Adsense

Kamis, April 30, 2015

Sibuk Betul Hari Ini

Dummy naskah yang sudah kucetak pakai EPSON, dan sudah rapi ku lem tadi malam. Pagi ini kusisir pinggirannya pakai pisau cutter. Masya Allah.. ngawur motongnya. Padahal aku sudah hati-hati.

Ya terpaksa aku print lagi dah seharian ini. Ijin tidak masuk kantor.

Selesai jam  1 siang. Jam 2 siang lewat dua menit berangkat ke penerbit. Sampai di sana selepas Ashar.

Mudah-mudahan kesibukan hari ini berbuah manis. Yaitu, buku bisa diterbitkan ke penerbit ini. Ini adalah penerbit ketiga yang kutawarkan bukuku. Dua penerbit telah kutawarkan. Yang pertama menolak, karena ukuran bukunya kebesaran.. Ukuran A4. Lalu aku kecilkan jadi setengahnya. Selanjutnya kutawarkan ke penerbit ke dua. Di acc, tapi dalam perjalanan untuk naik cetak. Ada satu hal yang aku kurang sreg dengan editornya. Akhirnya aku mundur dari penerbit itu.

Dan sekarang kutawarkan ke penerbit yang ke tiga. Semoga saja penerbit ini mau menerbitkannya. Editornya mas Iqbal bilang, "semoga kita berjodoh! alias pihak penebit bisa menebitkan bukuku.

Aamiin.. mudah-mudahan mas. Sungguh ini penantian yang amat lama sejak buku itu mulai diniatkan dan ditulis di tahun 2007. Aku bilang, jangan lama-lama kabarnya ya.

Wassalam,
SangPenging@T!

Antara pak Abas dan Olga Saputera

Namanya Abas. Kupanggil Pak Abas. Kalau berjalan pincang, tangannya sebelah kiri sulit digerakkan. Konon keadaannya begitu, sesudah terserang stroke.

Banyak orang bilang, sisi negatifnya tempo dulu waktu berjaya. Aku sih melihatnya dari sisi positifnya masa kini. Paling tidak setahun, sebelum dia meninggalkan dunia yang fana ini, pada hari Jum'at, 27 Maret 2015, pekan lalu.

Dia meninggal bersamaan harinya dengan meninggalnya artis jenaka, Olga Saputra. Cuma beda jam, pak Abas sekitar pukul 11 siang meninggal di rumah saudaranya di gang sempit, sementara Olga sekitar pukul 4 sore di rumah sakit Mt Elizabeth di Singapura.

Tapi coba kita saksikan pemakamannya. Wow berjubel mereka mengantarkan Olga, beda jauh dengan pak Abas.

Kuburannya Olga masih ramai dikunjungi fansnya. Sementara kuburan pak Abas boro-boro ada yang datang. Tidak tahu aku apakah istri dan anaknya sudah berkunjung ke kuburannya.

Bahkan ketika pak Abas meninggal, anak-anaknya tidak ada yang tahu, istrinya yang tinggal di Serang juga tidak tahu.

Rasanya pak Abas seperti hidup sebatang kara. Tapi semoga saja amal shalehnya mendapat ganjaran dari Allah Swt. dan diampuni dosanya. Demikian juga buat Olga, semoga husnul khotimah.

Wassalam,
SangPenging@T!

Ke Penerbit Lagi

Ya betul bukuku aku bawa lagi ke penerbit buku-buku Islam. Hari ini Kamis, 30 April 2015. Sebuah penerbit besar. Letaknya di sekitar kebun binatang Ragunan. Aku ke sana bersama teman penulis, ustadz muda Sdr Munif.

Aku langsung bertemu senior editornya. Kelihatan dia berminat untuk menerbitkannya. Ya mudah-mudahan bisa terbit di sana.

Dummy buku aku tinggal. Akan dikabari secepatnya.

Wassalam,
SangPenging@T!

Ng....dan ....Uk

Tiba-tiba saja aku spontan melontarkan ke teman-teman, waktu bincang-bincang selepas Isya, bahwa orang mau sukses perlu bisa; "NGomong, NGelmu, NGajari, NGalem, NGasih!"

Mari kujabarkan satu-satu.

"Ngomong" yaitu bicara yang lancar tanpa tersendat-sendat. Padat ilmu di kepalanya, bisa dikomunikasikan dengan bahasa sederhana, tapi membuat orang paham.

"Ngelmu"artinya harus punya ilmu. Bila kita mumpuni dalam ilmu yang kita kuasai, dan pandai menggunakan ilmu itu. wow rasa-rasanya bakal sukses.

"Ngajari". Ya pandai mengajarkan kepada orang yang ingin belajar. Tentu boleh gratis, boleh juga mbayar. Mau dapat ilmu, keahlian, atau kepandaian kok minta gratis. Yang penting cocok dah harganya.

"Ngalem", artinya memuji. Pada umumnya orang senang dipuji, benci dimaki.Betul? Makanya jangan pelit dengan pujian. Niscaya orang akan senang kepada kita.

"Ngasih", ya suka memberi. Memberi umumnya dikaitkan dengan memberi uang. Padahal tidak uang saja ya, memberi ilmu juga bisa. Paling tidak memberi senyuman, itu pemberian yang minimalis. Hehehe...


Tadi sembari menulis artikel ini aku mendengarkan pengajian di Youtube. Pak ustadz Dr Junaidi Hasyim bilang, bahwa Buya Hamka punya nasehat penting mengenai UANG! begini bunyi nasehatnya:

Jika kita dapat uang, dapat rejeki maka kalau uang kita itu sekedar untuk makan enak, pasti jadi busUK;

Uang kalau dipakai sekedar buat beli benda-benda kesukaan kita, misalnya kemeja,. gaun, alat2 elektronika, furniture, maka lama-lama akan lapUK;

Sedangkan uang kalau dipakai untuk maksiat maka akan mendapat kutUK.

Dan apabila uang dipakai ibadah, membayar zakat, infak dan sedekah, maka uang kita itu akan menjadi pupUK! 

Pupuk itu yang akan menyuburkan amal kebaikan kita yang Insya Allah berbuah pahala kepada kita, baik ketika kita masih hidup maupun setelah kita mati.

Kata ustadz Dr Junaidi Hasyim ada dosa materi, ada pula dosa non materi
Dosa materi meliputi nggak pernah membayar zakat, fidiyah, dan sedekah. Sedangkan dosa non materi, yaitu ngakunya Islam tapi tidak pernah shalat, tidak pernah ke masjid, ngakunya Islam tapi enggak pernah baca quran.

Yuuk rajin ibadah, supaya kita disayangi Allah Swt.

Wassalam,
SangPenging@T!

Musti Merokok Merk Luar?

Pernah suatu masa ketika zaman kuliah dulu. Ya sekitar beberapa bulan sesudah masuk kuliah di Unas, jurusan Hubungan Internasional. Aku sibuk mencocok selera rokokku. Cari rokok yang merek internasional. Ada 555, Benson & Hedges, Marlboro. Wow, ngapain itu kulakukan? Siap-siap kalau nanti jadi diplomat, lalu ditawari  rokok merk tersebut biar ini mulut nggak kaget. Gila, dan terlalu absurd. Dan ini jelas-jelas idenya setan terkutuk.

Ngapain sibuk cari-cari rokok untuk pergaulan internasional. Heh ini ni yang namanya orang termakan oleh iklan. Hehhehehe, maklum dulu aku belum jadi orang iklan.

Kenyataannya? aku mundur dari jurusan itu. Pindah jurusan seni reklame di Asri. Sekarang bahasa kerennya jurusan Disain Komunikasi Visual. Atawa graphic design and advertising.

Ah, itulah kupikir pikiran anak muda yang jelas ngawurrrr. Dan itu ada dalam suatu masa kehidupan anak manusia, masa-masa konyol, jauh dari jalan kebenaran. Bahasa lainnya, anak muda paling gampang disentuh oleh bujukan setan.

Yang menyelamatkan manusia dari jalan yang melenceng adalah dekat dengan Tuhan. Tetapi pertanyaannya, sebagian besar anak SMA kayaknya yang ada dalam pikirannya adalah dunia, dan uang musti ada. Nggak peduli orang tua banting tulang, susah setengah mati. Eh, anaknya tinggal menghabiskan.

Ya begitulah kehidupan, ketika aku sudah jadi orangtua, hmm tinggal giliran sekarang anak-anakku, "Pak, bagi duit dong!"

Wassalam,
SangPenging@T!