Adsense

Senin, Juli 23, 2012

Puasa 2012/ 1433H

Puasa sudah memasuki hari ke-3, di bulan Ramadhan 1433H (2012). Mulut terkunci, dan perut pun istirahat sejenak memamah makanan sejak imsyak sampai bedug magrib. Mata dan hati diharapkan juga pandai dijaga. Tujuannya agar puasa berjalan sempurna.

Setiap memasuki bulan puasa, suasana hati ini berbunga-bunga. Campur aduk rasa di hati ini. Jadi ingat masa kanak-kanak dulu. Rasa laparnya dan hausnya sih, masih tetap sama. Jam 12 siang, dengan sedikit memaksa dan ditambahi mimik memelas, sudah cukup memancing iba ibunda. Untuk akhirnya meluluskan permintaanku untuk berbuka puasa di tengah hari. Nikmatnya bukan main.

Pada suatu hari, ada kesempatan mencuri buah jambu tetangga yang sudah matang. Lalu bersama teman-teman bertiga, kami sepakat membatalkan puasa. Namun ketika saatnya berbuka puasa, ikut sibuk ambil makanan. Seakan-akan puasanya pol. Sebab berani mengaku tidak puasa, bisa dipotong uang lebaran. Kalau tidak salah ingat, setiap puasa satu hari diganjar Rp100,- seratus rupiah, oleh Ayahanda. Jadi jika puasanya pol sebulan penuh, bakal mengantongi uang lebaran Tiga Ribu Rupiah. Jumlah yang cukup besar di tahun 1970-an.

Ketika sudah dewasa seperti sekarang ini, aku merasakan kerinduan suasana puasa di masa kecil dulu. Ah, masa yang tak bisa terulang kembali. Cukup hanya dibayangkan saja dalam benakku. Dibangunkan untuk makan sahur, ketika masakan sudah siap tinggal disantap. Tetapi kini, harus bangun mempersiapkan makanan buat sahur dulu. Bantu-bantu sang istri. Sesekali, anak-anak juga ikut sibuk membantu, asal ada perintah. Tanpa perintah, mereka akan sibuk dengan smartphone-nya, tv bahkan tidur.

Perasaan sukacita di saat kanak-kanak ketika berpuasa, terasa berbeda ketika aku sudah berumah tangga. Usiaku sudah kepala lima. Orangtua sudah tiada, tetangga seangkatan orangtuaku pun lambat laun berguguran. Mereka sudah tidak bisa menikmati lagi bulan penuh berkah, bulan ampunan.

Kini aku termenung, puasa sudah tiga hari. Al Qur'an yang kubaca teratur tiap pagi satu ain sejak Ramadhan tahun lalu, kini sudah sampai di juz Amma. Padahal tekadku harus khatam sebelum Ramadhan tahun ini. Ini entah sudah khatam yang ke berapa kali. Tak kumenghitungnya. Tak apalah kupikir daripada tak khatam-khatam. Mudah-mudahan hari ini bisa selesai. Untuk kemudian kumulai lagi dari juz pertama terus berlanjut sampai Ramadhan tahun depan. Jika aku masih diberi umur.

Di masjid selepas shalat taraweh aku ikut juga berpartisipasi mengaji tadarus. Sudah masuk juz lima di bulan Puasa ini. Tapi tetap di rumah aku mengaji sesuai urutanku sendiri.

Bulan puasa tahun ini, berita duka dari masjid dekat rumahku, sudah ada dua berita duka. Itu tandanya, hidupnya sudah usai puasanya sudah selesai. Untuk kita yang masih diberi usia, selesaikanlah puasa dengan sempurna. Tumpuklah pahala sebanyak mungkin yang kita bisa, kawan.

Selamat menjalankan ibadah puasa.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar