Sungguh tidak bisa kita bayangkan seandainya kita tahu kapan kita meninggal. Sanpai detik ini kematian seseorang tetap suatu misteri. Dan entah sampai kapan?
Nabi Muhammad saja tidak tahu kapan dia meninggal. Tapi saat ajalnya tiba, malaikatul maut sangat sopan minta ijin untuk menjemput ruhnya. Konon kalau Nabi tidak mengijinkannya, maka Allah memerintahkan untuk menunda kematian Nabi. Tapi Nabi tidak ingin menunda apa yang diperintahkan oleh Allah. Maka Nabi pun wafat sesuai yang ditakdirkan Allah kepadanya. Nabi tidak ingin mengecewakan malikatul maut pulang dengan tangan hampa, tanpa membawa ruh Nabi Muhammad SAW.
Kalau tahu jatah usia kita. Kita akan menyaksikan berbagai perilaku manusia saat tahu kapan malaikatul maut menjemputnya. Bisa jadi yang kafir semakin dalam kekafirannya. Kok? ya karena dia tidak percaya adanya Tuhan. Apalagi adanya surga dan neraka. Sehingga nggak akan peduli mau mati kapan. Sebodo teuing! Yang penting mumpung masih hidup di dunia, nikmati hidup ini sepuassssnya. Makan semuanya. Nggak soal makanannya siapa.
Dan manusia yang beriman? Akan menjadi semakin tebal keimanannya. Jadi semakin sadar bahwa dosanya banyak. Sementara pahala yang dikumpulkan masih sedikit, terus merasa kurang... khawatir akan mendapat murkaNya. Shalat jadi nggak pernah lupa dikerjakan. Sedekah tak lalai dilakukan. Beribadah terus, dan terus beribadah di dalam hari-hari hidupnya.
Bagaimana manusia yang munafik? Ngakunya beriman kepada Allah Swt. Tapi malesnya bukan main ketika diperintahkan untuk shalat! Yang masih belia (ABG) ketika disuruh shalat. Jawabnya kompak,"Ntar aja beh, kalo udah tua!"
Masya Allah...
Ketahuilah wahai anak muda. Kalau masih muda saja nggak bisa menghindari godaan setan, apalagi tuanya. Cobalah tanya kepada setiap orangtua, "Apakah setelah tua terus setan malas menggodanya? Tidak! Setan akan terus menggoda manusia hingga akhir hayatnya. Buktinya? Kita bisa baca di koran, ada berita ditemukan seorang kakek tewas di atas pusernya seorang wanita tuna susila... Nauzubillah! Sedang berzina mati! Itu membuktikan bahwa setan nggak akan bosan terus menggoda kita.
Oleh karena itu kebiasaan shalat harus ditumbuhkan sejak usia dini. Jangan tunggu nanti kalau sudah tua... Repot. Pesan saya kepada setiap orangtua, didiklah anak-anak kita untuk mengerjakan shalat. Mulailah dengan shalat magrib berjamaah di rumah. Lebih utama di masjid, kalau ada masjid dekat rumah kita.
Jadi kenapa kita tidak diberitahu oleh Allah jatah usia kita, agar kita terus bersiap dan menyiapkan bekal untuk hidup sesudah mati. Jangan terlena oleh gemerlapnya dunia. Sebab tabiat manusia itu sukanya menunda-nunda. Mungkin kalau tahu umur kita, kita akan terus digoda setan untuk menunda beribadah. Toh masih panjang ini umur kita. Nanti saja kalau sudah tinggal setahun lagi deh menjelang ajal baru tobat dan rajin beribadah. Waspadalah dengan bujuk manis rayuan setan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar