuh dari akhlak yang buruk.

Oke, no problem. Justru disinilah tantangannya. Akan kuhadapi. Semoga Allah meridhoi langkahku.

Wassalam,
SangPenging@T!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar