Adsense

Selasa, Juli 26, 2016

Kuanggap Sudah Sempurna Revisinya Bukuku "IKLAN DARI LANGIT"

Hari ini, Selasa, 26 Juli 2016 aku merasa sudah cukup perbaikan bukuku IKLAN DARI LANGIT. Dan semoga besok pagi siap dikirim ke penerbit Halaman Moeka. Lewat email.

Sejak edisi cetakan pertama, hari ini aku merasa sreg revisinya. Mudah-mudahan tidak ditemukan lagi hal-hal yang perlu diperbaiki lagi.

Ada beberapa iklan yang perlu aku perbaiki ilustrasi dan photonya. Headline-nya perlu diperhalus lagi bahasanya agar lebih efektif.

Alhamdulillah, terima kasih Tuhan atas pertolonganMu, aku bisa memperbaiki dengan baik.

Aku merasa sudah sempurna bukuku, ya paling tidak menurut penilaianku.

Wassalam,
SangPenging@T!

Selasa, Juli 12, 2016

The Last Revision My Book

Pagi ini selepas shalat subuh di Masjid Darul Muttaqin. Aku mengaji satu ain. Lalu melanjutkan ng-print iklan-iklan dakwah yang sudah kuanggap selesai revisinya. Sangat mengasyikkan.

Revisi kali ini aku serius menggarapnya. Aku berharap ini revisi yang paripurna alias sempurna. Sebab capek juga kalau harus merevisi setiap akan naik cetak ulang.

Cetakan pertama cukup dua puluh buku. Nah ini masuk cetakan yang kedua, ya aku bikin lagi dua puluh buku. Belum berani cetak seribu.

Tapi mudah-mudahan ada rejeki. Dan buku kuanggap bagus, sehingga tidak ada revisi. Aku baru berani cetak seribu atau diatas seribu, dua ribu atau bahkan lima ribu eksemplar. Mantap.

Semoga bukuku yang pertama ini pertumbuhannya sesuai harapanku. Masih ingat judulnya teman?

Ya betul! Judulnya IKLAN DARI LANGIT

Wassalam,
SangPenging@T!

Kamis, Juli 07, 2016

SEBUAH SAJAK UNTUK SEPUPUKU

Hampir setiap lebaran hari kedua...
kami sekeluarga bersilaturahmi
mengunjungi ibumu yang bulek kami
kau menyambut ramah kami
tertawa dan bercanda bersama...
di cinere, tempat tinggalmu

Kini hari kedua di moment yang sama
kau terbujur kaku tanpa suara
membisu

Oky tawamu candamu
sudah tiada
tak bisa kami dengar lagi

Setiap manusia ada masanya
masamu sudah berlalu
bersama angin yang mendesir

Kau ceritakan deritamu
ketika kumenjengukmu
di RS Persahabatan
di suatu siang jam istirahat kantor

Tumor ganas stadium empat
serasa bara api yang membakar
ketika virus itu menggeliat di dalam tubuhmu
waktunya hampir setiap pukul enam sore
(aku terperanjat bukankah itu waktunya
adzan magrib berkumandang)
itu ceritamu kepadaku

Nauzubillahi min dzalik

Bacalah doa
mintalah ampun kepada Allah Swt.
ucapkan istighfar
itu saranku padanya

Aku beserta keluarga
harus secepatnya ke rumah sakit
ketika mendengar kabar
denyut nadimu 60/30
di hari pertama lebaran
6 juli 2016

Segera kupacu laju roda empatku

Kujumpai kau terbaring
lunglai, seperti tertidur lelap
nafasmu pendek-pendek seakan tersendat

Aku duduk di kursi plastik
di ujung tempat tidurmu
aku dan istriku bacakan surah "Yaasiin"
Rupanya itu bacaan kami terakhir
untukmu

Aku dengar berita selepas subuh tadi
pukul empat lewat tiga puluh
7 Juli 2016 di hari lebaran kedua
kau dipanggil menghadap Ilahi

Ajalmu tiba bersamaan waktunya aku terjaga
kupikir aku terlewat shalat subuh
di masjid dekat rumah
rupanya adzan Subuh belum berkumandang

Aku jalan ke masjid untuk shalat Subuh
kau jalan pergi ke haribaan-Nya
Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun...

Selamat jalan Oscar Sagitama (Oky)
semoga kau husnul khotimah...

wassalam,
SangPenging@T!

Jumat, Juli 01, 2016

Di Penghujung Ramadhan 1437H/ 2016

Kemarin sahur makan nasi gudeg lesehan di perumahan Taman Kota. Rasanya enak, pas di kantong. Ke sana naik motor. Aku menggonceng pak Us. Kadir, ketua panitia amaliah ramadhan tahun ini. Naik motor sendiri.

Hari ini pak Us, mentraktir lagi sahur gudeg. Eh, tutup. Tujuan berikutnya cari nasi padang. Ada 6 Rumah Makan Padang yang dituju. Nihil. Sudah tutup semua. Mungkin karyawannya sudah pada mudik. Maklum ini hari ke 26. Jadi tinggal empat hari lagi lebaran. Asyiiiik

Akhirnya kami berempat makan di warung tegal yang masih buka di dekat pasar kedoya. Kali ini aku, kadir pak Us dan ponakannya. Kami berempat berburu makan sahur naik mobil pak Us. Sebab hujan gerimis turun, ketika kami mau keluar dari masjid. Selepas i'tikaf.

Nikmat juga makan sahur di warung tegal. Murah meriah, perut kenyang.

Mencari warung nasi untuk sahur, mengingatkanku makan sahur waktu kost di Yogyakarta. Naik motor keliling yogya, cari warung dengan masakan yang cukup enak, ternyata tidak gampang.

Giliran ada yang enak, eh antrinya panjang. Cari yang lain. Nggak sreg. Ujung-ujungnya makan sahur di warung yang biasanya. Capek deh.

Ada kesedihan di relung hati, ketika Ramadhan hampir usai. Aku berdoa semoga umurku dipanjangkan agar bisa menikmati Ramadhan di tahun depan.

Wassalam,
SangPenging@T!