Adsense

Kamis, September 26, 2019

Yuuk Hindari Riba

Aku check pagi ini masih tersisa satu riba di pegadaian.
.
Eh, ada telpon beberapa hari yang lalu. Terdengar suara lembut dari seberang sana.
"Selamat pagi, bpk dapat kemudahan pinjaman fleksibel hingga 50juta. Selamat y pak. Boleh saya tahu penghasilan bpk perbulan?
Aku jawab, "Wah, penghasilan saya nggak jelas mbak"
"Oh gitu ya?"
"Minimalnya saja pak, berapa?"

.
Aku jawab lagi, ".. Hmm tidak jelas juga,mbak."

.
"Karena bapak orangnya tidak jelas. Maka, maaf bapak tidak jadi mendapat pinjaman dari kami.

Terima kasih atas waktunya"
.
Aku jawab santai, "No problemo, seniorita!"
...

.
Itulah kiat sederhana membebaskan diri dari jeratan RIBA.

Fokus

Fokus fokus
jangan fokus ke orang lain
fokus ke diri sendiri
supaya tidak kehilangan fokus!
.
orang lain tak akan memandangmu
sebelum kau sukses dengan fokusmu

.
Tentukan fokusmu!

Who I Am?

yes! I'm who I am
menggali bakat yang terpendam
sekian tahun
memunculkan gaya lukisanku
ke permukaan ke kanvas
yes! this is me
expressionisme?

Sekedar Menulis yang Terlintas di Benakku

Demokrasi
awal katanya
"demo"
lalu dipepet di belakangnya dengan kata "krasi"
.
Demo itu ya demo
artinya mempertunjukkan
ketidak setujuan atas suatu kebijakan
di depan umum
secara beramai-ramai
.
"Krasi" itu kata serapan dari bahasa inggris yaitu crazy
artinya "gila!"
.
Kesimpulannya
demo kalo gak gila bukan demokrasi
artinya gila apa?
harus ada korban, minimal benjol
harus ada yang dibakar, minimal ban bajaj
.
MASYA ALLAH
.
Apakah tidak bisa bicara baik-baik
tidak pakai demo?
.
Sampeyan nulis opo to JAR?
.
Mbuh!

Demo Lagi, Lagi-lagi Demo

Kita sama-sama manusia
bukan golongan jin apalagi setan
.
Jadi yuk saling menghargai
dalam berdemo
.
Kita sama-sama bisa marah
jika tersulut bisikan setan
.
Pendemo dan petugas
sama-sama manusia
.
Petugas bukan malaikat
yang tetap tersenyum
walau di lempar
walau di tantang
walau dikata-katai

walau
lau
u...

.
yuuk peace ah


-
ini sebuah puisi atas demo mahasiswa di depan gedung DPR selasa, 24 September 2019.

Kamis, September 19, 2019

Belanja Alat Lukis

Sehabis salat Dhuhur di masjid Ikhwanul Muslim aku berangkat ke toko Prapatan. Ya, itulah tokok yang menurutku pas untuk belanja alat lukis.
Dulu waktu kuliah aku pernah ke toko itu di daerah Jatinegara. Kini cabangnya banyak rupanya ada di Kalibaru, ada di Fatmawati.
Aku pilih ke Kalibaru yang dekat dari tempat kerja. Begitu sampai  sana. Ternyata tidak lengkap. Hanya ada kuas. Umumnya yang dijual stationery dan kebutuhan cetak. Maklum di Kalibaru adalah daerah percetakan.
Langsung saja aku pergi ke toko Prapatan di Jatinegara. Sampai sana rupanya ada dua toko Prapatan. Aku masuk di toko pertama, hanya menjual alat tulis. Penjaga tokonya bilang yang jual alat lukis ada di toko Prapatan yang satu lagi. Jaraknya 50 meter dari toko pertama.
Oke aku putuskan jalan saja. Motor di parkir di toko pertama.
Begitu jalan agak jauh aku tidak ketemu juga toko Prapatan yang kedua. Dan kupikir ini aku jalan sudah hampir seratus lima puluh lebih. Aku tanya tukang parkir yang kujumpa.
"Wah, bapak terlewat. Itu tokonya yang di dekat pepohonan rimbun," kata tukang parkir itu sambil menunjukkan tangannya.
Wow! jauh juga ya? kataku
Jalan balik lagi aku. Eh, kok nggak ketemu juga!
aku tanya ke tukang stempel. Dia bilang, "Itu pak di sana yang dekat mobil putih"
Yah, terlewat lagi.
Aku balik lagi jalan.
"Ohhh, ini toh rupanya!"
Tokonya di dekat penjual soto. Tadi lewat sini aku hanya lihat warung soto ini. Rupanya tokonya agak masuk ke dalam. Parkirnya luas. Aku pikir ini pertokoan servis mobil.
Tulisan toko Prapatannya ada di atas bangunan toko (makanya aku tak membacanya), dibuat dari lampu digital. Di depan toko tidak ada tulisan tokonya.
Begitu aku masuk ke dalam. wow!sejuk. Aku ke lantai dua naik tangga, mengikuti kata penjaga toko. Alat-alat lukis di lantai dua, katanya.
Setelah jalan bolak-balik, masih harus naik tangga lagi. Waduhhh, ngos-ngosan. Keringat di wajah berjatuhan.
Mbak-mbak penjaganya dengan santai bilang, "pak, di belakang itu ada lift". Oh ada toh, kataku.
Benar-benar komplit alat lukisnya mulai dari cat air, cat minyak, kuas, kanvas dan lain-lain. Betah aku di sana.
Bisa jadi langganan nih, kalau aku sudah jadi pelukis profesional.
Mantap!

Kamis, September 05, 2019

Ingin Jadi Pelukis Hebat

Kemarin aku main ke rumah mas Amin di Cijantung.
Wow! dia kini punya galeri lukisan.
.
Mendengar harga lukisan yang dia punya ratusan juta rupiah,
semangatku melukis bangkit lagi. Mantap!
.
SILATURAHMI TADI MALAM BAGIKU;
"IBARAT MEMBANGUNKAN MACAN TIDUR"
yang bersemayam di dalam diriku

yaitu macan "melukis!"
.
I'M NOW AS
-WRITER
-MOTIVATOR SPEAKER
-PAINTER

BUT I'M NOT A SINGER
.
That's me from now until never know anybody

Bersyukur

Bersyukurlah masih bisa bernafas, beribadah,
menulis dan membaca blog Swarahati Fajar

Di luar sana ada yang sulit bernafas
dibantu oksigen, nafas musti membayar tidak gratis.
Nauzubillah

Kita patut bersyukur


kepada Allah  Swt.
karena masih diberi kesehatan
di tahun baru Hijriyah

1 Muharram 1441H
.
Tahun ini 1 Muharram 1441H bertepatan dengan 1 September 2019
.
Selamat tahun baru Hijriyah, kawan

INI SEKEDAR BERBAGI CERITA (maybe uneg2)

Aku paling gak nyaman kalo diundang resepsi perkawinan, lalu gak datang.
Why?
.
Karena aku pernah ngundang bosku duluuuu waktu aku nikah, eh dia gak datang, ngucapin selamat juga tidak! boro2 titip kado apalagi amplop.
Aku menduga-duga dalam hati itu boss bukan manusia bukan juga setan. entahlah sebutan yang pas apa?
Padahal aku baru bantuin doi nyairin cek yang udah beku tujuh turunan (alias sulit tertagih).
.
Nah kecewanya bukan main, bisa2 kecewa delapan turunan... hehehee
.
Iya-ya aku ngebayangin
karena kita ogah memenuhi undangan nikah teman, saudara atau musuh kita sekalipun (eh musuh/mantan emangnya mau ngundang kita?....)
kemudian mereka balas dendam,
lalu tatkala kita ngundang nikahin anake dhewek kemudian mereka pada gak datang. wow!mimpi buruk, bukaaaan?
.
Yaaa... bukaaan laaaaa....
yauwislah