Aku paling suka melihat adegan slow motion. Karena aku bisa dengan jelas melihat beragam ekspresi wajah. Entah itu di layar tv, layar bioskop atau di layar datar monitor komputer ( misalnya, di Youtobe). Ada yang memancarkan ekspresi kesenangan, kebahagian, amarah dan kekesalan.
Terutama ketika melihat pemain sepakbola sehabis menendang bola ke gawang lawan. Ada semburat gembira dan senyum lebar serta teriakan puas di wajah Messi, ketika tendangannya telak merobek gawang lawan sampai membuat kiper tersungkur nyaris kepalanya membentur gawang. Atau wajah kecewa Christian Ronaldo, sambil mengumpat dan meludah ketika tendangannya melesat cepat tapi meleset setengah cm dari tiang gawang lawan.
Dan dengan slow motion aku juga bisa mengamati dengan cermat, bagaimana gerakan gesit kaki dan tangan seorang aktor pesilat (karateka) saat sedang beraksi, yang kalau dalam gerakan cepat kita penasaran dengan tendangan kilatnya yang mampu merobohkan lawan. Sungguh menakjubkan. Misalnya, saat tendangan kaki Bruce Lee mampir di dada lawan. Atau bogem mentah petinju Rocky (Sylvester Stallone) menghantam pipi lawan.
Slow motion (gerak lambat) tidak hanya bisa dilihat difilm. Dalam kehidupan nyata, pada umumnya gerak lambat dilakoni oleh para pesakitan (contoh penderita asam urat, misalnya saat asam uratku kambuh wow sulit betul bergerak cepat) dan orang-orang jompo.
Orang yang tak punya semangat hidup juga kerap mempertontonkan gerak lambat. Mulai dari berpikir yang lambat, istilahnya "lemot". Juga sorot matanya layu. Jika diperintah, geraknya lamban. Diberi minuman berenergi juga nggak nge-fek (tidak berpengaruh). Tidak nge-Joss, begitu kata bahasa iklan.
Jika hidup mau sukses, kata orang sukses, jangan suka menunda-nunda. Harus gerak cepat! siapa yang lambat bakal ketinggalan. Orang lain sudah punya rumah, mobil dan motor. Sementara orang yang "slow motion" masih tetap ngontrak, dan naik angkot.
Mulai dari sekarang yuk kita tampilkan wajah kita dalam ekspresi orang sukses. Seperti apa? ya tampilkan wajah kita, dengan ekspresi yang penuh percaya diri. Sorot mata yang tidak kuyu, layu. Tapi sorot mata yang tegas. Mulut mengembangkan senyum, bukannya manyun. Jauhkan tampilan wajah cemburut.
Saat shalat jangan slow motion tapi jangan juga terburu-buru. Yang pas sajalah. Yang wajar-wajar saja. Ketika berwudhu juga begitu, jangan tergesa-gesa. Nikmati setiap tetesan air yang membasahi wajah kita. Niscaya dengan wudhu baik, kita bisa menampilkan ekspresi wajah yang mempesona. Ck, ck ck kayak bahasa iklan nih.
Ya gitu deh, maklum kadang-kadang aku masih merasa sebagai orang iklan (lulusan DiskomVis ISI Yogyakarta gitu loh, hehehe...).
Tetapi kini, aku ingin lebih fokus menjadi orang iklan yang bicara soal agama Islam. Tidak melulu memperhatikan produk dan jasa yang berseliweran di depan mataku. Seleraku lebih bersemangat jika bicara soal akhirat. Wow!
Wassalam,
SangPenging@T!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar