Kok, aku jadi merasa seperti terpasung disini. Di kantor ini, di ruang ini, ya di sini. Menyesakkan tubuhku. Gila! Aku ingin lari sekencang-kencangnya. Membebaskan diri dari keterpasungan ini. Lama-lama bisa beku badanku, otakku, pikiranku dan perasaanku, jika aku berlama-lama terus disini, di tempat ini. Gila!
Pikiranku sekarang lambat-laun mulai terbuka, selama ini tertutup atau ditutupi oleh ketidakberdayaan menghadapi tekanan ekonomi. Ah, lagi-lagi ekonomi jadi alasan. Bukan itu, tetapi kupikir lebih dalam ternyata itu juga awal masalahnya. Aku jadi seperti orang tolol, yang tak pandai menggunakan pikiran. Buntu!
Seribu, seribu ya seribu cemoohan, seribu ejekan, seribu kepala memandangku dengan sebelah mata. Seolah mereka kurang percaya dengan gelar kesarjanaan yang kusandang. Apa betul begitu? Apakah ini sekedar prasangka burukku?
Ya sekarang waktunya, bukan nanti atau besok. Sekarang saatnya menggali kebisaanku (cita-cita) yang selama ini terpendam, atau telah kupendam tanpa disengaja. Ah, mungkin lebih tepatnya talenta itu sudah kukubur dalam-dalam. Padahal talenta itu karunia Ilahi. Yang harus kusyukuri, karena tidak semua orang diberi-Nya.
Syukurilah anugerah-Nya. Jangan sia-siakan. Apakah pembaca sudah tahu talenta Anda? Jika belum, terus gali, dan gali sampai Anda menemukannya. Selamat berkarya, semoga kita jadi orang kaya karena terus dan terus berkarya. Insya Allah...
Wassalam,
SangPenging@T!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar