Bertepatan dengan hari Kamis, tanggal 17 Mei 2018. Alhamdulillah, kita bisa menikmati bulan Ramadhan tahun ini. Ini benar-benar suatu kenikmatan yang tiada taranya.
Mengapa begitu? Karena ada sebagian teman atau saudara kita tidak bisa lagi menikmati puasa di bulan Ramadhan tahun ini. Sebabnya? Karena dia sedang terbaring sakit. Atau sudah tiada lagi di muka bumi ini, alias sudah meninggal dunia.
Beberapa hari yang lalu teman SMAku, Barata, meninggal dunia. Kemudian dalang kondang yang jadi Bupati Tegal, meninggal dunia, 14 Mei 2018. Kita kehilangan dalang Ki Enthus Soesmono. Dia guru karawitan istriku, waktu istriku duduk di bangku SMP. Beda usianya setahun. Ya Ki Enthus waktu itu adalah kakak kelas yang sekaligus jadi asisten guru karawitan. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Semoga husnul khatimah...
Kita berdoa dan berharap semoga kita bisa menuntaskan puasa selama sebulan penuh dengan istiqamah. Dijauhkan dari segala hal yang membatalkan puasa dan mengurangi pahala puasa. Subhanallah...
Tadi ketika berada di masjid sebelum salat Subuh, aku betul-betul merasakan nikmatnya subuh pertama di bulan Ramadhan. Ada suasana yang berbeda kurasakan. Yang di depan mata, wow! jamaah memenuhi masjid. Penuh! berbeda seperti hari biasanya. Kalau hari biasa paling banyak tiga atau empat shaf. Tapi tadi hmmm... barisan shaf dipenuhi oleh jamaah. Bapak-bapak, ibu-ibu, remaja dan anak-anak hadir di masjid untuk melaksanakan salat subuh berjamaah.
Dan yang di dalam hatiku, nikmatnya tak terkatakan. Terharu aku. Hampir aku meneteskan airmata. Mengapa? karena di tengah derita sakit jantungku, Allah masih memberi kesempatan kepadaku untuk berpuasa di bulan Ramadhan tahun ini. Terima kasih Allah. Alhamdulillah...
Wassalam,
sangPenging@T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar