Tergantung apa yang sedang kita gandrungi, itulah yang menjadi perhatian kita. Dalam kehidupan keluarga muda, maka ketika baru punya baby, hmm... bayi itulah yang menjadi pusat perhatiannya. Mulai dari kakek-nenek sampai besan dan mertua, apalagi orangtuanya si empunya bayi, semua memperhatikan pertumbuhannya, hari demi hari. Memang sungguh mengasyikkan menyaksikan tumbuh kembang bayi kita. Subhanallah...
Tumbuh menjadi remaja, perhatian kita tujukan kepada pacar kita (buat yang punya pacar). Sakitnya kekasih kita, rasanya kita rasakan pula.Tiada hari tanpa bayangannya dalam benak pikiran kita. Duh, syahdunya rasa jatuh cinta pertama. Terkenang sampai kini. Kok sulit terhapus ya?
Di masa remaja, bagi yang suka motor maka motorlah yang diperhatikan. Orangtua dan pacar, dinomorduakan. Tuhan? wow, bagi yang imannya tipis, rasa-rasanya Tuhan jauh dengan mereka. Akibatnya? shalat jarang, sedekah apalagi. Hii, ngeri membayangkan seandainya kumati ketika remaja dulu, sepertinya neraka langsung menelanku bulat-bulat.
Merunut ke belakang dalam perjalanan hidupku selama ini, ternyata banyak hal yang kuperhatikan dan kuabaikan. Waktu SD, aku perhatian dengan sepeda miniku. Semasa kuliah, aku perhatian dengan buku. Ada uang sisa bulanan, buku pasti kubeli. Pacar, tentu menjadi perhatianku juga ketika kuliah dulu. Oh ya, saat SMA yang menjadi perhatianku adalah group band Rock. Maka koleksi kasetku, lumayan komplit. Ada Grand Funk, Uriah Heep, Deep Purple, Led Zeppelin dll (supergoup top masa silam). Bagaimana dengan pelajaran sekolah? ah, rasa-rasanya biasa-biasa saja tuh, perhatianku. Bahkan mungkin tak kuperhatikan (maaf pak/bu guru). Makanya nilaiku biasa saja, tidak luar biasa. hehehe...
Buku-buku Agama Islam, mulai menarik perhatianku di pertengahan kuliah di ISI Yogyakarta. Di samping buku-buku iklan, kusantap juga buku-buku karangan Al Ghazali dan karya penulis Islam lainnya. Dan kini di usia setengah abad yang menjadi perhatian utamaku adalah Al Quran. Cinta mati aku dengan al Quran. Setiap pagi selepas subuh, tak kulewatkan tanpa membacanya, walau sekedar satu Ain. Aku getol berusaha mengumpulkan pahala semampu kubisa.
Sekarang lebih ngeri ketimbang dulu sewaktu remaja, jika kumati tanpa iman di hati, dalam ketaqwaan yang terkikis, dan tanpa pahala memadai tetapi dosa yang menumpuk. Duh, betapa murka-Nya Allah kepadaku. Nauzubillah
Aku ingin mati dalam keadaan khusnul khotimah (dalam keridhoan Allah), bukan suul khotimah (dalam keadaan buruknya iman dan hancurnya ketaqwaan). Demikian pula tentunya harapan pembaca, betul?
Neraka dan Surga itulah yang menjadi pusat perhatianku kini. Aku ingin mengabarkan kepada kawan, sahabat, saudara dan siapa saja tentang dua hal yang menjadi perhatianku itu. Semoga Allah memberikan kemudahan bagiku untuk menyampaikannya. Lewat buku yang sedang kutulis, lewat seminar yang sedang kurancang matang.
Ya Rabb, tunjukkan kepadaku, mana yang harus kuperhatikan dan kuabaikan. Engkau Maha Mengetahui..
Wahai kawan, arahkan lima kali sehari perhatian kita kepada kehidupan akhirat kita. Semoga bermanfaat tulisan ini.
Wassalam,
SangPenging@T!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar