Adsense

Senin, Juni 17, 2019

Subuh di Balapusuh

Salat subuh di sebuah musalla kecil di desa Balapusuh kurasakan nikmat betul. Harinya Sabtu, 15 Juni 2019. Jamaahnya bisa dihitung dengan jari. Sekitar sepuluh orang. Atau mungkin kurang dari itu. Aku tak sempat menghitungnya.

Imamnya sudah berumur. Begitu juga jamaahnya sudah pada tua. Kemana yang muda? Mungkin masih tertidu lelap. Ataukah malas salat subuh, karena sejuknya udara membuat malas membuka selimut sarungnya. Ah, tak tahulah aku.

Padahal muazzin sudah berteriak lantang “Ash-Shalatu khairum minan naum yang artinya "Salat itu lebih baik daripada tidur!"

...

Udara dingin menyapu kulit muka, tangan dan kakiku. Aku hirup sepuas-puasnya udara bersih di waktu subuh itu. Sejuk dan menyegarkan rongga paru-paruku.

Aku merasa harus bersyukur masih bisa menikmati suasana subuh di desa Balapusuh. Desa tempat tinggal mertuaku. Lebaran sudah lewat seminggu yang lalu. Kami mudik untuk berziarah ke makam Ibu dan Bapak istriku.

Suara jangkrik memecah keheningan subuh. Matahari masih tersembunyi. Gelapnya malam masih menyelimuti desa Balapusuh.

Alhamdulillah, aku masih hidup masih diberi kesempatan untuk salat Subuh oleh Allah Swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar