Aku masuk masjid hendak salat dhuhur. Aku jumpa seorang kakek sedang
duduk berzikir. Aku lewat di depannya, kusunggingkan sedikit senyuman,
dia membalas dengan senyuman pula, sambil melambaikan tangannya
mengisyaratkan supaya aku mendekatinya.
Lalu aku dekati dia.
Suaranya pelan, nyaris berbisik. Aku tempelkan kupingku dekat mulutnya.
Kudengar dia berkata sambil matanya berkaca-kaca, "saya belum makan
nasi, kemarin saya dan istri makan singkong. Untuk beli beras saya nggak
pu
nya uang".
"Kenapa begitu, pak? Bapak nggak kerja lagi?"
"Saya pengangguran. Saya tidak tahu dosa apa kiranya, kok hidup saya
susah begini. Tadi saya ke rumah teman, mau pinjam uang untuk beli
beras. Tapi dia sudah berangkat ke bogor. Dulu saya pernah menolong dia,
waktu dia susah. Tetapi sekarang, kok balasannya begitu ya? Ada saja alasannya."
"Istri bapak nggak bekerja?"
"Istri saya kakinya lemah,kalau berjalan tangannya musti pegangan tembok"
Tanpa pikir panjang, apakah dia berdusta atau tidak. Aku kuras isi
dompetku, aku serahkan padanya uang yang ada di dompetku. Dia berkata
dan doa, "semoga dibalas berlipat ganda oleh Allah. Seperti tertulis di
surah Al Baqarah."
"Amiiin..." jawabku
Tak berapa lama masuk ke
dalam masjid teman akrabku yang juga sudah kakek-kakek. Pesiunan PNS.
Aku pernah ditunjukkan tabungannya, jumlahnya 100juta lebih. Maklum tiap
bulan pemerintah rutin mengisi tabungannya dengan uang pensiunnya
sekitar 3,5juta rupiah.
Selepas dia salat sunnah, aku hampiri dia
kubisikkan. "Pak, tuh ada seorang kakek lagi kesusahan. Sejak kemarin
makan singkong doang."
Jawabnya enteng banget, "Ah, jangan percaya! Dia bohong."
Aku hanya bisa mengelus dada.
Aku lihat kakek miskin di ujung sana, dan kakek kaya di dekatku. Dua
kakek seusia tetapi beda dalam rejeki. Yang satu kaya, yang satu papa.
Allah sudah memerintahkan di Alquran, bahwa yang kaya hendaknya
membantu yang miskin. Tetapi rupanya setan membisikkan kesangsian di
diri si kaya, bahwa si miskin pandai mengarang cerita. Dibujuknya, tidak
usah bersedekah nanti kau jatuh miskin.
Masya Allah.
Beginilah kehidupan.
wassalam,
sangpenging@T