Belanja adalah suatu kebiasaan manusia. Biasa dilakukan di pagi hari oleh ibu-ibu rumah tangga. Tapi sekarang belanja bukan monopoli ibu-ibu lagi. Siapapun boleh berbelanja. Apalagi sejak supermarket, pasar modern tumbuh bak jamur di musim hujan. Belanja bukan lagi keluar masuk tempat yang becek dan semrawut, seperti kondisi pasar inpres zaman dulu.
Orang bijak bilang, belanjalah sesuai kebutuhan. Urutkan yang penting dulu. Supaya tidak ngaco pengeluarannya, biasakan susun daftar belanjaan.
Aku tahu itu. Tapi kemarin sore, rabu 27 juni 2012, sepulang dari tempat kerja, aku mampir di sebuah supermarket di pinggiran jalan Daan Mogot, tanpa punya susunan daftar belanjaan.
Niatku hanya ingin membeli roti tawar sebungkus plus coklat warna-warni untuk ditaburi di atas roti tawar. Roti itu untuk sahur, puasa kamisku. Tapi begitu masuk ke dalam supermarket, hmm... ternyata mata ini jelalatan kemana-mana. Segala apa yang ada di rak dilirik. Tanpa pikir panjang, main ambil.
Akibatnya, keluar dari supermarket bawaan belanjaanku banyak benar. Sampai di rumah, melihat isi dompet barulah aku sadar, ternyata sebagian yang kubeli masih ada di rumah. Pengeluaran yang seharusnya bisa dihemat, malah keluar sebelum waktunya. Nafsu belanja bikin anggaran keuangan keluarga tak terkendali.Berhati-hatilah dengan nafsu belanja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar