Penolakan itu jelas terasa begitu menyakitkan. Apalagi jika aku
melihatnya dari sisi emosi atau hati. Sedangkan bila dilihat dari sisi logika,
penolakan itu sebagai pelajaran yang berharga. Penolakan menunjukkan aku tidak
memenuhi kualifikasi seperti yang mereka harapkan.
Satu kata kecewa, yang biasa terlontar ketikan membaca surat
penolakan adalah “Sialan!”. Lalu mulailah aku mencari-cari alasan, mereka-reka
jawaban atas pertanyaan yang menohok benak pikiranku, “mengapa sih lamaranku
ditolak ya?”
Ujung-ujungnya aku selalu mencari pembenaran atas jawabanku,
meskipun jawabanku itu ngawur. Misalnya, aku sering mengatakan kepada HRD yang
menolakku,” Huh! Dasar nggak punya selera seni. Dasar sentimen, masak karya
seperti ini ditolak sih?”
Terus terang aku terperangah ketika membaca berita facebook membeli WhatsApp
seharga 233 triliun. Kaya betul si pemilik facebook itu, Mark Zuckerberg. Dan yang pasti
kini pendiri WhatsApp juga semakin kaya dengan uang yang didapat dari hasil penjualan perusahaan yang didirikannya itu.
****
Berita lengkapnya aku copy paste dari kompas.com, sbb:
Pada 19 Februari 2014, Facebook mengumumkan mereka telah mengakuisisi WhatsApp
senilai 19 miliar dollar AS (sekitar Rp 223 triliun). Pembayaran tersebut tidak
sepenuhnya berupa uang tunai. Facebook akan menggelontorkan dana sebesar 16
miliar dollar AS, yang terdiri dari 12 miliar dollar AS saham Facebook dan 4
miliar dollar AS dalam bentuk uang tunai.
Facebook juga memberi 3 miliar dollar AS saham terbatas untuk pendiri dan karyawan WhatsApp yang akan diberikan selama empat tahun setelah akuisisi tersebut selesai.
Facebook juga memberi 3 miliar dollar AS saham terbatas untuk pendiri dan karyawan WhatsApp yang akan diberikan selama empat tahun setelah akuisisi tersebut selesai.
Salah seorang pendiri WhatsApp, Brian Acton, ternyata sempat
ditolak dalam hal lamaran pekerjaan oleh Facebook pada 2009 silam. Empat tahun
setelah itu, justru Acton kini menjual perusahaannya kepada Facebook dengan
harga yang sangat fantastis, 19 miliar dollar AS (sekitar Rp 223 triliun).
Nilai ini termasuk 3 miliar dollar AS dalam bentuk saham yang diberikan kepada Acton dan karyawan WhatsApp dalam jangka empat tahun.
Kisah Acton menjadi inspirasi tentang penolakan, kerja keras, dan kewirausahaan. Saat ditolak oleh Facebook, ia bahkan berkicau di media sosial Twitter. Namun, dengan optimistis, ia berkata akan memulai "petualangan berikutnya dalam hidup".
"Facebook menolak saya. Ini adalah kesempatan besar untuk berhubungan beberapa orang yang fantastis. Menanti untuk petualangan berikutnya dalam hidup," tulis Acton pada 4 Agustus 2009.
Nilai ini termasuk 3 miliar dollar AS dalam bentuk saham yang diberikan kepada Acton dan karyawan WhatsApp dalam jangka empat tahun.
Kisah Acton menjadi inspirasi tentang penolakan, kerja keras, dan kewirausahaan. Saat ditolak oleh Facebook, ia bahkan berkicau di media sosial Twitter. Namun, dengan optimistis, ia berkata akan memulai "petualangan berikutnya dalam hidup".
"Facebook menolak saya. Ini adalah kesempatan besar untuk berhubungan beberapa orang yang fantastis. Menanti untuk petualangan berikutnya dalam hidup," tulis Acton pada 4 Agustus 2009.
Tweet pendiri WhatsApp, Brian Acton, setelah lamaran kerjanya ditolak Facebook pada 2009.
Acton,
yang merupakan lulusan ilmu komputer di Stanford University, sebelumnya pernah
bekerja di Apple dan Adobe. Sejak 1996, ia bekerja untuk Yahoo! hingga Oktober
2007. Jabatan terakhirnya di Yahoo! adalah vice president of engineering.
Pada tahun saat ia ditolak oleh Facebook, Acton mulai membangun aplikasi WhatsApp bersama Jan Koum di Mountain View, California, AS. Koum juga merupakan mantan karyawan Yahoo!. Di tahun itu pula, TheNextWeb melaporkan bahwa Acton juga ditolak oleh Twitter.
Dua perusahaan jejaring sosial internet terbesar di dunia, Facebook dan Twitter, telah melewatkan kesempatan emas dengan menolak Acton, yang punya bakat luar biasa dalam hal pemrograman.
Nama WhatsApp begitu cepat populer, menjadi aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014.
Jumlah pesan yang diproses juga meningkat menjadi lebih dari 50 miliar pesan per hari, dari sekitar 27 juta per hari yang terekam pada Juni 2013. Angka itu disebut-sebut sudah melebihi jumlah SMS yang beredar di seluruh dunia sehingga WhatsApp dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan SMS di dunia.
Meski basis penggunanya tumbuh besar, WhatsApp tetap mempertahankan mentalitas perusahaan rintisan (startup). Perusahaan ini hanya memiliki 50 pegawai. Sebanyak 25 orang merupakan teknisi, sementara 20 lagi menangani dukungan multibahasa untuk pengguna.
Acton dan Koum punya prinsip kuat untuk tidak menampilkan iklan dalam layanan mereka. Dalam mengembangkan bisnis, WhatsApp punya filosofi anti-iklan, bahkan perusahaan itu memiliki manifesto menentang iklan.
WhatsApp sendiri menghasilkan uang dengan menarik bayaran sebesar 0,99 dollar AS selama setahun untuk setiap pengguna.
WhatsApp diinvestasi oleh perusahaan pemodal Sequoia Capital sebesar 8 juta dollar AS pada awal 2011. Sejak saat itu, WhatsApp tidak membuka investasi tahap baru karena mereka mampu menghasilkan uang dari layanannya, mampu menopang biaya operasional perusahaan, hingga akhirnya Facebook "jatuh cinta" dan meminangnya.
Pada tahun saat ia ditolak oleh Facebook, Acton mulai membangun aplikasi WhatsApp bersama Jan Koum di Mountain View, California, AS. Koum juga merupakan mantan karyawan Yahoo!. Di tahun itu pula, TheNextWeb melaporkan bahwa Acton juga ditolak oleh Twitter.
Dua perusahaan jejaring sosial internet terbesar di dunia, Facebook dan Twitter, telah melewatkan kesempatan emas dengan menolak Acton, yang punya bakat luar biasa dalam hal pemrograman.
Nama WhatsApp begitu cepat populer, menjadi aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014.
Jumlah pesan yang diproses juga meningkat menjadi lebih dari 50 miliar pesan per hari, dari sekitar 27 juta per hari yang terekam pada Juni 2013. Angka itu disebut-sebut sudah melebihi jumlah SMS yang beredar di seluruh dunia sehingga WhatsApp dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan SMS di dunia.
Meski basis penggunanya tumbuh besar, WhatsApp tetap mempertahankan mentalitas perusahaan rintisan (startup). Perusahaan ini hanya memiliki 50 pegawai. Sebanyak 25 orang merupakan teknisi, sementara 20 lagi menangani dukungan multibahasa untuk pengguna.
Acton dan Koum punya prinsip kuat untuk tidak menampilkan iklan dalam layanan mereka. Dalam mengembangkan bisnis, WhatsApp punya filosofi anti-iklan, bahkan perusahaan itu memiliki manifesto menentang iklan.
WhatsApp sendiri menghasilkan uang dengan menarik bayaran sebesar 0,99 dollar AS selama setahun untuk setiap pengguna.
WhatsApp diinvestasi oleh perusahaan pemodal Sequoia Capital sebesar 8 juta dollar AS pada awal 2011. Sejak saat itu, WhatsApp tidak membuka investasi tahap baru karena mereka mampu menghasilkan uang dari layanannya, mampu menopang biaya operasional perusahaan, hingga akhirnya Facebook "jatuh cinta" dan meminangnya.
****
Yeah! Begitulah berita selengkapnya. Tentulah bikin ngiler siapa pun yang ingin cepat kaya. Hikmah dari kisah di atas tadi, bahwa ternyata "ditolak" pun bisa berbuah sangat manis, bila kita mampu menyikapinya dengan sikap optimis. Tidak menjadi pesimis, bahkan putus asa.
Kuncinya? Pantang menyerah, dalam mengejar setiap cita-cita. Ditolak, dicemooh, peduli amat! Selama itu (cita-cita, mimpi kita) baik dan tidak merusak masyarakat. So jalan terus, bro!
Wassalam,
SangPenging@T!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar