Adsense

Rabu, April 02, 2014

Tidak Pernah Mendengar Adzan Di Luar Halaman Masjid

Apakah judul tulisan ini membingungkan Anda? kalau tidak, syukurlah, berarti kecerdasan Anda di atas rata-rata. IP (Indeks Prestasi) Anda ketika lulus kuliah dulu bisa-bisa di atas 3. Ah, terlalu jauh prakiraannya ah. Masak judul tulisan sampai diukur segala IQ. Iseng amat sih!

Ini serius bro, bukan iseng. Terus terang ketika pertama kali ustadz Syech Ali Jabir melontarkan kata-kata bahwa menjadi orang Islam yang luar biasa (di atas rata-rata/kebanyakan umat Islam), itu diantaranya bahwa orang itu tidak pernah mendengar suara adzan dari luar masjid. Di luar masjid? gumamku.

Belum hilang rasa heranku atas kalimatnya itu. Dia langsung menjelaskan, itu artinya "orang itu" selalu sudah berada di masjid sebelum adzan shalat lima waktu berkumandang. Bahkan dia sudah wudhu, lalu menyelesaikan shalat sunah Tahiyyatul Masjid, dilanjutkan dengan berzikir kemudian berdoa. Lalu tak beberapa lama, muadzin mengumandangkan adzan. Wow, betapa indahnya. Sejuk terasa di kalbu.

Sayangnya, kebanyakan kita baru ke masjid ketika adzan bergema, bahkan sesudah iqamat berkumandang. Kita? Ah lu kale? Oh iya ya... siapa tahu Anda termasuk di antara pembaca yang sudah melazimkan 5 atau10 menit sebelum adzan, sudah ada di masjid. Hebat kalau sudah begitu. Itu artinya Anda sudah termasuk orang Islam di atas rata-rata (seperti pada umumnya). Bolehlah di bilang sebagai orang Islam yang luar biasa.

Meskipun baru ke masjid setelah adzan. Bahkan sesudah iqamat baru terburu-buru menuju masjid, itu pun sudah bolehlah dibilang hebat. Sebab di zaman modern ini, jauh lebih banyak lagi orang Islam yang super cuek dengan adzan. Mo ada adzan kek, mo nggak kek. Peduli amat. Artinya dia gak peduli. "Pokoke ra popo, ra ke masjid" begitu kurang lebih semboyan yang mereka pegang teguh. Nauzubillah.

Yuuk, marilah kita jadi orang Islam yang luar biasa. Di atas rata-rata. Artinya apa? artinya, jika tadinya biasanya tidak ke masjid untuk shalat lima waktu, mulai sekarang jadikan "shalat lima waktu di masjid" menjadi kebiasaan kita sehari-hari. Tentu ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi Anda berada. Kalau kebetulan Anda sedang di tengah laut (di tempat pengeboran minyak bumi, misalnya) ya, tak perlulah cari masjid. Tapi cukup usahakan, shalat lima waktu tepat waktu dan berjamaah, bersama teman-teman.

Sadarilah kawan, hidup di dunia ini cuma sebentar. Ngapain untuk yang sebentar kita mati-matian mengejar, sampai melupakan akhirat. Rugi, rugi, rugi.

Jadilah orang yang beruntung. Untung dunia, untung pula akhirat. Uih mantap bro!


Wasssalam,
SangPenging@T!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar