Adsense

Jumat, Agustus 31, 2012

Satu Jam

Rencanakan apa yang akan kita lakukan, niscaya paling tidak hidup kita akan tertata. Minimal satu jam sebelumnya kita sudah ancang-ancang mau ngapain nanti!

Apakah bisa? jelas bisa kalau kita mau. Misalkan jam 10 ada janji, minimal satu jam sebelumnya kita sudah punya plan-A, plan-B yang akan dibicarakan. Tanpa itu, pertemuan hanya berisi basa-basi. Lain halnya jika tujuan kita bertemu kawan, hanya untuk happy-happy. Tak perlulah direncanakan secara detail.

Hanya sayangnya kita sering lalai, jika dihadapkan dengan suatu kasus yang diluar dugaan kita. Ekstrimnya, yaitu jika satu jam lagi kita bakal ketemu malaikatul maut, Izrail. Artinya satu jam lagi kita akan berpindah alam. Sudahkah kita mempersiapkannya?

Ah mungkin anda berkata, itu terlalu menyeramkan. Lho? bukankah kita tidak tahu umur kita sampai kapan. Saya kira, alangkah baiknya jika kita senantiasa mempersiapkan bekal untuk kepulangan kita yang sewaktu-waktu. Tanpa kita tahu kapan?

Wassalam,
SangPenging@T

Senin, Agustus 27, 2012

Anaknya Siapa?

ANAK itu sumber kebahagiaan sebuah keluarga. Tanpa anak, hambar rasanya kehidupan rumah tangga. Bapak dan Ibu rela berkorban demi untuk mendapatkan anak. Segala cara dicoba dari yang murni (tawakal) kepada Allah, sampai yang berbau syirik. Nauzubillah

Tetapi anak bisa jadi sumber masalah. Anak kecanduan narkoba, orangtua terbawa-bawa. Punya anak atau tidak punya anak, sama-sama mengundang masalah. Tapi ingat, rasanya tidak pada tempatnya kesalahan ditimpakan kepada anak kita. Siapa tahu sumber masalah yang sebenarnya adalah diri kita sendiri. Sebagai orangtua tidak becus mendidik anak-anak kita sendiri! So? introspeksilah!

Setelah anak lahir, bahagianya bukan kepalang. Yang bapak merasa, kejantanannya sudah terbukti. Yang ibu merasa, benar-benar bangga bisa menjadi tempat menyimpan benih suami tercinta. Rasanya komplit menjadi seorang wanita.

Lalu anak tumbuh menjadi manusia dewasa. Ketika masih anak-anak, warna hidupnya bagai pelangi. Jabatan ayah senantiasa menjadi julukan yang diberikan masyarakat (tetangga) kepada anak kita.

"Anak siapa ini? ih lucunya, bikin gemes deh!"
Sebagai orangtuanya,  siapa yang tidak senang mendengar pertanyaan dan pernyataan itu.

"Anak siapa ini? cerdasnya bukan main"
Ini membuat setiap orangtua bangga hatinya.

"Anak siapa ini, bodohnya nggak ketulungan?"
Hati siapa yang tidak sesak, jengkel dan emosi mendengar pertanyaan bernada ejekan seperti itu. Kalau tidak ada yang memisahkan, dijamin sudah saling adu mulut, perang urat syaraf dan perang batin antar orangtua anak itu dengan yang mengajukan pertanyaan menghina itu.

Kembali ke tema tulisan ini. Profesi kita, ternyata menjadi perhatian anak-anak kita. Dulu, ketika aku menganggur. Setiap ada lembar isian dari sekolah anak, tentang jabatan orangtua. Anakku selalu jengkel.
"Pak, pekerjaan bapak apa sih?" .

Pertanyaan dari anakku itu membuatku tersenyum kecut. Iya ya, mau ditulis, "Pengangguran", rasanya kurang elok. Orang jawa bilang, ngisin-ngisini ( terjemahannya: "bikin malu!" ). Sudah tulis saja "karyawan", kataku berusaha menentramkan perasaannya.

Kalau kita tanpa jabatan, tetangga akan menjuluki anak kita sebagai; "anak pengangguran!"

Sesudah kerja di pabrik. Maka tetangga kita akan menjuluki anak kita sebagai; "anak buruh pabrik!"

Kemudian punya koneksi, masuk partai dan dipilih jadi anggota DPR. Para tetangga akan menjuluki anak kita sebagai; "wuih, itu lho anaknya anggota DPR!"

Pandai bergaul di kalangan atas kemudian kenal baik dengan presiden, maka kalau sedang nasib mujur,
tidak butuh waktu lama di DPR, eh tahu-tahu diangkat jadi menteri. Para tetangga pun terkagum-kagum, dan menjuluki anak kita sebagai; "yang itu lho temannya anakku sekolah di SD, sekarang jadi anaknya Menteri!"

Jabatan menteri kurang puas, mulai menyambangi teman-teman di DPR, mendekati rakyat lalu berusaha keras mengambil hati mereka. Lalu menggalang suara di partai. Lobi kiri-kanan. Untuk apa? Jelas dong untuk mengincar jabatan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA! Dasar bintangnya sedang bersinar, ditambah rajin ibadah plus sedekah, maka ketika diadakan Pilpres, ndilalah, ujug-ujug (wah bahasa apa ini?) terpilihlah  sebagai presiden RI menggantikan SBY. Wow keren! Akhirnya tetangga kita rame-rame tanpa ada komando akan menjuluki anak kita sebagai; "anak presiden RI!"

Luar biasa! Yang senang tentu keluarga kita. Yang benci tentu saingan kita. Saudara terasa semakin banyak. Mulai dari saudara dekat sampai saudara yang paling jauh, berebutan mengaku sebagai "saudaranya presiden RI". Saudara yang kita kenal, apalagi yang nggak kita kenal berlomba-lomba dulu-duluan salaman ketika lebaran.

Itulah romantika kehidupan di dunia, kawan. Tapi ingat, Allah tidak mempertimbangkan jabatan kita. Yang dilihat-Nya adalah ketaqwaan kita!

Sekian, semoga bermanfaat.
Wassalam,
SangPenging@T!

Kamis, Agustus 16, 2012

Template Baru!

Lebaran adalah hari yang paling ditunggu-tunggu kaum muslim di Indonesia, bahkan di dunia. Tapi di Indonesia sepertinya lebih seru. Dulu ketika aku kecil sekitar tahun 1974, lebaran selalu diwarnai dengan bunyi bising petasan saling bersautan. Tetapi sekarang lebih tenang. Paling-paling kembang api yang marak.

Menyambut lebaran tanpa baju baru rasanya kurang pas. Minimal baju yang masih pantas dan belum pudar warnanya. Ini sebagai simbol manusia "baru", yang barusan saja terbebas dari godaan setan selama bulan puasa. Tetapi yang baru saya kira lebih pas, yang mengukurnya adalah diri sendiri. Sudahkah kita jadi manusia taqwa? Seperti yang telah diungkapkan dalam firman Allah (QS Al Baqarah/2:183) bahwa hakikatnya tujuan puasa adalah agar menjadi manusia yang bertaqwa!

Sehubungan dengan menyambut lebaran, yang jatuh pada hari Minggu, tgl.19 Agustus 2012, maka tampilan blog-ku pun ikut-ikutan baru.

Selamat Idul Fitri 1433H
minal aidin wal faizin
mohon maaf lahir & bathin


jkt, 28ramadhan1433H
16agustus2012

Rabu, Agustus 15, 2012

Pelajaran Penting Ada Di Sekitar Kita

Menuntut ilmu tidak terbatas di bangku kuliah saja. Tamatan SD bisa setara S1, jika dia gigih menambah ilmu. Dengan berbagai cara, dia bisa memperkaya pengetahuannya. Bisa numpang baca di toko buku. Atau rajin mengunjungi dan meminjam buku di perpustakaan.

Aku mendapat pelajaran penting ketika diajak berkunjung ke keluarga istri, yang bermukim di pinggiran wilayah Bekasi. Hidupnya sederhana, ya mereka tergolong dalam ekonomi pas-pasan. Dari obrolan yang ada sepulang dari kunjungan itu, bisa disimpulkan bahwa mereka bisa seperti itu karena dulu tidak rajin di sekolah, sukanya berkelahi.

Ternyata kesengsaraan itu tanpa disadari dirancang sendiri sejak masa SD. Mereka yang bermalas-malasan sekolah sejak SD, maka hidupnya bakal mengalami kesulitan. Pendidikan itu penting. Nanti baru terasa, ketika saatnya memasuki dunia kerja.

Silaturahmi, bisa mendatangkan pelajaran berharga bagiku. Aku jadi terhenyak dengan melihat kehidupan keluarga di lingkunganku. Persoalan ekonomi dan pendidikan anak-anak mewarnai kekelaman hidup mereka.

Sangat kompleks persoalan hidup berumah tangga. Dan akan semakin parah jika kita semakin tak mengenal Allah. Mengeluh kepada orang, hanya mendatangkan kekesalan. Sebab jawabannya bisa tidak sesuai harapan yang kita inginkan. Tetapi berdoa kepada Allah, Insya Allah ada jalan keluarnya.

Yuuk rajin ibadah dan sedekah, kawan!


Rabu, Agustus 08, 2012

Tampil Beda Blogku Hari Iini

Sungguh membuat mata tak nyaman, menatap warna, motif dan desain yang sama. Membosankan! Itu menyangkut masalah selera tentunya. Tapi untuk pasangan kita, wow janganlah merasa bosan. Tak baik bagi kehidupan rumah tangga kita.

Tampilan blogku hari ini, Rabu 8 Agustus 2012, di bulan Ramadhan 1433H, aku ubah tampilannya. Harapannya, biar lebih nyaman dilihat dan enak ketika membaca tulisanku.

Memang manusia mudah bosan. Tapi kalau untuk urusan ibadah, tak kenal aku dengan kata bosan! Ini menyangkut masalah iman, kawan. Hati-hati kalau kita sudah terserang bosan shalat, bosan baca Qur'an, malas beramal shaleh. Hmm... itu tanda-tanda penurunan iman di kalbu kita. Waspadalah!

Itu tanda-tanda semakin jauhnya seseorang dari Hidayah Allah. Nauzubillah!

Jika kemalasan ibadah telah menyerang tubuh, segera lawan! Cepat-cepat tobat. Segera ambil wudhu, lalu shalat lima waktu yang rajin. Sesudah itu lazimkan membaca Qur'an.

Wassalam,
SangPenging@T!
m fajar irianto ludjito, ssn

Jumat, Agustus 03, 2012

Pura-pura

Manusia pandai bersandiwara. Dan sang rocker Ahmad Albar pun bersenandung, "dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah...". Yah, memang begitulah adanya. Hati nggak senang, raut muka dibuat senang ketika tamu tak diundang datang, mengusik tidur siang, atau di saat kita sedang menikmati waktu istirahat. Hanya gara-gara ada persoalan penting yang harus diselesaikan segera. Tak mungkin ditunda barang sehari, menunggu hari esok. Orang bertamu ke rumah kita.

Entah berapa kali kita harus berpura-pura dalam sehari. Hidup dalam kepura-puraan sungguh menyiksa. Tapi memang harus begitukah? Aku senangnya bicara blak-blakan. Kadang tanpa disadari kata-kataku melukai lawan bicara. Oh, maafkan aku kawan.

Dulu kupikir, senyum itu harus dibuat-buat. Ngapain sih harus senyum, padahal tak usah tersenyum juga nggak apa-apa. Namun setelah kupahami seluk beluk perihal "senyum". Ternyata memang kita harus pandai menyunggingkan senyum. Mengapa? supaya tidak dibilang sombong, angkuh dsb. Tentunya senyum yang tulus dan pada tempatnya. Senyum sembarangan, bisa dibilang gila kita.

Pura-pura itu hanya untuk menutupi kekurangan kita. Tapi mengapa harus ditutup-tutupi? Katakan saja sebenarnya, jika memang "aku tidak bisa!". Jangan pura-pura kita bisa! Dan katakan juga bahwa "aku sanggup", kalau memang kita mampu!

Orang dinilai dari mulutnya dan perbuatannya. Mulut pandai mengobral janji. Mulut pandai bicara apa saja. Dan mulut biang keroknya permusuhan, diawali dengan gossip, desas desus dan isyu. Tak sesuainya kata dengan perbuatan kita, dapat menghancurkan reputasi. Jika reputasi sudah terpuruk, tamatlah nama baik kita.

Pura-pura itu macam-macam bentuknya. Mulai dari pura-pura puasa sampai pura-pura kaya. Setiap tahun kita ketemu namanya bulan puasa. Di bulan puasa ini, tahun 2012/1433H, kita kaum muslim wajib berpuasa, kecuali yang sakit atau sedang dalam perjalanan, atau sedang berhalangan (haid). Tapi berapa banyakkah orang yang berpura-pura puasa? Makan sahur tak lupa. Sampai kantor, masuk kantin. Pulang ke rumah, bilang ke istri, Huh! panas benar hari ini, siapkan, bu! es teh manis buat buka bapak. Pada hakikatnya dia telah berbohong di hadapan Tuhannya. Don't do it!


Yang bikin sengsara itu, kalau berperan pura-pura kaya. Semua serba dipoles, biar dibilang orang, kita orang kaya. Toh, suatu saat akan terbongkar juga, siapa diri kita sesungguhnya. Sungguh-sungguh orang kaya atau palsu.

Menjadi orang yang pura-pura takwa itulah yang disebut munafik. Yuk kita jadi orang takwa yang sebenar-benarnya, agar Allah tidak murka kepada kita.

Selamat menjalankan ibadah puasa. Puasa tinggal lima belas hari lagi. Tingkatkan puasa kita, tingkatkan ngaji kita. Ojolali, berburu pahala di malam Lailatul Qadar!

Wassalam,
SangPenging@T!
m fajar irianto ludjito

jakarta, lima belas ramadhan 1433H