Adsense

Jumat, Agustus 03, 2012

Pura-pura

Manusia pandai bersandiwara. Dan sang rocker Ahmad Albar pun bersenandung, "dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah...". Yah, memang begitulah adanya. Hati nggak senang, raut muka dibuat senang ketika tamu tak diundang datang, mengusik tidur siang, atau di saat kita sedang menikmati waktu istirahat. Hanya gara-gara ada persoalan penting yang harus diselesaikan segera. Tak mungkin ditunda barang sehari, menunggu hari esok. Orang bertamu ke rumah kita.

Entah berapa kali kita harus berpura-pura dalam sehari. Hidup dalam kepura-puraan sungguh menyiksa. Tapi memang harus begitukah? Aku senangnya bicara blak-blakan. Kadang tanpa disadari kata-kataku melukai lawan bicara. Oh, maafkan aku kawan.

Dulu kupikir, senyum itu harus dibuat-buat. Ngapain sih harus senyum, padahal tak usah tersenyum juga nggak apa-apa. Namun setelah kupahami seluk beluk perihal "senyum". Ternyata memang kita harus pandai menyunggingkan senyum. Mengapa? supaya tidak dibilang sombong, angkuh dsb. Tentunya senyum yang tulus dan pada tempatnya. Senyum sembarangan, bisa dibilang gila kita.

Pura-pura itu hanya untuk menutupi kekurangan kita. Tapi mengapa harus ditutup-tutupi? Katakan saja sebenarnya, jika memang "aku tidak bisa!". Jangan pura-pura kita bisa! Dan katakan juga bahwa "aku sanggup", kalau memang kita mampu!

Orang dinilai dari mulutnya dan perbuatannya. Mulut pandai mengobral janji. Mulut pandai bicara apa saja. Dan mulut biang keroknya permusuhan, diawali dengan gossip, desas desus dan isyu. Tak sesuainya kata dengan perbuatan kita, dapat menghancurkan reputasi. Jika reputasi sudah terpuruk, tamatlah nama baik kita.

Pura-pura itu macam-macam bentuknya. Mulai dari pura-pura puasa sampai pura-pura kaya. Setiap tahun kita ketemu namanya bulan puasa. Di bulan puasa ini, tahun 2012/1433H, kita kaum muslim wajib berpuasa, kecuali yang sakit atau sedang dalam perjalanan, atau sedang berhalangan (haid). Tapi berapa banyakkah orang yang berpura-pura puasa? Makan sahur tak lupa. Sampai kantor, masuk kantin. Pulang ke rumah, bilang ke istri, Huh! panas benar hari ini, siapkan, bu! es teh manis buat buka bapak. Pada hakikatnya dia telah berbohong di hadapan Tuhannya. Don't do it!


Yang bikin sengsara itu, kalau berperan pura-pura kaya. Semua serba dipoles, biar dibilang orang, kita orang kaya. Toh, suatu saat akan terbongkar juga, siapa diri kita sesungguhnya. Sungguh-sungguh orang kaya atau palsu.

Menjadi orang yang pura-pura takwa itulah yang disebut munafik. Yuk kita jadi orang takwa yang sebenar-benarnya, agar Allah tidak murka kepada kita.

Selamat menjalankan ibadah puasa. Puasa tinggal lima belas hari lagi. Tingkatkan puasa kita, tingkatkan ngaji kita. Ojolali, berburu pahala di malam Lailatul Qadar!

Wassalam,
SangPenging@T!
m fajar irianto ludjito

jakarta, lima belas ramadhan 1433H












Tidak ada komentar:

Posting Komentar