Adsense

Rabu, Maret 23, 2016

Arti Pentingnya Kesabaran

Kemarin pagi, lagi asyik nongkrong buang air besar di toilet rumah, tiba-tiba terdengar suara "bruk!" di langit-langit kamar mandi. Wow! Aku sempat kaget. Dugaanku pasti itu ulah kucing atau tikus gede jatuh.

Sore hari hujan turun tidak begitu deras. Terdengar seperti suara air tumpah dari ember besar untuk mandi dan lain-lain. Aku buru-buru lari ke kamar mandi untuk mematikan kran. Eh, tidak tahunya air hujan menembus langit-langit. Bukan berupa titik-titik air, tetapi deras bagai air yang ditumpahkan dari atas.

Aku lalu mengecek ke luar rumah. Betul saja kulihat ada dua genteng yang posisinya miring. Sehingga ada celah yang terbuka cukup lebar. Jadinya air hujan leluasa masuk menembus eternit.

Ada ada saja. Musibah ini tak kusangka-sangka. Aku ingin segera membetulkan, istriku melarang. Sudah besok saja. Aku berpikir betul juga sarannya. Mana hampir magrib lagi. Tapi ada suara hati yang mendesak "perbaiki saja sekarang, nanti kalau hujan semakin deras, bisa gawat!"

Terjadi perang batin, "sekarang atau besok pagi? Perbaiki sendiri atau panggil tukang?"

Ya, aku harus bersabar menunggu esok hari sambil berdoa semoga hujan segera berhenti.

Selepas subuh aku jumpa pak De, si tukang bangunan. Aku pesan ke dia supaya melihat dan memperbaiki gentengku. Dia menyanggupi.

Jam 06.30 sesuai janjinya dia datang ke rumahku. Lalu dia memanjat genteng dengan gesit. Dia lihat dan lapor bahwa ada satu kayu reng yang patah, karena lapuk dimakan rayap. Untung aku punya kayu reng yang panjang, bekas untuk menutup genteng garasi mobil Tidak sampai lima belas menit, beres pekerjaan memperbaiki genteng yang bocor.

Aku rogoh dompet ada duit 25 ribu rupiah. Aku ambil kuserahkan padanya. "Terima kasih, pak," ucapnya.

Tuh kan, arti pentingnya kesabaran terbukti. Sangat bermanfaat.

Aku membayangkan seandainya sore kemarin, aku ngotot naik ke atas genteng yang basah karena air hujan. Lalu terpeleset. Wow! lalu kaki luka atau patah. Hiiii, ngeri aku membayangkannya. Pernah ada istri tetangga yang nekad membetulkan genteng yang bocor, sendiri. Tidak memanggil tukang. Suaminya kebetulan sedang sakit. Apa yang terjadi? Si istri jatuh terpeleset di langit-langit. Sampai sekarang jalannya pincang.

Alhamdulillah. Aku berhasil mengalahkan suara yang mengajakku buru-buru memperbaiki genteng. Ya, aku berhasil memenangkan "kesabaran" dalam bertindak.

Inti pesan tulisanku ini, serahkan pekerjaan pada ahlinya, kalau kita tidak mampu menanganinya sendiri. Dan terapkan kesabaran. Menunggu satu hari, tidak masalah. Asalkan permasalahan bisa selesai dengan baik

Wassalam,
SangPenging@T!

Minggu, Maret 13, 2016

Motivator Akhirat

Ya dimana pun kita jumpa motivator, mereka bicara tentang sukses, sukses dan sukses. Umumnya sukses dunia. Awas jangan terpukau. Sukses dunia itu semu.

Sangat baik dan bermanfaat kalau kita ketemu dan hadir dalam seminar yang bicara tentang sukses akhirat. Mantap!

Siapa ya? yang mengajarkan sukses akhirat. Ya jelas temui Nabi SAW. lho kan dia sudah meninggal. Yes, maksudku baca buku hadisnya baca mukjizatnya yaitu AL QUR'AN.

Baca al Qur'an jangan lupa baca terjemahannya supaya kita bisa betul-betul mengerti isinya. Oke?

Ada ustadz yang bilang, kalau ingin curhat dengan Tuhan, maka dirikanlah shalat dan berdoalah. Dan kalau ingin Allah Swt. bicara dengan kita, maka bacalah al Qur'an.

Wassalam,
SangPenging@T!

Jumat, Maret 11, 2016

Hidup itu Indah

Ya memang betul-betul indah, kalau kita bisa menikmatinya. Dalam arti kita pandai bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah Swt. kepada kita.

Mulai dari diberi kenikmatan sehat sampai kenikmatan diberi rejeki. Meskipun rejeki yang kita terima belum sesuai yang kita mau.

Mau sih hidup serba berkecukupan. Tapi mungkin Tuhan berkehendak lain. Dia ingin menguji kita dengan kesempitan. Apakah dalam kesempitan rejeki kita masih taat beribadah kepada-Nya? atau malah semakin malas. Wow!

Pokoknya dalam hidup ini kalau kita sudah tahu teori dan prakteknya atas bidang kerja kita. Hmmm, hidup jadi terasa nikmat.

Yang penting dalam hidup ini kita harus bergerak, beraktivitas. Jangan bengong! Banyak melamun! Mimpi boleh tapi segera wujudkan. Jangan sampai terbuai oleh mimpi-mimpi yang kita bangun, akhirnya bukannya semangat untuk mewujudkan, tetapi makin malas.

Wassalam,
SangPenging@T!

Rabu, Maret 09, 2016

Gerhana Matahari Total 1983 dan 2016

11 Juni 1983, ada gerhana matahari total. Melewati kawasan candi Borobudur. Wow! Turis-turis dari luar negeri berbondong-bondong ke sana. Tetapi masyarakat yang tinggal di kawasan itu justru masuk rumah dan menutup pintu dan jendela. Ah! ada yang bilang ini pembodohan rakyat.

Waktu itu eranya pemerintahan Soeharto. Perintahnya warga jangan ada yang melihat gerhana. Berbahaya nanti bisa buta. Akhirnya sebagian besar warga patuh. Padahal untuk tempat yang sama baru akan dilewati lagi gerhana sekitar 350 tahun kemudian. Lama betul.

Saat itu aku sedang kuliah di semester 2 di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Ini kesempatan emas. Tapi aku bingung harus lihat gerhana itu di Borobudur atau di Magelang? Aku putuskan pulang ke rumah eyang Rispandi di Magelang. Sehari sebelum gerhana aku pergi ke Magelang. Aku tinggalkan Yogyakarta, sebab tidak ada kuliah.

Nah tibalah saatnya menyaksikan gerhana. Aku lihat siaran langsungnya di TVRI. Rasa penasaranku, aku keluar rumah. Aku sempat melihat proses gerhana lewat air yang kutaruh di dalam baskom. Begitu alam menjadi gelap, seperti gelapnya waktu magrib. Ayam terdengar berkokok saling bersahutan.

Akhirnya aku iseng aku menengok ke atas dengan mata telanjang. Wow! matahari memancarkan cahayanya berwarna putih cemerlang sama seperti aku sedang menatap sinar lampu Blitz kamera. Pas aku lihat bertepatan bulan sedang beringsut dari matahari. Seperti layaknya mata cincin dari berlian, tampak berkilauan.

Sekarang 9 Maret 2016. Gerhana Matahari Total terjadi kembali dan aku punya kesempatan untuk menyaksikannya di Jakarta. Walaupun tidak total betul, alias 88% saja.

Alhamdulillah, aku bisa menyaksikan GMT walau lewat sepotong stiker kuning. Sangat menakjubkan. Aku shalat gerhana matahari bersama jamaah masjid Daarul Muttaqin. Imamnya ustadz Abdurrahman. Guru ngajiku. Dua rakaat, dua ruku masing rakaatnya. bacaannya surah An Naba, An Naziiat dan rakaat kedua membaca surah al Lail dan al Ghasyiyah. Mantap. bacaan ruku dan sujudnya juga lama yang biasanya membaca Subhana robbiyal adzhim wa bihamdih cukup tiga kali, dalam shalat sunnah gerhana dibaca 30 kali pada ruku pertama. Lalu jumlahnya berkurang di ruku yang kedua, ketiga dan keempat. Yakni jadi 25, 20 dan 15 kali.

Sungguh berkesan shalat gerhana yang tadi pagi jam 6.30 aku laksanakan (dirikan). Sebab mungkin saja ini yang terakhir (?). Karena gerhana matahari yang melewati Indonesia akan terjadi lagi nanti 20 April 2023, masih tanda tanya apakah aku masih bisa menyaksikannya (mengalaminya).

Hari ini kebetulan libur, bersamaan dengan libur hari raya Nyepi. Habis lihat gerhana, hmm... kesempatan untuk merevisi MyBook lagi. Semakin cantik saja myBook!

Mudah-mudahan minggu depan sudah bisa diantar ke distributor untuk dicek isinya.


Di bawah ini adalah photo saat aku melihat GMT sepuas-puasnya dan photo gerhana yang sudah ku-edit. Kalau tidak di-edit gambarnya jelek. Maklum photo dari kamera HP. Ini semacam aksi balas dendam karena pada tahun 1983 aku tidak bisa menyaksikan GMT dengan leluasa. Hehehe...




Wassalam,
SangPenging@T!

Selasa, Maret 01, 2016

Lagu Jadul

Lagu jadul tahun 70an, 80an dan 90-an membangkitkan kenangan manis di hatiku. Terutama kisah-kisah manis di SMP dan SMA.

Suara musik rock dari Deep Purple, Led Zeppelin, Grand Funk, Bad Company dan Queen sangat akrab di telingaku. Untung ada Youtobe, yang bisa memuaskan hati dan telingaku ketika aku tiba-tiba kangen dengan musik rock itu, aku cukup buka internet. mantap!

Tetapi hidup tidak hanya musik, harus ibadah. Bagaimana ibadah kita di tahun 70an, 80an, 90an dan tahun  2000an... ? bisakah kita mengenangnya. Dalam arti kita hisab. Sebelum hisab (perhitungan) nanti di padang Mahsyar.

Yuk, kita terus perbaiki kualitas ibadah shalat kita, sedekah kita dan lain-lainnya. Supaya apa? supaya kita layak dimasukkan ke dalam surga-Nya.

Wassalam,
SangPenging@T!