Keraguanku tak terbukti. Anakku patut kuacungi dua jempol! Hebat dia. Berani dia mematahkan keraguan bapaknya.
Ya beberapa hari sebelum hari Jumat malam, 27 Juli 2018, aku bingung harus memilih naik apa ke stasiun Kereta Api Senen. Naik grabcar. Naik ojek online. Naik bus transjakarta. Atau naik motor sendiri. Dengan cara bolak balik, aku antar istriku dulu. Lalu aku balik lagi ke rumah baru anakku yang antar aku ke Senen. Wah ini jelas pilihan yang ribet. Tidak praktis!
Tetapi Dafi tetap kukuh dengan tekadnya. Berani mengantarkan kami ke Senen memakai sedan keluarga kami, Hyundai Accent. Ya, dia akan menyetir sendiri tanpa temannya yang sudah punya SIM (surat ijin mengemudi).
Ini yang aku khawatirkan. Kalau terjadi apa-apa, bagaimana? Padahal dia belum punya SIM!
Dengan ucapan Bismillah, akhirnya anakku menyetir mobil mengantarkan kami ke Senen pukul 19.45. Lalu menjemput kami di stasiun KA Senen, pada hari senin dini hari pukul 03.00.
Alhamdulillah, lincah dia membawa Hyundai. Tak ada keraguan sedikitpun. Mantap! Salut aku sebagai bapaknya. Ibunya pun ikut bangga. Ini benar-benar diluar perkiraanku!
Aku dan istri berangkat ke Semarang dalam rangka menghadiri acara walimatul safar adikku bungsu (nomor 5) Astri dan suaminya Ma'ruf yang akan berangkat haji tahun ini. Tanggal 6 Agustus 2018 mereka berangkat ke Mekah. Sekalian acara haul bapak dan ibu, juga bapaknya Ma'ruf.
Tahun ini adikku nomor 3, Toto dan istrinya Yuli juga berangkat haji.
Semoga menjadi haji yang mabrur. Adik-adikku bisa berangkat haji bersama-sama tahun ini. Ini juga diluar perkiraanku.
Tinggal kini aku dan istri menunggu jadwal Undangan Ilahi untuk menunaikan Ibadah Haji.
Harus bersabar...
Wassalam,
sangPenging@T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar