Artikel ini sudah terbit di facebookku. Tapi sayang kalau nggak di tampilkan di blogku. Makanya aku copy and paste saja, plus sedikit revisi.
Sebetulnya bukan merayakan tetapi lebih tepat merenung sambil berzikir dan shalat malam di Masjid Bank Indonesia. Waktunya? Dimulai sehabis shalat magrib tgl 31 desember 2010 hingga setelah shalat subuh tgl 1 januari 2010.
Betul-betul menghadirkan suasana yang istimewa. Mencerahkan qalbu. Mencerdaskan pikiran. Baru kali ini aku menghabiskan malam tahun baru di dalam masjid. Tidak melihat kembang api warna-warni bertebaran menghiasi langit jakarta. Tanpa bising suara terompet. Tanpa ditemani minuman bersoda dan kacang kulit plus snack ringan.
Tidak pula menyaksikan gerak detik jarum jam melewati angka 12, yang menandakan pergantian tahun. Karena aku dan Tiar, anak tertuaku, langsung terlelap begitu diberi kesempatan untuk tidur oleh panitia penyelenggara.
Sebelumnya otak dan hati ini diberi "makanan lezat" oleh tausyiah oleh ust. Dody al Jamary dan ust. Muchlis Abdi. Jam 22.30 baru selesai, saat pandangan mata sudah seperti lampun lima watt (redup banget).
Setelah tidur sejenak, pada jam 1.45 dini hari, kami terjaga, lalu segera beranjak mengambil untuk berwudhu buat siap2 shalat malam. Berjalan ke tempat wudhu, kaki harus melangkah perlahan-lahan. Sebabnya? Wuah banyak manusia yang bergelimpangan bobok di dalam masjid.
Shalat malam dipimpin oleh imam dari Madina yaitu syeih Ali Jaber. Suaranya merdu, bacaannya surahnya panjang. Nikmat betul mendengarnya. Tapi kaki nggak mau kompromi. Untung saja asam urat nggak kumat. Doanya muantaaaap bener.
Sehabis shalat subuh ada tausyiah dari beliau. Dia berwasiat jangan tinggalkan 4 perkara kalau ingin hidup bahagia.
1. Shalat 5 waktu berjamaah di masjid.
Jangan menunda shalat. Milih mana mendahulukan Bos atau God?(ket.penulis)
2. Baca qur'an, usahakan setiap hari satu juz.
Baca koran disempet-sempetin. Baca Qur'an?(ket.penulis)
3. Selalu berzikir dan bershalawat.
Ingat yang kita kejar nanti adalah syafaatnya Nabi Muhammad. Gimana mau dapat syafaat, kalau waktu hidup kita jarang baca shalawat?
4. Shalat malam dan banyakin istighfar.
Shalat Tahajud 2 rakaat tapi berkualitas dalam arti diusahakan khusyu'. Daripada lebih tapi nggak khusu' karena hanya untuk mengejar jumlah rakaat yang banyak. Lalu tutup dengan shalat witir 3 rakaat, dan jangan lupa istighfar dan berdoa. cukup satu jam; 30 menit untuk tahajud+witir, 30 menit untuk istighfar+doa.
Istirahat sebentar. kemudian berangkat ke masjid terdekat untuk shalat subuh berjemaah.
Dengan demikian, semoga saja dosa2 kita yang telah kita lakukan selama setahun yang lampau diampuni oleh Allah SWT. Kita memang tak pernah luput dari dosa.
Memangnya kita yakin dosa kita ahhh cuman dikiit? weeleh jangan sok yakin dah! Ayo segera tobat jangan tunggu nanti aja kalau udah deket kiamat.
O ya, pesannya juga kalau jadi ustadz itu berbicaralah dengan hati. Dari hati ke hati jamaah. Bukan sekedar mulut cuap2 doang. Isinya kosong. melompong! Yang denger juga ngantuk nantinya.
Dan PERHATIAN: Kalau masuk masjid matikan HP. Sungguh suara dering HP merusak dan mengganggu kekhusu'an shalat.
Menggapai shalat yg khusu' itu sulit. Bergulat melawan setan. Contoh: Lagi enak2nya khusu' setelah berhasil duel melawan setan yang mengganggu konsentrasi (shalat khusu') .... tiba2 terdengar dering HP salah seorang jamaah shalat. Nadanya lagu lagi...bunyi begini nih : goyaaanng dombrettt eeet goyang dombreett! Busyet dah bisa-bisa jamaah pada goyang semua itu.
Selesai ceramahan para jamaah laki-laki berebutan salaman dan cium tangan syeikh. Termasuk aku hehhee. Puassss!!
Semoga Allah senantiasa membimbingnya dalam dakwahnya.
Well!! Met tahun baru 2010. Semoga Allah meridhoi apa yang kita rencanakan, kerjakan dan impikan di tahun ini.
Adsense
Kamis, Januari 28, 2010
Kamis, Januari 07, 2010
Seandainya Manusia Tahu Kapan Usianya Usai
Sungguh tidak bisa kita bayangkan seandainya kita tahu kapan kita meninggal. Sanpai detik ini kematian seseorang tetap suatu misteri. Dan entah sampai kapan?
Nabi Muhammad saja tidak tahu kapan dia meninggal. Tapi saat ajalnya tiba, malaikatul maut sangat sopan minta ijin untuk menjemput ruhnya. Konon kalau Nabi tidak mengijinkannya, maka Allah memerintahkan untuk menunda kematian Nabi. Tapi Nabi tidak ingin menunda apa yang diperintahkan oleh Allah. Maka Nabi pun wafat sesuai yang ditakdirkan Allah kepadanya. Nabi tidak ingin mengecewakan malikatul maut pulang dengan tangan hampa, tanpa membawa ruh Nabi Muhammad SAW.
Kalau tahu jatah usia kita. Kita akan menyaksikan berbagai perilaku manusia saat tahu kapan malaikatul maut menjemputnya. Bisa jadi yang kafir semakin dalam kekafirannya. Kok? ya karena dia tidak percaya adanya Tuhan. Apalagi adanya surga dan neraka. Sehingga nggak akan peduli mau mati kapan. Sebodo teuing! Yang penting mumpung masih hidup di dunia, nikmati hidup ini sepuassssnya. Makan semuanya. Nggak soal makanannya siapa.
Dan manusia yang beriman? Akan menjadi semakin tebal keimanannya. Jadi semakin sadar bahwa dosanya banyak. Sementara pahala yang dikumpulkan masih sedikit, terus merasa kurang... khawatir akan mendapat murkaNya. Shalat jadi nggak pernah lupa dikerjakan. Sedekah tak lalai dilakukan. Beribadah terus, dan terus beribadah di dalam hari-hari hidupnya.
Bagaimana manusia yang munafik? Ngakunya beriman kepada Allah Swt. Tapi malesnya bukan main ketika diperintahkan untuk shalat! Yang masih belia (ABG) ketika disuruh shalat. Jawabnya kompak,"Ntar aja beh, kalo udah tua!"
Masya Allah...
Ketahuilah wahai anak muda. Kalau masih muda saja nggak bisa menghindari godaan setan, apalagi tuanya. Cobalah tanya kepada setiap orangtua, "Apakah setelah tua terus setan malas menggodanya? Tidak! Setan akan terus menggoda manusia hingga akhir hayatnya. Buktinya? Kita bisa baca di koran, ada berita ditemukan seorang kakek tewas di atas pusernya seorang wanita tuna susila... Nauzubillah! Sedang berzina mati! Itu membuktikan bahwa setan nggak akan bosan terus menggoda kita.
Oleh karena itu kebiasaan shalat harus ditumbuhkan sejak usia dini. Jangan tunggu nanti kalau sudah tua... Repot. Pesan saya kepada setiap orangtua, didiklah anak-anak kita untuk mengerjakan shalat. Mulailah dengan shalat magrib berjamaah di rumah. Lebih utama di masjid, kalau ada masjid dekat rumah kita.
Jadi kenapa kita tidak diberitahu oleh Allah jatah usia kita, agar kita terus bersiap dan menyiapkan bekal untuk hidup sesudah mati. Jangan terlena oleh gemerlapnya dunia. Sebab tabiat manusia itu sukanya menunda-nunda. Mungkin kalau tahu umur kita, kita akan terus digoda setan untuk menunda beribadah. Toh masih panjang ini umur kita. Nanti saja kalau sudah tinggal setahun lagi deh menjelang ajal baru tobat dan rajin beribadah. Waspadalah dengan bujuk manis rayuan setan!
Nabi Muhammad saja tidak tahu kapan dia meninggal. Tapi saat ajalnya tiba, malaikatul maut sangat sopan minta ijin untuk menjemput ruhnya. Konon kalau Nabi tidak mengijinkannya, maka Allah memerintahkan untuk menunda kematian Nabi. Tapi Nabi tidak ingin menunda apa yang diperintahkan oleh Allah. Maka Nabi pun wafat sesuai yang ditakdirkan Allah kepadanya. Nabi tidak ingin mengecewakan malikatul maut pulang dengan tangan hampa, tanpa membawa ruh Nabi Muhammad SAW.
Kalau tahu jatah usia kita. Kita akan menyaksikan berbagai perilaku manusia saat tahu kapan malaikatul maut menjemputnya. Bisa jadi yang kafir semakin dalam kekafirannya. Kok? ya karena dia tidak percaya adanya Tuhan. Apalagi adanya surga dan neraka. Sehingga nggak akan peduli mau mati kapan. Sebodo teuing! Yang penting mumpung masih hidup di dunia, nikmati hidup ini sepuassssnya. Makan semuanya. Nggak soal makanannya siapa.
Dan manusia yang beriman? Akan menjadi semakin tebal keimanannya. Jadi semakin sadar bahwa dosanya banyak. Sementara pahala yang dikumpulkan masih sedikit, terus merasa kurang... khawatir akan mendapat murkaNya. Shalat jadi nggak pernah lupa dikerjakan. Sedekah tak lalai dilakukan. Beribadah terus, dan terus beribadah di dalam hari-hari hidupnya.
Bagaimana manusia yang munafik? Ngakunya beriman kepada Allah Swt. Tapi malesnya bukan main ketika diperintahkan untuk shalat! Yang masih belia (ABG) ketika disuruh shalat. Jawabnya kompak,"Ntar aja beh, kalo udah tua!"
Masya Allah...
Ketahuilah wahai anak muda. Kalau masih muda saja nggak bisa menghindari godaan setan, apalagi tuanya. Cobalah tanya kepada setiap orangtua, "Apakah setelah tua terus setan malas menggodanya? Tidak! Setan akan terus menggoda manusia hingga akhir hayatnya. Buktinya? Kita bisa baca di koran, ada berita ditemukan seorang kakek tewas di atas pusernya seorang wanita tuna susila... Nauzubillah! Sedang berzina mati! Itu membuktikan bahwa setan nggak akan bosan terus menggoda kita.
Oleh karena itu kebiasaan shalat harus ditumbuhkan sejak usia dini. Jangan tunggu nanti kalau sudah tua... Repot. Pesan saya kepada setiap orangtua, didiklah anak-anak kita untuk mengerjakan shalat. Mulailah dengan shalat magrib berjamaah di rumah. Lebih utama di masjid, kalau ada masjid dekat rumah kita.
Jadi kenapa kita tidak diberitahu oleh Allah jatah usia kita, agar kita terus bersiap dan menyiapkan bekal untuk hidup sesudah mati. Jangan terlena oleh gemerlapnya dunia. Sebab tabiat manusia itu sukanya menunda-nunda. Mungkin kalau tahu umur kita, kita akan terus digoda setan untuk menunda beribadah. Toh masih panjang ini umur kita. Nanti saja kalau sudah tinggal setahun lagi deh menjelang ajal baru tobat dan rajin beribadah. Waspadalah dengan bujuk manis rayuan setan!
Sabtu, Januari 02, 2010
Tahun 2010 dan Gus Dur
Setiap detik yang bergerak akan membawa kita ke tahun baru. Walaupun jam di pergelangan tangan kita mati. Toh jam orang lain tetap hidup. Kita kompakan seluruh jam tangan di dunia kita hentikan geraknya semuanya. Bumi tetap terus berputar pada porosnya dan matahari tetap setia menyinari bumi. Jadi? Itulah tandanya kita memang masih hidup. Karena tanda masih ada kehidupan karena ada yang terus bergerak. Tidak bergerak tidak ada kehidupan di dunia ini. Tumbuhan terus bergerak tumbuh dari bijih hingga menjadi pohon.Yang anak-anak usianya bertambah. Yang orang tua usianya semakin berkurang. Maksudnya berkurang masa hidupnya di dunia yang fana ini. Makanya jangan sibuk memikirkan dunia hingga lupa bekal untuk hidup sesudah hidup (di dunia ini!).
JIka Anda diam terpaku tanpa gerak sedikitpun dan kelopak mata terpejam. Toh jantung Anda terus setia berdegup, berdetak, sekalipun pikiran kosong tak berpikir macam-macam. Tanpa terasa detik demi detik yang bergerak telah mengantarkan kita ke tahun 2010. Masih sampai kapan bumi akan terus setia berputar pada porosnya dan mengitari matahari pada lingkaran galaksi bimasakti? Wallahu alam bissawab...
Tepat di akhir tahun 2009, kamis 31 Desember Gus Dur di makamkan di Jombang. Kemarin beliau meninggal dunia dalam usia 69 tahun. Tokoh NU itu, mantan presiden RI ke 4, budayawan itu telah tiada. Masuk kotak (istilah dalam pewayangan). Yang mengantarkan jenazahnya ribuan orang. Raganya di bumi ini memang sudah tiada. Tapi namanya terus abadi di hati sanubari bangsa Indonesia.
Banyak pengagumnya, tapi tidak sedikit yang mencemoohnya. Jawabnya enteng "ngggak papa, orang mau bilang apa terserah mereka... gitu aja kok repot!"
Yang saya tahu dari tetangga dekat, yang kenal dekat Gus Dur, mengatakan bahwa dia itu daya ingatnya luar biasa. Walau lama tak ketemu, dia hapal siapa yang dihadapi meski matanya sudah tak melihat.
Kata-katanya kadang membuat hati kita geli. Misalnya, ketika Gus Dur di Pesantren Tegalrejo, berucap; “Semua presiden itu KKN kok. Persiden pertama Kanan Kiri Normal. Presiden kedua Kanan Kiri Nyolong. Presiden ketiga Kecil-Kecil Nekat. Dan presiden keempat, saya sendiri juga diem-diem KKN, alias Kiri Kanan Nuntun.”
Saat pidato di Jerman dimana hadir juga mantan presiden RI B.J. Habibie: “Pak Karno itu presiden yang negarawan, pak Harto hartawan, pak Habibie ilmuwan, sedangkan saya sendiri wisatawan.” (hlm.73). (dikutip dari www.warungbebas.com yang membicarakan Ucapan kontoversial Gus Dur dalam buku "GUS DUR,... Asyik Gitu Loh", hal.73)
Selamat jalan Gus... semoga husnul khotimah.
Sekarang bagaimana kita? Apakah kita tidak iri melihat jenazah Gus Dur diantar begitu banyak orang. Didoakan ribuan orang (bahkan mungkin jutaan orang, jika se-Indonesia ikut mendoakannya). Itu adalah buah dari hasil jerih payah perjuangannya demi kepentingan orang banyak, selama hidupnya.
Pertanyaannya; Sudah seberapa banyak kiprah kita bagi orang banyak?
Ayo singsingkan lengan baju. Yuuk berkarya, ayo terus bergerak! Jangan mementingkan diri sendiri. Dulukan kepentingan orang lain.
"Wah repot dong, enakan orang lain, sementara kita sengsara!" mungkin ini teriakan hati Anda dan saya. Nah, boleh jadi itulah komentar orang yang egois.
Percayalah, Allah tidak akan menyia-nyiakan segala perbuatan baik kita. Ada pahala di sisiNya. Yakinlah!
JIka Anda diam terpaku tanpa gerak sedikitpun dan kelopak mata terpejam. Toh jantung Anda terus setia berdegup, berdetak, sekalipun pikiran kosong tak berpikir macam-macam. Tanpa terasa detik demi detik yang bergerak telah mengantarkan kita ke tahun 2010. Masih sampai kapan bumi akan terus setia berputar pada porosnya dan mengitari matahari pada lingkaran galaksi bimasakti? Wallahu alam bissawab...
Tepat di akhir tahun 2009, kamis 31 Desember Gus Dur di makamkan di Jombang. Kemarin beliau meninggal dunia dalam usia 69 tahun. Tokoh NU itu, mantan presiden RI ke 4, budayawan itu telah tiada. Masuk kotak (istilah dalam pewayangan). Yang mengantarkan jenazahnya ribuan orang. Raganya di bumi ini memang sudah tiada. Tapi namanya terus abadi di hati sanubari bangsa Indonesia.
Banyak pengagumnya, tapi tidak sedikit yang mencemoohnya. Jawabnya enteng "ngggak papa, orang mau bilang apa terserah mereka... gitu aja kok repot!"
Yang saya tahu dari tetangga dekat, yang kenal dekat Gus Dur, mengatakan bahwa dia itu daya ingatnya luar biasa. Walau lama tak ketemu, dia hapal siapa yang dihadapi meski matanya sudah tak melihat.
Kata-katanya kadang membuat hati kita geli. Misalnya, ketika Gus Dur di Pesantren Tegalrejo, berucap; “Semua presiden itu KKN kok. Persiden pertama Kanan Kiri Normal. Presiden kedua Kanan Kiri Nyolong. Presiden ketiga Kecil-Kecil Nekat. Dan presiden keempat, saya sendiri juga diem-diem KKN, alias Kiri Kanan Nuntun.”
Saat pidato di Jerman dimana hadir juga mantan presiden RI B.J. Habibie: “Pak Karno itu presiden yang negarawan, pak Harto hartawan, pak Habibie ilmuwan, sedangkan saya sendiri wisatawan.” (hlm.73). (dikutip dari www.warungbebas.com yang membicarakan Ucapan kontoversial Gus Dur dalam buku "GUS DUR,... Asyik Gitu Loh", hal.73)
Selamat jalan Gus... semoga husnul khotimah.
Sekarang bagaimana kita? Apakah kita tidak iri melihat jenazah Gus Dur diantar begitu banyak orang. Didoakan ribuan orang (bahkan mungkin jutaan orang, jika se-Indonesia ikut mendoakannya). Itu adalah buah dari hasil jerih payah perjuangannya demi kepentingan orang banyak, selama hidupnya.
Pertanyaannya; Sudah seberapa banyak kiprah kita bagi orang banyak?
Ayo singsingkan lengan baju. Yuuk berkarya, ayo terus bergerak! Jangan mementingkan diri sendiri. Dulukan kepentingan orang lain.
"Wah repot dong, enakan orang lain, sementara kita sengsara!" mungkin ini teriakan hati Anda dan saya. Nah, boleh jadi itulah komentar orang yang egois.
Percayalah, Allah tidak akan menyia-nyiakan segala perbuatan baik kita. Ada pahala di sisiNya. Yakinlah!
Langganan:
Postingan (Atom)