Adsense

Jumat, November 02, 2018

Musibah Jatuhnya Lion Air JT-610

"Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun" semoga korban meninggal dalam peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, diampuni segala dosanya dan diterima amal ibadahnya oleh Allah Swt. Dan kepada keluarga yang ditinggal semoga diberi ketabahan menghadapi musibah ini.

Hari Senin pagi, 29 Oktober 2018, aku melihat berita online di smartphoneku di kantor. Ada berita bahwa pesawat Lion Air Boeing 737 max8 hilang dari radar pada pukul 06.33. Pesawat membawa 189 orang. Terdiri 178 penumpang dewasa, satu anak, dua bayi dan delapan awak kabin. Lepas landas dari bandara Soekarno Hatta, 13 menit yang lalu sebelum dinyatakan hilang dari radar.

Hatiku berdebar mengikuti berita tersebut, apabila hilang, hilangnya kemana pesawat itu? Apakah jatuh? Ingatanku langsung ke peristiwa hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH 370 8 Maret 2014 yang sampai kini belum ditemukan.
Di antara kesibukan menggarap kerjaan kantor aku ikuti lanjutannya beritanya. Aku cek di Flightradar24 yang ada di smartphone Vivo-ku. Aku lihat jejak lintasan penerbangan JT-610 terhenti di sekitar perairan Karawang. Jangan-jangan tercebur ke laut pesawat itu, begitu perkiraan pikiranku .

Ternyata benar, aku baca berita tak lama kemudian, bahwa pesawat Lion Air JT-610 jatuh di sekitar perairan Karawang.

Manusia berikhtiar, tetapi takdir Allah jualah yang terjadi.

Kita sebagai manusia pasti meninggal. Cuma waktu dan caranya yang kita tidak tahu. Kapan, bagaimana dan dimana?

Copilot Harvino kalau menurut jadwalnya dia terbang pada hari itu ke Malang bukan ke Pangkal Pinang. Tapi jadwalnya diubah, dia menggantikan temannya sesama copilot yang berhalangan terbang. Sehingga dia terbang ke Pangkal Pinang bersama pilot Bhavye Suneja, dari India. Itulah takdir Allah.


Ada seorang bapak yang anti terbang dengan Lion Air. Hanya pada pagi hari itu dia terpaksa harus memilih terbang dengan Lion Air. Itulah penerbangan paling pagi yang berangkat dari airport Soekarno Hatta. Dia berharap bisa hadir di sisi istrinya ketika istrinya berulang tahun. Ternyata harapannya tak tercapai. Itulah takdir Allah.

Selanjutnya ada tiga atau empat penumpang yang terlambat sampai di bandara karena terjebak macet, akhirnya mereka tidak bisa ikut terbang bersama Lion Air JT-610, pagi itu. Mereka semula kesal, tapi setelah tahu bahwa mereka terbebas dari maut. Mereka bersyukur. Itulah takdir Allah. Subhanallah.
 
Ya kita sebagai makhluk ciptaan-Nya tak punya kuasa, kita hanya bisa berencana.

Semoga para korban pesawat Lion Air JT-610 diterima iman Islamnya dan husnul khatimah.

Dan kita yang masih hidup jangan takut untuk terbang. Tetapi takutlah ketika kita mati belum membawa bekal yang cukup.

Semoga kelak kita bisa meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

Aamiin Yaa Rabbal Aalamiiin....

wassalam,
sangPenging@T

Tidak ada komentar:

Posting Komentar