Bagaimana "Sekarang",
bagaimana "Suatu Saat Nanti"?
.
Sekarang kau pengangguran
suatu saat nanti kau bagaimana?
.
Sekarang kau sakit parah
suatu saat nanti kau bagaimana?
.
Sekarang kau pejabat
suatu saat nanti kau bagaimana?
.
Sekarang kau penjahat
suatu saat nanti kau bagaimana?
.
Sekarang kau miskin
suatu saat nanti kau bagaimana?
.
Sekarang kau kaya
suatu saat nanti kau bagaimana?
.
Sekarang kau punya nama
suatu saat nanti kau bagaimana?
.
Sekarang kau sengsara
suatu saat nanti kau bagaimana?
.
Sekarang kau tak berdaya
suatu saat nanti kau bagaimana?
.
Sekarang kau belum Islam
suatu saat nanti kau bagaimana?
.
Sekarang kau bertakwa
suatu saat nanti kau bagaimana?
.
Antar waktu "Sekarang" dan
"Suatu Saat Nanti" adalah misteri
berapa lamanya dan berapa jaraknya
kau dan aku tak tahu
.
Suka-suka Allah Swt
menjadikan apa kita nanti dan sekarang
.
Yang kita bisa
hanya berusaha, berikhtiar, berkarya dan bekerja
.
Yang kita bisa
memohon dan berdoa kepadaNya
semoga yang terbaik dan diridaiNya
yang kita dapatkan
.
Aamiin Ya Rabbal 'Aalamiin
.
.
-----
salam hangat
dari fajar sang pengingat
selasa, 28 januari 2020
Adsense
Rabu, Januari 29, 2020
Selasa, Januari 28, 2020
DULU dan SEKARANG!?
Dulu kau ganteng!
mana kegantenganmu sekarang?
.
Dulu kau cantik!
mana kecantikanmu sekarang?
.
Dulu kau kaya!
mana kekayaanmu sekarang?
.
Dulu kau cerdas!
mana kecerdasanmu sekarang?
.
Dulu kau berpengaruh!
mana pengaruhmu sekarang?
.
Dulu kau populer!
mana kepopulermu sekarang?
.
Dulu kau kuat!
mana kekuatanmu sekarang?
.
Dulu kau berani!
mana keberanianmu sekarang?
.
Dulu kau bersuara lantang!
mana suaramu sekarang?
.
Sst sttt....
"Pah, jangan banyak tanya...
kau sudah ada di dalam kubur!"
"Sama Mah, kau juga jangan banyak tanya
kau sudah di dalam kubur!"
"Oh, iya yaa... kita sudah di dalam kubur??"
.
Hidup ternyata di antara
kata "dulu" dan kata "sekarang"
tanda "seru" (!) dan tanda "tanya" (?)
tanda "koma" dan tanda "titik"
.
No!
Hidup adalah ibadah kepada Allah Swt.
.
mungkin pertanyaan penting di hari akhir
setelah "bagaimana salatmu selama kau hidup di dunia?"
adalah
"apakah kau sudah jadi orang takwa, brO?"
mana kegantenganmu sekarang?
.
Dulu kau cantik!
mana kecantikanmu sekarang?
.
Dulu kau kaya!
mana kekayaanmu sekarang?
.
Dulu kau cerdas!
mana kecerdasanmu sekarang?
.
Dulu kau berpengaruh!
mana pengaruhmu sekarang?
.
Dulu kau populer!
mana kepopulermu sekarang?
.
Dulu kau kuat!
mana kekuatanmu sekarang?
.
Dulu kau berani!
mana keberanianmu sekarang?
.
Dulu kau bersuara lantang!
mana suaramu sekarang?
.
Sst sttt....
"Pah, jangan banyak tanya...
kau sudah ada di dalam kubur!"
"Sama Mah, kau juga jangan banyak tanya
kau sudah di dalam kubur!"
"Oh, iya yaa... kita sudah di dalam kubur??"
.
Hidup ternyata di antara
kata "dulu" dan kata "sekarang"
tanda "seru" (!) dan tanda "tanya" (?)
tanda "koma" dan tanda "titik"
.
No!
Hidup adalah ibadah kepada Allah Swt.
.
mungkin pertanyaan penting di hari akhir
setelah "bagaimana salatmu selama kau hidup di dunia?"
adalah
"apakah kau sudah jadi orang takwa, brO?"
Sabtu, Januari 25, 2020
Cuma Dititipi
Hidup
duhip
hipdu
duiT
.
Memang...
duit penting buat hidup
tapi hidup jangan demi duit
.
Itu duit-duit sesungguhnya punya siapa?
Allah Swt
yang punya
tapi manusia cuma merasa
punya
.
Kau cuma dititipi
aku juga cuma dititipi
ada yang dititipi banyak
ada yang dititipi sedikit
.
Suatu hari
pikiranku kacau
gara-gara duit
.
Gara-gara duit
suatu hari
happy di hatiku
.
Bisakah duitmu dibagi-bagi
hari ini untuk yang membutuhkan
.
Duit yang dibagi hari ini
semoga berbuah pahala
di hari akhir
duhip
hipdu
duiT
.
Memang...
duit penting buat hidup
tapi hidup jangan demi duit
.
Itu duit-duit sesungguhnya punya siapa?
Allah Swt
yang punya
tapi manusia cuma merasa
punya
.
Kau cuma dititipi
aku juga cuma dititipi
ada yang dititipi banyak
ada yang dititipi sedikit
.
Suatu hari
pikiranku kacau
gara-gara duit
.
Gara-gara duit
suatu hari
happy di hatiku
.
Bisakah duitmu dibagi-bagi
hari ini untuk yang membutuhkan
.
Duit yang dibagi hari ini
semoga berbuah pahala
di hari akhir
-----
fajar sang pengingat
24 januari 2020
pukul 08.50
fajar sang pengingat
24 januari 2020
pukul 08.50
Jumat, Januari 24, 2020
Belajar dari Penjual Tape dan Penjual Krei
Aku paling suka ketika jumpa seseorang, lalu bisa aku ajak bincang-bincang. Yaitu untuk mencari tahu kisah hidupnya terutama tentang pekerjaan yang dijalaninya.
Mengapa?
Karena aku bisa mengambil pelajaran dari apa yang diutarakan.
.
Suatu hari aku mampir di sebuah masjid di daerah cipondoh, Tangerang. Aku sudah salat dhuhur tadi, sedangkan istriku belum. Makanya ketika lewat masjid itu, aku berhentikan motorku.
Istriku menunaikan salat dhuhur aku menunggunya duduk di selasar masjid. Tepat di depanku sudah duduk tukang tape keliling. Dia menjual tape dengan menunggang motor.
.
Sudah hampir sembilan tahun dia berjualan tape. Betah juga. "Ya ini yang saya suka, pak" katanya.
Makanya dia nggak mau coba profesi lain.
"Bagaimana tentang rejeki?" tanyaku
"Saya yakin Allah sudah menentukan rejeki seseorang jumlahnya," demikian katanya.
.
Di pagi hari, dIa harus membeli tape dan membayar tunai kepada penjual grosir tape. Dia membeli rata-rata 50 kg tape. Seharga antara Rp9.000 hingga Rp10.000 per kilo.
Lalu dia jual ke konsumen sekilo Rp 14.000,-
berkeliling dengan motornya.
.
Seharian dia harus menjual tapenya dengan rajin.
Karena kalau malas, maka uang Rp500.000 yang sudah dia keluarkan. Tak akan kembali. Rugi, brO!
"Gak kuatir rugi?"
"Saya yakin Allah memberikan rejeki, yang penting kita berusaha," demikian katanya.
Mantap!
"Salatnya bagaimana, rajin nggak?"
"Ya saya salat dong pak"
Semoga dia rajin salatnya.
Sebelum pamitan aku beli tapenya. Aku beli Rp5.000,-
dia tetap melayani walaupun ada yang beli hanya Rp2.000,-
Tetap ditimbangnya. Walaupun tidak sampai satu kg. Ya iyalah
.
Nah lanjut ke kisah tukang Krei.
"Kreiii, kreiii!" terdengar di kupingku waktu aku bangun tidur di suatu pagi.
Aku segera beranjak dari kasur dan menuju ke teras.
"Krei!" teriakku.
.
Dia berbalik ke arahku.
Lalu tawar menawar, akhirnya sepakat aku beli satu krei besar harganya Rp165.000,- seukuran 2x2 meter.
.
Seperti biasa aku mencari tahu tentang kisah hidupnya mengapa jadi penjual krei.
.
"Saya sudah berjualan krei sekitar 7 tahun"
"Lama juga ya." komentarku.
.
Caranya dia setoran ke bos krei setelah kreinya terjual. Jadi dia tidak perlu membeli krei dulu.
Di pagi hari dia membawa (mengambil) krei dari bos krei, lalu dia berjalan keliling dengan memanggul krei itu di dipundaknya. Aku lihat dia pagi itu memanggul 3 krei besar dan satu krei kecil.
.
"Saya tiap malam musti merencanakan besok pagi mau jualan di daerah mana, di perumahan yang mana?"
Dengan naik angkot dia membawa krei ke wilayah yang mau dia jelajahi. Nah begitu sampai di tempat itu barulah dia berkeliling dengan berjalan kaki sambil berteriak "Kreeei!!"
.
"Salatnya gimana, bang?" tanyaku
Dia menjawab enteng, "saya nggak pernah salat, pak"
.
Jangan tinggalkan salat, bang. Begitu saranku.
"Abang Islam kan?"
Terlihat dia mengangguk.
.
Saya melihat dari kisah dua penjual di atas.
Pedagang itu keyakinan rejekinya, mantap!
Tinggal lihat kondisi keimanannya. JIka imannya kuat, ketakwaannya hebat. Insya Allah, rejekinya tak terkira.
Mengapa?
Karena aku bisa mengambil pelajaran dari apa yang diutarakan.
.
Suatu hari aku mampir di sebuah masjid di daerah cipondoh, Tangerang. Aku sudah salat dhuhur tadi, sedangkan istriku belum. Makanya ketika lewat masjid itu, aku berhentikan motorku.
Istriku menunaikan salat dhuhur aku menunggunya duduk di selasar masjid. Tepat di depanku sudah duduk tukang tape keliling. Dia menjual tape dengan menunggang motor.
.
Sudah hampir sembilan tahun dia berjualan tape. Betah juga. "Ya ini yang saya suka, pak" katanya.
Makanya dia nggak mau coba profesi lain.
"Bagaimana tentang rejeki?" tanyaku
"Saya yakin Allah sudah menentukan rejeki seseorang jumlahnya," demikian katanya.
.
Di pagi hari, dIa harus membeli tape dan membayar tunai kepada penjual grosir tape. Dia membeli rata-rata 50 kg tape. Seharga antara Rp9.000 hingga Rp10.000 per kilo.
Lalu dia jual ke konsumen sekilo Rp 14.000,-
berkeliling dengan motornya.
.
Seharian dia harus menjual tapenya dengan rajin.
Karena kalau malas, maka uang Rp500.000 yang sudah dia keluarkan. Tak akan kembali. Rugi, brO!
"Gak kuatir rugi?"
"Saya yakin Allah memberikan rejeki, yang penting kita berusaha," demikian katanya.
Mantap!
"Salatnya bagaimana, rajin nggak?"
"Ya saya salat dong pak"
Semoga dia rajin salatnya.
Sebelum pamitan aku beli tapenya. Aku beli Rp5.000,-
dia tetap melayani walaupun ada yang beli hanya Rp2.000,-
Tetap ditimbangnya. Walaupun tidak sampai satu kg. Ya iyalah
.
Nah lanjut ke kisah tukang Krei.
"Kreiii, kreiii!" terdengar di kupingku waktu aku bangun tidur di suatu pagi.
Aku segera beranjak dari kasur dan menuju ke teras.
"Krei!" teriakku.
.
Dia berbalik ke arahku.
Lalu tawar menawar, akhirnya sepakat aku beli satu krei besar harganya Rp165.000,- seukuran 2x2 meter.
.
Seperti biasa aku mencari tahu tentang kisah hidupnya mengapa jadi penjual krei.
.
"Saya sudah berjualan krei sekitar 7 tahun"
"Lama juga ya." komentarku.
.
Caranya dia setoran ke bos krei setelah kreinya terjual. Jadi dia tidak perlu membeli krei dulu.
Di pagi hari dia membawa (mengambil) krei dari bos krei, lalu dia berjalan keliling dengan memanggul krei itu di dipundaknya. Aku lihat dia pagi itu memanggul 3 krei besar dan satu krei kecil.
.
"Saya tiap malam musti merencanakan besok pagi mau jualan di daerah mana, di perumahan yang mana?"
Dengan naik angkot dia membawa krei ke wilayah yang mau dia jelajahi. Nah begitu sampai di tempat itu barulah dia berkeliling dengan berjalan kaki sambil berteriak "Kreeei!!"
.
"Salatnya gimana, bang?" tanyaku
Dia menjawab enteng, "saya nggak pernah salat, pak"
.
Jangan tinggalkan salat, bang. Begitu saranku.
"Abang Islam kan?"
Terlihat dia mengangguk.
.
Saya melihat dari kisah dua penjual di atas.
Pedagang itu keyakinan rejekinya, mantap!
Tinggal lihat kondisi keimanannya. JIka imannya kuat, ketakwaannya hebat. Insya Allah, rejekinya tak terkira.
Jumat, Januari 17, 2020
Melihat dari Kejauhan
Aku menyaksikan dari jauh
temanku, sahabatku, saudaraku yang;
sedang bercengkrama dengan anak-anak dan istrinya
ada yang rumahnya mewah
ada yang rumahnya sederhana
ada yang rumahnya merana
.
Begitulah kehidupan
mereka ada yang menikmati
ada yang mengeluh berkepanjangan
ada yang cuek bebek!
atas apa yang mereka alami
.
Aku menyaksikan dari jauh
temanku, sahabatku, saudaraku yang;
bekerja di pemerintahan, di perusahaan swasta asing, di perusahaan swasta negeri dan di perusahaan abal-abal
.
Sikapnya macam-macam
ada yang suka cita
ada yang biasa saja
ada yang mengeluh tak berkesudahan
ada yang sebodo teuing!
atas pekerjaannya.
.
Aku menyaksikan dari jauh
temanku, sahabatku, saudaraku;
ada yang rajin salat
ada yang malas salat
ada yang salat kalau lagi happy
ada yang salat selagi ditimpa masalah berat
.
Aku menyaksikan dari jauh
temanku, sahabatku, saudaraku;
ada yang lupa diri
ada yang lupa ingatan
ada yang pura-pura lupa
ada yang lupa bahwa mati itu pasti
ada yang lupa mempersiapkan bekal
untuk pulang ke kampung akhirat
.
Aku menyaksikan dari jauh
temanku, sahabatku, saudaraku;
dengan berbisik ...
aku ingin sekali mengingatkan mereka untuk membaca
buku IKLAN DARI LANGIT
tapi ...
apa daya pesanku ini tak mampu menembus
dinding hati mereka
Why?
karena aku bukan siapa-siapa
aku hanya sang pengingat
.
karena ..
mereka lebih suka membeli secangkir kopi di cafe berkelas
mereka lebih suka membeli tas bermerek
mereka lebih suka membeli vape dan rokok
mereka lebih suka membeli yang menambah gengsi
mereka lebih suka membeli sesuatu yang tidak penting
.
Padahal membeli buku
itu penting
bergengsi dan
membaca buku itu sexy
...
.
pesan di atas disampaikan oleh
seorang hamba Allah Swt.
yang sedang menempuh jalanNya yang lurus
dalam kesendirian
di sepinya malam
di sunyinya hari
temanku, sahabatku, saudaraku yang;
sedang bercengkrama dengan anak-anak dan istrinya
ada yang rumahnya mewah
ada yang rumahnya sederhana
ada yang rumahnya merana
.
Begitulah kehidupan
mereka ada yang menikmati
ada yang mengeluh berkepanjangan
ada yang cuek bebek!
atas apa yang mereka alami
.
Aku menyaksikan dari jauh
temanku, sahabatku, saudaraku yang;
bekerja di pemerintahan, di perusahaan swasta asing, di perusahaan swasta negeri dan di perusahaan abal-abal
.
Sikapnya macam-macam
ada yang suka cita
ada yang biasa saja
ada yang mengeluh tak berkesudahan
ada yang sebodo teuing!
atas pekerjaannya.
.
Aku menyaksikan dari jauh
temanku, sahabatku, saudaraku;
ada yang rajin salat
ada yang malas salat
ada yang salat kalau lagi happy
ada yang salat selagi ditimpa masalah berat
.
Aku menyaksikan dari jauh
temanku, sahabatku, saudaraku;
ada yang lupa diri
ada yang lupa ingatan
ada yang pura-pura lupa
ada yang lupa bahwa mati itu pasti
ada yang lupa mempersiapkan bekal
untuk pulang ke kampung akhirat
.
Aku menyaksikan dari jauh
temanku, sahabatku, saudaraku;
dengan berbisik ...
aku ingin sekali mengingatkan mereka untuk membaca
buku IKLAN DARI LANGIT
tapi ...
apa daya pesanku ini tak mampu menembus
dinding hati mereka
Why?
karena aku bukan siapa-siapa
aku hanya sang pengingat
.
karena ..
mereka lebih suka membeli secangkir kopi di cafe berkelas
mereka lebih suka membeli tas bermerek
mereka lebih suka membeli vape dan rokok
mereka lebih suka membeli yang menambah gengsi
mereka lebih suka membeli sesuatu yang tidak penting
.
Padahal membeli buku
itu penting
bergengsi dan
membaca buku itu sexy
...
.
pesan di atas disampaikan oleh
seorang hamba Allah Swt.
yang sedang menempuh jalanNya yang lurus
dalam kesendirian
di sepinya malam
di sunyinya hari
Jangan Menyebalkan!
Jadi orang tua yang menyebalkan itu dibenci anak-anak.
.
Jadi anak yang menyebalkan itu dibenci orang tua.
.
Jadi istri yang menyebalkan itu dibenci suami.
.
Jadi suami yang menyebalkan itu dibenci istri.
.
Jadi pimpinan yang menyebalkan itu dibenci bawahan.
.
Jadi bawahan yang menyebalkan itu dibenci pimpinan.
.
Makanya jangan jadi orang yang MENYEBALKAN!
.
Jadi anak yang menyebalkan itu dibenci orang tua.
.
Jadi istri yang menyebalkan itu dibenci suami.
.
Jadi suami yang menyebalkan itu dibenci istri.
.
Jadi pimpinan yang menyebalkan itu dibenci bawahan.
.
Jadi bawahan yang menyebalkan itu dibenci pimpinan.
.
Makanya jangan jadi orang yang MENYEBALKAN!
Selasa, Januari 14, 2020
Perbincangan Dua Manula di Suatu Malam
Yuk kita ikuti perbincangan dua manula sepasang suami istri
berikut ini:
.
"Kapan ya kita kaya, bu?"
> Itu lagi itu lagi, pertanyaan yang selalu kau ajukan
sudah bosan aku mendengarnya.
.
"Iya, kapan bu kita kaya?"
> Sudah terlambat kau ajukan pertanyaan itu.
.
"Sudah terlambat? ah, masak sih?"
> Bapak sudah manula, dan belum kaya.
Memangnya bisa tiba-tiba kaya? Menjadi orang kaya itu butuh proses dan lama
sebaiknya kau ganti saja pertanyaanmu itu, pak!
.
"Ganti dengan apa?"
.
> Ganti dengan pertanyaan ini
"Kapan kita wafat, bu?"
.
"Hush! pamali!
kau pandai bercanda juga ya, walau sudah setua ini, bu"
Hmmm... tapi wajahmu masih terlihat cantik
so sexy!
.
Atau ganti pertanyaanmu dengan ini
"Sudahkah bekal kita cukup, untuk pulang ke kampung akhirat, bu?"
.
"Iya ya... sudah cukup apa belum?"
.
Yuk kita tidur, pak. Sekarang sudah larut malam, di luar mulai turun hujan. Udara semakin dingin.
.
"Bu..."
> Apa?
"Masihkah kau ingat malam pertama kita, sesudah para tamu undangan pulang, hujan mulai turun. sepi memeluk malam. dan kupeluk hangat tubuhmu?"
.
Zzzzz....
zzz....
z
.
It's so nice
berikut ini:
.
"Kapan ya kita kaya, bu?"
> Itu lagi itu lagi, pertanyaan yang selalu kau ajukan
sudah bosan aku mendengarnya.
.
"Iya, kapan bu kita kaya?"
> Sudah terlambat kau ajukan pertanyaan itu.
.
"Sudah terlambat? ah, masak sih?"
> Bapak sudah manula, dan belum kaya.
Memangnya bisa tiba-tiba kaya? Menjadi orang kaya itu butuh proses dan lama
sebaiknya kau ganti saja pertanyaanmu itu, pak!
.
"Ganti dengan apa?"
.
> Ganti dengan pertanyaan ini
"Kapan kita wafat, bu?"
.
"Hush! pamali!
kau pandai bercanda juga ya, walau sudah setua ini, bu"
Hmmm... tapi wajahmu masih terlihat cantik
so sexy!
.
Atau ganti pertanyaanmu dengan ini
"Sudahkah bekal kita cukup, untuk pulang ke kampung akhirat, bu?"
.
"Iya ya... sudah cukup apa belum?"
.
Yuk kita tidur, pak. Sekarang sudah larut malam, di luar mulai turun hujan. Udara semakin dingin.
.
"Bu..."
> Apa?
"Masihkah kau ingat malam pertama kita, sesudah para tamu undangan pulang, hujan mulai turun. sepi memeluk malam. dan kupeluk hangat tubuhmu?"
.
Zzzzz....
zzz....
z
.
It's so nice
Senin, Januari 13, 2020
TAHUN INI AKU MENCAPAI 58 TAHUN
Ternyata gw belum jadi apa2
belum bisa bicara pada dunia
padahal tahun ini usia gw 58 tahun
Wow!
.
Nabi Muhammad Saw. usianya 62
jika sampai segitu usia gw
maka tinggal 4 tahun
kalau setahun diibaratkan selangkah
maka tinggal empat langkah lagi
aku dikubur
alias game over
itu pun kalau sampai seusia Nabi
apa ada jaminan bro?
No!
.
Makanya 2020
gw jadikan restart my life Journey
what!!???
.
Yaa gitulah
.
Bagi elo yang masih seperti gua
boleh ikutan eh ikuti perjalanan hidupku
di my channel Youtube
"fajar sang pengingat"
.
Semoga aja ada yang bisa jadi inspirasi
dari video yang gua bikin
.
Ngomong-ngomong
enakan aku akai kata ganti gua, aku, saya atau
ada yang punya usul?
.
Maklum usia memang sudah uzur
tapi jiwa masih serasa anak sma
wow!mantap, brO!
belum bisa bicara pada dunia
padahal tahun ini usia gw 58 tahun
Wow!
.
Nabi Muhammad Saw. usianya 62
jika sampai segitu usia gw
maka tinggal 4 tahun
kalau setahun diibaratkan selangkah
maka tinggal empat langkah lagi
aku dikubur
alias game over
itu pun kalau sampai seusia Nabi
apa ada jaminan bro?
No!
.
Makanya 2020
gw jadikan restart my life Journey
what!!???
.
Yaa gitulah
.
Bagi elo yang masih seperti gua
boleh ikutan eh ikuti perjalanan hidupku
di my channel Youtube
"fajar sang pengingat"
.
Semoga aja ada yang bisa jadi inspirasi
dari video yang gua bikin
.
Ngomong-ngomong
enakan aku akai kata ganti gua, aku, saya atau
ada yang punya usul?
.
Maklum usia memang sudah uzur
tapi jiwa masih serasa anak sma
wow!mantap, brO!
BANJIR BANDANG 2020
Aku malam ini mau menulis puisi tentang banjir minggu lalu.
.
Banjir bikin linglung
air datang mendadak
tanpa kasih kabar
pada tanggal 1 Januari 2020
.
Banjir bandang
datang tanpa diundang
dan aku pun
tak mampu menghadang
.
Air menyapa teras selepas subuh
di waktu Ashar air makin meninggi
menelan apa saja yang luput
aku selamat di tempat yang aman
.
Banjir oh banjir
Harus sabar menghadapinya
.
Tak usah ngedumel kepada Tuhan
.
Aku bertanya kenapa kita tinggal
di tempatnya air?
.
Jangan salahkan air!
Lalu siapa yang harus disalahkan?
Mungkin kau tahu jawabannya
.
fajar sang pengingat
Kampung Kalimati
Sabtu, 11 Jan 2020
23.07
.
Banjir bikin linglung
air datang mendadak
tanpa kasih kabar
pada tanggal 1 Januari 2020
.
Banjir bandang
datang tanpa diundang
dan aku pun
tak mampu menghadang
.
Air menyapa teras selepas subuh
di waktu Ashar air makin meninggi
menelan apa saja yang luput
aku selamat di tempat yang aman
.
Banjir oh banjir
Harus sabar menghadapinya
.
Tak usah ngedumel kepada Tuhan
.
Aku bertanya kenapa kita tinggal
di tempatnya air?
.
Jangan salahkan air!
Lalu siapa yang harus disalahkan?
Mungkin kau tahu jawabannya
.
fajar sang pengingat
Kampung Kalimati
Sabtu, 11 Jan 2020
23.07
Langganan:
Postingan (Atom)