Adsense

Minggu, November 25, 2018

Ribuan Kata Ingin Dimuntahkan

Yeahhh! ribuan kata menumpuk di kepalaku
semua antri minta dimuntahkan
mereka semua ingin segera melihat indahnya dunia

Tenang-tenang kataku
sabar sabar semua pasti
aku tuangkan
ke dalam segelas cangkir antik peninggalan eyang Ti
ke dinding facebook
ke lembar blogspot


Cepat-cepat aku mau cepat
sabar sabar
mau sukses itu ada prosesnya
tidak segampang buang angin

biarkan mereka tahu
siapa kau sebenarnya
makanya tuangkan segera kata-kata yang ada di kepalamu

oh ya?

ya iyalah, cepat cepat keluarkan tuangkan
ah kau tak juga mau bersabar

asal kau tahu kalau tidak cepat ditulis
nanti keburu menguap dengan sendirinya lewat
lubang hidung
lubang kuping
lubang pori-pori kulit
dan dua lubang yang ada di bawah
tak mau aku menyebutnya
biar kau sendirilah yang mengatakannya

Masihkah ada kata yang tersisa di kepala?
Oh, masih masih
ini dia kata-kata yang tersisa
tapi tetap harus kau catat dan ingat baik-baik

Apa itu?
mereka yang sekarang melihatmu
dengan sebelah mata
dengan mata terpicing

Hmm... bikinlah terbelalak
matanya melihatmu
melihat prestasimu
melihat apa yang telah kau hasilkan
melihat mimpimu jadi kenyataan

Jangan jadikan mimpimu menjadi
bahan tertawaan mereka

Sudah-sudah
sudah habis kata-kataku hari ini
terima kasih kau sudah membacanya


.....
mfajar irianto - sangPenginga@T
komplek depag, kalimati
kamis, 22-11-2018
pukul 06.27

Kamis, November 22, 2018

Kalau Kalau

Kalau melihat teman sukses
tanyaku, kapan aku sukses?

Kalau melihat teman terpuruk
tanyaku, apa penyebabnya?
 

Kalau melihat teman hidupnya foya-foya
tanyaku, kok bisa ya?
 

Kalau melihat teman beli secangkir kopi mahal bisa
tapi beli buku IKLAN DARI LANGIT gak mau
tanyaku, setan mana yang sudah mengahalanginya ya?
 

Kalau melihat teman meninggal
tanyaku, kapan giliranku?

Minggu, November 18, 2018

Tiket KA, Hangus

Tiketnya hangus, akibat tiketnya terbakar? Oh bukan itu penyebabnya. Tiket yang tak berlaku lagi itu sinonimnya adalah hangus tiketnya.

Aku pernah mengalaminya beberapa tahun yang lalu. Gara-gara salah pencet bulan pada kolom bulan keberangkatan.
Makanya jika pesan tiket lewat online di komputer harus betul-betul diperhatikan atas apa yang kita ketik dan pencet. Maksudnya berangkat bulan November yang ditekan bulan Januari. Begitu sampai di petugas pemeriksaan tiket di pintu masuk Stasiun KA Senen, Jakarta. Petugasnya memeriksa tiket, lalu dia bilang dengan ringannya, "Pak bapak berangkat bukan hari ini?"
"Oh, ya?!" kataku keheranan
"Ini di tiket tercantum tanggal dan bulan keberangkatan bulan Januari, pak " kata petugas.
"Waduh, iya ya bulan Januari??!!" setelah memperhatikan tiket yang aku pegang.

Akibatnya hanguslah tiketku. Sial betul!

Akhirnya terpaksa aku dan istri cari bus malam di Stasiun Bus, Pulo Gadung. Karena besok pagi harus sampai di Tegal.

Kemarin peristiwa serupa terjadi lagi. Tetapi ini menimpa anak bungsuku. Dia mau pulang ke kosnya di kota Solo. Begitu dia lihat tike KAnya ternyata berangkatnya kemarin bukan hari ini. Hanguslah tiketnya. Terpaksa pesan tiket lagi. Pemborosan yang tak perlu.

Dan gara-gara salah ketik tanggal keberangkatan Kereta Api. Teman anakku yang pegawai honorer di Perusahaan Kereta Api mengalami nasib pahit. Dia dipecat! Sudah itu masih suruh ganti kerugian sejumlah uang yang nilainya tidak kecil. Ini disebabkan penumpangnya minta ganti rugi. Ya, terpaksalah petugas bagian pemesanan tiket itu harus mengganti. Perusahaan tidak mau tahu!

Ternyata bukan masalah sepele salah pesan tiket dan salah ketik.
Itu pentingnya kehati-hatian atas tiket perjalanan kita. Tiket apa saja. Tiket Kereta Api, tiket pesawat, tiket Bus, tiket bioskop dll.

Rabu, November 14, 2018

Titik

Titik adalah tanda baca. Itu tandanya kita harus berhenti sejenak, sebelum melanjutkan ke kalimat berikutnya.

Tapi titik-titik hujan yang jatuh dari langit belum juga mau berhenti.
Milyaran jumlahnya mungkin. Aku tak tahu pasti. Ini tentunya patut disyukuri.
Air sumber kehidupan.

Dan ada titik-titik pencapaian dalam perjalanan hidup ini. Ketika mencapai titik berarti kita harus berhenti melangkah walau sejenak. Untuk melepas lelah untuk evaluasi diri.

Ada titik balik ketika kau sadar bahwa perjalanan yang kau tempuh ternyata salah jalan.
Jangan pernah nekat meneruskan perjalanan ketika ada teman yang bilang "kau salah jalan, bro!"

Apalagi yang mengatakan itu adalah kyai, ustadz atau sahabat karib. Mereka tak ingin melihat kau celaka masuk neraka!

Segera ambil jalan yang benar yang lurus. Jalan Ilahi. Jalan menuju surga, kawan.

Selasa, November 13, 2018

Paralayang

Hiduplah bagai sedang melayang di udara dengan paralayang.
wow! betapa indahnya hidup. Yang kulihat dataran hijau kebun teh dan beberapa rumah di antaranya bagai kotak-kotak korek api.

Itulah pemandangan indah ciptaan Yang Mahakuasa, Allah Swt.

Aku melayang bebas di udara pegunungan yang sejuk
bebas dari polusi
bebas dari hoax
bebas dari intimidasi.

aku tak mendengar kasak kusuk yang membisingkan telinga
aku tak menghirup udara kotor di atas sana

segala gosip dan intimidasi
itu semua ada di bawahku
di bawah paralayang yang sedang aku naiki.

Oh betapa indahnya hidup di atas paralayang yang sedang melayang di udara.

Menulis Jadi Hobi

Aku Ingin Menulis. Itu kesukaanku hari-hari yang lalu, hari ini dan di hari-hari mendatang. Itu yang sedang aku tekuni dengan sepenuh hati.

Sama seperti pekerjaan yang lain, diperlukan keseriusan dalam menulis.
Jadi penulis bisa kaya loh. Itu kata penulis yang sudah terkenal dan kaya raya. Tapi aku belum. Belum apa? belum kaya dan belum terkenal. Oh, gitu ya?

Aku menulis itu berarti menunjukkan aku masih hidup. Kenapa macet begini, kok mentok ya. Menulis apa lagi ya? Pokoknya tulis saja.

Dunia ini dipenuhi manusia dengan bermacam-macam keahlian. Ada yang ahlinya sebagai tukang. Mulai dari tukang bangunan sampai tukang servis komputer dan laptop. Dan ada yang jadi penulis.

Ada yang sukanya memimpin dan ada yang sukanya dipimpin. Ada yang hobinya menjalin silaturahim, ada pula yang hobinya menyebar hoax.

Ya ya yaaa... ya apa? ya nulislah yang baik-baik yang inspiratif.
Oh gitu ya?
Oke!

Sabtu, November 10, 2018

Aksi Panggung Guns N Roses di Jakarta 2018


G-n-R menghentak Jakarta (8 November 2018) dengan Rock Music!
G-n-R sedang mengadakan Tour Asia yang diberi tajuk "Not in this Lifetime Tour".
Kota Jakarta dipilih mereka untuk show pertamanya di Asia di tahun 2018!

Faktor sakit jantungku dan isi dompet yang menghalangiku untuk menonton cabikan dahsyat dan petikan gitar mas Slash. Dan tentu juga aksi panggung dan teriakan melengking dari bung Axl.

Berikut ini daftar harga tiketnya:
Green Zone Seated: Rp 250.000.
Blue Zone Seated: Rp 400.000.
Purple Zone Seated: Rp 550.000.
Rock Zone B Standing: Rp 650.000.
Yellow Zone Seated: Rp 800.000
Rock Zone A Standing: Rp 1.000.000
Orange Zone Seated: Rp 1.800.000

Wow!sudahlah cukup nonton di youtube sajalah
Oh ya?
Ya iyalah masak harus memaksakan diri

(sebenarnya kalau aku memaksakan diri bisa saja sih, cuma itu tadi aku takut jika tiba-tiba sakit jantungku kumat. Bisa gawat!
Iya ya... "Don't Cry"teriak Axl

Seandainya aku jadi Presiden RI
wow! tentu asyiiiik nonton aksi Guns N Roses
bisa duduk di bangku VIP dan dikawal
hmm... mantap!

Oh ya?
tapi sudahlah nggak usah berkhayal terlampau jauh
mas fajar.
Keep rockin' a live
YeaAHHH!!! Rock never Die

Di bawah ini aku copy paste dari Youtube hasil shooting Ian Kasela,
ketika GnR membawakan tembang klasiknya "November Rain"
di Jakarta 8November2018 

Senin, November 05, 2018

Ustadz Abdul Somad, Lc.MA

Pertama kali aku mendengar ceramahnya, ketika temanku satu kantor memutar Youtube di smartphone-nya di suatu pagi. Sekitar dua tahun yang lalu.

Pagi itu aku baru tiba di kantor. Duduk, merapikan apa yang ada di atas meja kerjaku. Menghidupkan komputer. Lalu telingaku mendengar ceramah yang menggelegar. Logat bataknya kental, itu yang aku dengar pertama kali. Rasanya masih asing di telingaku. Aku tanya kepada temanku itu. "Bu, siapa tuh yang sedang ceramah?"
"Ini penceramah baru pak. Lagi banyak yang suka sekarang ini. Bapak belum tahu ya? Namanya ustadz Abdul Somad" ujar temanku, Maya namanya, dari seberang meja kerjaku.

"Bagus ya ceramahnya," kataku.

Lalu selepas makan siang, aku buka Youtube di komputerku dan aku cari video ceramah beliau. Maka sejak itu aku tertarik mendengar ceramahnya. Berapi-api. Lancar menjawab segala pertanyaan dari jamaah. Mantap!

Pernah dua kali aku melihat langsung (live) ceramahnya. Yang pertama, waktu ustadz Somad berceramah di salah satu masjid di daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Inspiratif dan bersemangat. Tidak beda jauh, sama seperti yang aku lihat di Youtube.
Yang kedua, waktu beliau ceramah ba'da subuh di masjid Bani Umar di daerah Bintaro.

Dahulu ada Dai sejuta umat yang terkenal, yaitu KH Zainuddin MZ. Maka kini, ada ustadz Abdul Somad. Dia menggelari dirinya dengan ustadz berjuta follower. Wow!keren

Saya ucapkan kepada ustadz Abdul Somad, "Selamat berjuang di jalan Allah, dengan ceramah-ceramahnya yang berkualitas."

Jumat, November 02, 2018

Musibah Jatuhnya Lion Air JT-610

"Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun" semoga korban meninggal dalam peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, diampuni segala dosanya dan diterima amal ibadahnya oleh Allah Swt. Dan kepada keluarga yang ditinggal semoga diberi ketabahan menghadapi musibah ini.

Hari Senin pagi, 29 Oktober 2018, aku melihat berita online di smartphoneku di kantor. Ada berita bahwa pesawat Lion Air Boeing 737 max8 hilang dari radar pada pukul 06.33. Pesawat membawa 189 orang. Terdiri 178 penumpang dewasa, satu anak, dua bayi dan delapan awak kabin. Lepas landas dari bandara Soekarno Hatta, 13 menit yang lalu sebelum dinyatakan hilang dari radar.

Hatiku berdebar mengikuti berita tersebut, apabila hilang, hilangnya kemana pesawat itu? Apakah jatuh? Ingatanku langsung ke peristiwa hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH 370 8 Maret 2014 yang sampai kini belum ditemukan.
Di antara kesibukan menggarap kerjaan kantor aku ikuti lanjutannya beritanya. Aku cek di Flightradar24 yang ada di smartphone Vivo-ku. Aku lihat jejak lintasan penerbangan JT-610 terhenti di sekitar perairan Karawang. Jangan-jangan tercebur ke laut pesawat itu, begitu perkiraan pikiranku .

Ternyata benar, aku baca berita tak lama kemudian, bahwa pesawat Lion Air JT-610 jatuh di sekitar perairan Karawang.

Manusia berikhtiar, tetapi takdir Allah jualah yang terjadi.

Kita sebagai manusia pasti meninggal. Cuma waktu dan caranya yang kita tidak tahu. Kapan, bagaimana dan dimana?

Copilot Harvino kalau menurut jadwalnya dia terbang pada hari itu ke Malang bukan ke Pangkal Pinang. Tapi jadwalnya diubah, dia menggantikan temannya sesama copilot yang berhalangan terbang. Sehingga dia terbang ke Pangkal Pinang bersama pilot Bhavye Suneja, dari India. Itulah takdir Allah.


Ada seorang bapak yang anti terbang dengan Lion Air. Hanya pada pagi hari itu dia terpaksa harus memilih terbang dengan Lion Air. Itulah penerbangan paling pagi yang berangkat dari airport Soekarno Hatta. Dia berharap bisa hadir di sisi istrinya ketika istrinya berulang tahun. Ternyata harapannya tak tercapai. Itulah takdir Allah.

Selanjutnya ada tiga atau empat penumpang yang terlambat sampai di bandara karena terjebak macet, akhirnya mereka tidak bisa ikut terbang bersama Lion Air JT-610, pagi itu. Mereka semula kesal, tapi setelah tahu bahwa mereka terbebas dari maut. Mereka bersyukur. Itulah takdir Allah. Subhanallah.
 
Ya kita sebagai makhluk ciptaan-Nya tak punya kuasa, kita hanya bisa berencana.

Semoga para korban pesawat Lion Air JT-610 diterima iman Islamnya dan husnul khatimah.

Dan kita yang masih hidup jangan takut untuk terbang. Tetapi takutlah ketika kita mati belum membawa bekal yang cukup.

Semoga kelak kita bisa meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

Aamiin Yaa Rabbal Aalamiiin....

wassalam,
sangPenging@T