Aku paling suka ketika jumpa seseorang, lalu bisa aku ajak bincang-bincang. Yaitu untuk mencari tahu kisah hidupnya terutama tentang pekerjaan yang dijalaninya.
Mengapa?
Karena aku bisa mengambil pelajaran dari apa yang diutarakan.
.
Suatu hari aku mampir di sebuah masjid di daerah cipondoh, Tangerang.
Aku sudah salat dhuhur tadi, sedangkan istriku belum. Makanya ketika
lewat masjid itu, aku berhentikan motorku.
Istriku menunaikan salat
dhuhur aku menunggunya duduk di selasar masjid. Tepat di depanku sudah
duduk tukang tape keliling. Dia menjual tape dengan menunggang motor.
.
Sudah hampir sembilan tahun dia berjualan tape. Betah juga. "Ya ini yang saya suka, pak" katanya.
Makanya dia nggak mau coba profesi lain.
"Bagaimana tentang rejeki?" tanyaku
"Saya yakin Allah sudah menentukan rejeki seseorang jumlahnya," demikian katanya.
.
Di pagi hari, dIa harus membeli tape dan membayar tunai kepada penjual
grosir tape. Dia membeli rata-rata 50 kg tape. Seharga antara Rp9.000
hingga Rp10.000 per kilo.
Lalu dia jual ke konsumen sekilo Rp 14.000,-
berkeliling dengan motornya.
.
Seharian dia harus menjual tapenya dengan rajin.
Karena kalau malas, maka uang Rp500.000 yang sudah dia keluarkan. Tak akan kembali. Rugi, brO!
"Gak kuatir rugi?"
"Saya yakin Allah memberikan rejeki, yang penting kita berusaha," demikian katanya.
Mantap!
"Salatnya bagaimana, rajin nggak?"
"Ya saya salat dong pak"
Semoga dia rajin salatnya.
Sebelum pamitan aku beli tapenya. Aku beli Rp5.000,-
dia tetap melayani walaupun ada yang beli hanya Rp2.000,-
Tetap ditimbangnya. Walaupun tidak sampai satu kg. Ya iyalah
.
Nah lanjut ke kisah tukang Krei.
"Kreiii, kreiii!" terdengar di kupingku waktu aku bangun tidur di suatu pagi.
Aku segera beranjak dari kasur dan menuju ke teras.
"Krei!" teriakku.
.
Dia berbalik ke arahku.
Lalu tawar menawar, akhirnya sepakat aku beli satu krei besar harganya Rp165.000,- seukuran 2x2 meter.
.
Seperti biasa aku mencari tahu tentang kisah hidupnya mengapa jadi penjual krei.
.
"Saya sudah berjualan krei sekitar 7 tahun"
"Lama juga ya." komentarku.
.
Caranya dia setoran ke bos krei setelah kreinya terjual. Jadi dia tidak perlu membeli krei dulu.
Di pagi hari dia membawa (mengambil) krei dari bos krei, lalu dia berjalan keliling dengan
memanggul krei itu di dipundaknya. Aku lihat dia pagi itu memanggul 3 krei
besar dan satu krei kecil.
.
"Saya tiap malam musti merencanakan besok pagi mau jualan di daerah mana, di perumahan yang mana?"
Dengan naik angkot dia membawa krei ke wilayah yang mau dia jelajahi.
Nah begitu sampai di tempat itu barulah dia berkeliling dengan berjalan
kaki sambil berteriak "Kreeei!!"
.
"Salatnya gimana, bang?" tanyaku
Dia menjawab enteng, "saya nggak pernah salat, pak"
.
Jangan tinggalkan salat, bang. Begitu saranku.
"Abang Islam kan?"
Terlihat dia mengangguk.
.
Saya melihat dari kisah dua penjual di atas.
Pedagang itu keyakinan rejekinya, mantap!
Tinggal lihat kondisi keimanannya. JIka imannya kuat, ketakwaannya hebat. Insya Allah, rejekinya tak terkira.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar