Setiap mendengar berita dan menghadiri ke rumah duka, seorang sahabat apalagi saudara dekat, hatiku bergetar hebat, rasa dukaku mendalam menyayat-nyayat. Seperti hari ini, Sabtu 2 November 2013 aku hadir di rumah orangtua Kusnadi. Teman karibku di SMAN 2 Jakarta. Orangnya kurus, bahasanya santun.
Di depanku, dia sedang di kafani. Diam seribu bahasa, sepertinya merasa kedinginan. Ya dia habis dimandikan barusan tadi. Dingin? Ah, boleh jadi dia merasakan kehangatan dibalut kain kafan. Aku saja yang sok tahu.
Pakaian terakhir manusia muslim di dunia ini adalah kain kafan. Putih bersih. Tidak bermerk.
Di dalam kubur kita tidak berpakain bikinan disainer ternama. Hanya kain kafan, plus kapas. Tidak ada yang bisa kita sombongkan dengan pakaian, asesoris jam bermerek atau perhiasan emas bertahta berlian. Itu semua jadi rebutan ahli waris, jika kita punya.
Yang menemani di dalam kubur adalah amal sholeh kita. Amal shalat kita. Amal sedekah kita, dan amalan-amalan yang lainnya. Pokoknya amalan yang diperintah oleh Allah Swt.
Itu perbekalan orang mati. Yang kadang tidak kita persiapkan dengan cermat. Sedangkan kita mau pergi piknik ke luar kota saja kita sibuk belanja buat bekal bepergian.
Wahai kawan, yuuk jangan sampai kita lalai dengan perbekalan kita untuk pulang ke kampung akhirat.
Wassalam,
SangPenging@T!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar