Adsense

Sabtu, September 13, 2014

Anjing

Namanya juga anjing. Mau ditulis dengan sehormat apapun tetap anjing. Apa perlu ditulis "anjing terhormat" Ah, ono-ono wae.

Azan subuh baru saja selesai berkumandang. Sebagai muslim yang taat, tentu panggilan mulia itu tak kusia-siakan. Setelah beres pakai sarung, pakai koko, kubuka pintu ruang tamu.Nah waktu mau ngunci pintu, aku dengar selintas ada suara desiran angin kencang di belakang punggungku. Weit, apaan tuh? hatiku bertanya-tanya, jangan-jangan ada makhluk halus lewat sambil terbang. Tapi bukan kali ah. Kenapa bukan? Iya sebabnya bulu ketekku (eh bulu kudukku deng)...nggak berdiri.

Begitu ku berbalik arah menuju pintu pagar, kulemparkan pandangan ke sekeliling rumah. Ah, ternyata sepi. Nggak ada yang mencurigakan. Ah, sebodo amat, ah. Aku nggak mikiran suara apa tadi.

Nah, begitu pintu pagar kubuka, aku langkahkan kaki keluar, lalu pagar pintu pagar kututup lagi. Aku lihat anjing tetangga berjalan pelan ke arahku.Anjing sialan! Bikin kaget gue aje luh. Rupanya anjing ini nih, sumber suara desiran angin tadi. Dia berlari cepat entah nguber apa. Atau jangan-jangan habis nguber setan.

Anjing itu melangkah pelan tak bersuara lewat di depanku, sambil matanya menatap tajam ke arah mataku. Tak berapa jauh dariku, kira-kira empat meter anjing itu berhenti. Aku mulai ngeri, kalau-kalau dia menyerangku. Dia tidak menyalak. Mungkin lagi malas menggonggong.

Kulihat dia, matanya masih menatapku curiga. Dia pikir ini orang maling apa yang punya rumah. Tapi kalau maling kenapa pakai koko. Mungkin anjing itu berpikir, ah masak sih maling pakai koko. Biasanya maling pakai T-Shirt. Eh, lagian ngapaian nulis apa yang dipikirin anjing ya? Dampak positipnya buat tulisan ini kayaknya nggak ada ya. Ya sudahlah, kita lanjutkan.

Aku belagak ingin menyerang dia, eh lebih tepatnya mengusir dia supaya pergi jauh dariku. Eh, begitu anjing itu liat aku hendak menyerangnya, dia nggak mau kalah strategi. Anjing itu segera ambil posisi ingin benar-benar menyerangku. Makin tampak galaknya. Busyet dah, seru nih kalau ada pertarungan seorang jamaah masjid melawan seekor anjing.

Untuk meredakan ketegangan aku ambil sikap cuek, sembari sekali-kali ngelirik tuh anjing kalau-kalau tiba-tiba dia menyerangkan sambil menggigit kakiku. Keep calm bro! Hmmm ternyata ada dampaknya anjing itu pun melihat aku nggak jadi mengusirnya, dia pun pasang gaya santai. Lalu aku diam-diam (ya ialah masak musti ngomong2 pamitan dulu sama anjing) berjalan pelan-pelan meninggalkannya.

Anjing itu akhirnya jalan di tempat sambil mengibas-ngibaskan buntutnya, melihat aku berjalan ke masjid.

Bisa aku bayangkan seandainya aku tetap dalam posisi garang, bahkan ngambil batu di jalan lalu nimpuk kepala tuh anjing. Wow! bisa semakin buas tuh anjing. Dan aku nggak bisa membayangkan sarung yang robek-robek, baju koko yang kotor. Ujung-ujungnya aku nggak dapat pahala subuhan di masjid.

Ternyata sama anjing saja kita harus berlaku sopan, apalagi sama orang ya?

Wassalam,
SangPenging@T!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar