Kini ada "Ujar". Wow siapakah Ujar? Ustadz M.Fajar Irianto Ludjito. Oh, benarkah begitu? tidakkah ini disengaja atau sekedar dipas-paskan? Ya betul ini kebetulan yang disengaja dan dipas-paskan. Berani-beraninya Anda menyandang gelar ustadz? Memangnya kenape, masalah... buat loh (Anda)? Begitu kata anak muda zaman ini berseloroh... hehehe....
Berat memang berat, jika sudah berani (lebih tepatnya nekat) mencantumkan kata "ustadz" di depan sebuah nama. Ya, betul berat memang, tapi kenapa tidak boleh? Jujur gelar itu bukan untuk gaya-gayaan (apalagi biar dibilang hebat!_). Tidak! Tetapi sekedar sebagai pemicu kebaikan dalam perjalanan hidupku. Eh, mungkin saja lebih tepat istilahnya "julukan" sih, bukan gelar. Ya julukan "ustadz" di depan namaku, aku umpamakan, sebagai pedang tajam yang siap menebas namaku, pribadiku, menusuk perasaanku jika aku tidak lurus melangkahkan kaki ini di jalan yang Allah ridhoi.
Boleh jadi bagi pembaca yang iri, akan berkata, "sekalian aja pakai gelar KYAI di depan nama ente, Jar! jangan nanggung-nanggung..." Ah, jauuuuh panggang dari api, bro!
Boleh jadi bagi pembaca yang iri, akan berkata, "sekalian aja pakai gelar KYAI di depan nama ente, Jar! jangan nanggung-nanggung..." Ah, jauuuuh panggang dari api, bro!
Sebetulnya apa sih yang dimaksud dengan gelar/istilah/julukan "USTADZ" itu? Untuk itu aku bertanya kepada Mbah"Google" yang serba tahu. Akhirnya kutemukan tulisannya Abi Syakir pada sebuah blog. Aku kutipkan dengan lengkap disini, penjelasannya tentang arti kata ustadz, sebagai berikut:
Istilah USTADZ di Mata Orang Indonesia…
. Sejujurnya, istilah Ustadz itu dalam tataran ilmu, berada satu tingkat di bawah istilah Ulama atau Syaikh. Kalau seseorang disebut Ustadz, dia itu sebenarnya ulama atau mendekati derajat ulama. Contoh, seperti sebutan Ustadz Muhammad Abdul Baqi’, Ustadz Said Hawa, Ustadz Hasan Al Hudaibi, Ustadz Muhammad Assad, dan lain-lain.Istilah Ustadz itu tidak sesederhana yang kita bayangkan. Di dalamnya terkandung makna ilmu, pengajaran, akhlak, dan keteladanan. Kalau kemudian di Indonesia, istilah Ustadz sangat murah meriah, atau diobral gratis… Ya itu karena kita saja yang tidak tahu.
[10]
Ke depan, jangan mudah-mudah menyebut atau memberi gelar ustadz, kalau memang yang bersangkutan tidak pada proporsinya untuk menerima hal itu. Sebagai alternatif, orang-orang yang terlibat dalam dakwah Islam bisa disebut sebagai: Dai (pendakwah),muballigh (penyampai risalah), khatib (orator), ‘alim (orang berilmu), dan yang semisal itu.
Adapun istilah Ustadz Selebritis, Ustadz Gaul, Ustadz Entertainis, Ustadz Komersil, Ustadz Panggung…dan lain-lain; semua ini tidak benar, ia bukan peristilahan yang benar. Derajat ustadz itu dekat dengan ulama. Itu harus dicatat!(Abinya Syakir)
Nah kini semakin jelas bagiku, ternyata menyandang gelar/julukan ustadz itu tidak ringan. Termasuk golongan ustadz tipe yang manakah aku ini, ah itu mah terserah pembaca sajalah menggolongkannya.
Fokusnya, harus berilmu, mampu menjadi teladan, satunya kata dengan perbuatan, dan jauuuh dari akhlak yang buruk.
Oke, no problem. Justru disinilah tantangannya. Akan kuhadapi. Semoga Allah meridhoi langkahku.
Fokusnya, harus berilmu, mampu menjadi teladan, satunya kata dengan perbuatan, dan jauuuh dari akhlak yang buruk.
Oke, no problem. Justru disinilah tantangannya. Akan kuhadapi. Semoga Allah meridhoi langkahku.
Wassalam,
SangPenging@T!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar