“Ojo ndersulo,”
pesan ibuku kepada anak-anaknya. Apalagi mengeluh atas segala sesuatu
yang terjadi. Itu seakan menandakan tidak ikhlas menerima takdir yang
sudah ditentukan Allah. “Jangan mengeluh” itulah sebuah wejangan dari
ibunda yang selalu terngiang di telingaku hingga kini.
Sudah lama ibunda meninggalkan kami. Tapi serasa beliau masih ada ditengah-tengah kami. Tatapan matanya yang lembut, tak pernah bisa kulupakan. Kekerasan tabiatku selalu ditanggapi dengan arif dan bijak. Jarang memarahi anak-anaknya, kalau tidak betul-betul perlu.
Kelembutannya tak terkalahkan. Kalau sudah mengenang Ibunda, yang ada air mata ini menetes tak bisa dibendung. Air susu dibalas air tuba. Pepatah itulah yang selalu datang bertubi-tubi. Ketika aku ingin membalas segala kebaikan ibunda, apa daya beliau sudah berkalang tanah. Ya Rabb, ampuni aku atas segala perbuatanku sehingga hati Ibunda terluka. Doa untuk Ibunda dan Ayahanda tak putus kupanjatkan setiap selesai shalat.
Pilihanku menjadi “sang pengingat”, semoga bisa menghapuskan dosa-dosa yang sudah tergores dan Insya Allah bukanlah suatu kesia-siaan Ibunda melahirkanku ke dunia yang fana ini. Niatku kuat semoga menjadi anak yang shaleh. Bukankah doa anak yang shaleh adalah bekal penting buat para orangtua yang sudah tiada?
Suatu hari di tengah malam yang hening di pontianak. Listrik belum ada, hanya ada petromaks. Aku masih kecil, mungkin kelas dua SD. Tiba-tiba gigiku sakit tak terkira. Aku menjerit tak kepalang tanggung. Seisi rumah bangun. Ibunda terperanjat. Kulihat ibunda hilir mudik bersama pembantu berusaha mendiamkanku dengan segala cara. Gigi semakin sakit, teriakanku semakin melangit. Ibunda semakin cemas.
Untungnya ada tetangga yang punya selembar Koyo dan berbaik hati memberikannya kepada ibunda. Lalu ditempelkannya ke pipiku, di sebelah gigi yang sakit. Alhamdulillah, tiba-tiba sakit gigiku hilang dalam sekejap, lalu aku tertidur pulas kembali. Oh, betapa baiknya perhatian Ibunda yang kurasakan saat itu. Kasih sayangnya luar biasa!
Belum puas kubalas kebaikannya, ibunda sudah dipanggil Yang Maha Kuasa. Semoga diterima segala amal ibadahnya dan diampuni segala dosanya.
Oh Ibu, maafkan anakmu ini…
...
Artikel ini pernah aku tulis di catatan Facebookku, tanggal 23 Desember 2010
Wassalam,
fajar sang pengingat
Sudah lama ibunda meninggalkan kami. Tapi serasa beliau masih ada ditengah-tengah kami. Tatapan matanya yang lembut, tak pernah bisa kulupakan. Kekerasan tabiatku selalu ditanggapi dengan arif dan bijak. Jarang memarahi anak-anaknya, kalau tidak betul-betul perlu.
Kelembutannya tak terkalahkan. Kalau sudah mengenang Ibunda, yang ada air mata ini menetes tak bisa dibendung. Air susu dibalas air tuba. Pepatah itulah yang selalu datang bertubi-tubi. Ketika aku ingin membalas segala kebaikan ibunda, apa daya beliau sudah berkalang tanah. Ya Rabb, ampuni aku atas segala perbuatanku sehingga hati Ibunda terluka. Doa untuk Ibunda dan Ayahanda tak putus kupanjatkan setiap selesai shalat.
Pilihanku menjadi “sang pengingat”, semoga bisa menghapuskan dosa-dosa yang sudah tergores dan Insya Allah bukanlah suatu kesia-siaan Ibunda melahirkanku ke dunia yang fana ini. Niatku kuat semoga menjadi anak yang shaleh. Bukankah doa anak yang shaleh adalah bekal penting buat para orangtua yang sudah tiada?
Suatu hari di tengah malam yang hening di pontianak. Listrik belum ada, hanya ada petromaks. Aku masih kecil, mungkin kelas dua SD. Tiba-tiba gigiku sakit tak terkira. Aku menjerit tak kepalang tanggung. Seisi rumah bangun. Ibunda terperanjat. Kulihat ibunda hilir mudik bersama pembantu berusaha mendiamkanku dengan segala cara. Gigi semakin sakit, teriakanku semakin melangit. Ibunda semakin cemas.
Untungnya ada tetangga yang punya selembar Koyo dan berbaik hati memberikannya kepada ibunda. Lalu ditempelkannya ke pipiku, di sebelah gigi yang sakit. Alhamdulillah, tiba-tiba sakit gigiku hilang dalam sekejap, lalu aku tertidur pulas kembali. Oh, betapa baiknya perhatian Ibunda yang kurasakan saat itu. Kasih sayangnya luar biasa!
Belum puas kubalas kebaikannya, ibunda sudah dipanggil Yang Maha Kuasa. Semoga diterima segala amal ibadahnya dan diampuni segala dosanya.
Oh Ibu, maafkan anakmu ini…
...
Artikel ini pernah aku tulis di catatan Facebookku, tanggal 23 Desember 2010
Wassalam,
fajar sang pengingat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar