Melihat status facebook seorang teman, aku meneteskan airmata. Dia meng-upload foto-foto suasana ketika melepas seorang anak perempuannya yang bersekolah di Boarding School. Terlihat di foto itu anaknya sedang menangis di pundak ayahnya. Sementara ayahnya berusaha untuk menenangkannya. Mungkin sambil membisikkan kata-kata yang (diharapkan) bisa meneguhkan hati anaknya.
Anak itu titipan dari Allah. Mau kita apakan tatkala masih kecil, akan berpengaruh sesudah dewasa nanti. Pendidikan adalah kata kuncinya. Bagi orangtua yang mampu, boarding school adalah pilihan utamanya. Dengan harapan, kelak dia tumbuh menjadi pribadi muslim yang tangguh. Mereka mengkhawatirkan pendidikan umum. Apalagi di kota besar, dengan lingkungan pergaulan yang beraneka ragam. Ada yang positif ada yang negatif.
Ekstrimnya punya anak laki-laki atau perempuan sama sama membuat hati kita sebagai orangtua, was-was. Yang punya anak perempuan takut dihamili. Sementara yang punya anak laki-laki, takut menghamili. Nauzubillah.
Kita perlu menjaga anak remaja kita dengan baik. Memenuhi kebutuhan dasarnya. Memberikan pendidikan agama dengan tepat. Mengapa saya menangis melihat status fb teman di atas? Saya merasa belum berbuat banyak untuk anak-anak saya. Tetapi saya bersyukur ibundanya bisa mengimbangi kekurangan bapaknya. Dia sangat care dengan anak-anak kami. What about me? Maafkan bapak, anakku. Bapak merasa belum maksimal memberikan yang terbaik untuk kalian.
Sebuah keluarga tanpa kehadiran anak akan terasa hambar. Tetapi punya anak, punya potensi seribu satu masalah. Anak bisa membuat kita bangga sebagai orangtua. Namun sebaliknya anak juga bisa mencoreng nama baik, bapak ibunya. Yah, beginilah hidup. Punya dan tidak punya anak, kita tetap harus bersyukur.
Ya Rabb, bimbing daku agar dapat memberikan yang terbaik untuk anak-anakku agar mereka menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar