Adsense

Selasa, Mei 31, 2016

Naskah Final MyBook

Hari ini ya hari ini, tepat di akhir bulan Mei, tanggal 31 tahun 2016, akhirnya aku bisa menuntaskan revisi final myBook. Dan barusan saja, tadi kira-kira jam 8.25 pagi aku serahkan naskah myBook dalam bentuk pdf ke pak Catur, pemilik penerbitan indie Halaman Moeka. Lewat USB naskahku di-copy ke laptopnya.Lega rasanya hatiku.  Plong! Tinggal tunggu hasilnya

Untungnya lokasi penerbit HM dan kantorku tidak begitu jauh. Dekat pasar Kopro di kawasan Tanjung Duren, Kecamatan Grogol Petamburan.


Betul-betul melelahkan. Menguras tenaga dan pikiran kreatifku. Tapi hmm tetap mengasyikkan.

Aku mengerjakan artikel naskah di program indesign dan untuk karya-karya desain yang ada di dalam myBook aku kerjakan pakai program illustrator. Setelah oke, baru aku save as (atau export) ke dalam bentuk file pdf.

Sesudah itu baru deh digabungkan lewat program corel pdf fusion... Mantap!

Untuk yang dari indesign bisa langsung sekian halaman. Misalnya bab 1 ada 8 halaman, delapan halaman itu bisa langsung di kirim ke bentuk pdf. Eh, giliran yang illustrator, waduhhhh harus halaman per halaman tidak bisa langsung sepuluh halaman atau berapa. Ini dia nih yang bikin asyik.

Ya ngantuk, ya capek, ya pegal-pegal... wis pokok e dinikmati aja. Lha memang begini episodenya, mau gimana lagi.

Ya nulis, ya desain, ya edit, ya ya ya....

Harapannya semoga myBook laris manis alias The Best Seller.
Judule opo tho? hmmm masih rahasia. Nanti kalau sudah selesai cetak dan siap dijual baru deh aku tampilkan di blog swarahati fajar, yaaaa....

Wassalam,
SangPenging@T!

Sabtu, Mei 28, 2016

Teks yang Warna Putih Kok Tidak Ada, ya Pak?

Sesuai yang dijanjikan pihak penerbit Halaman Moeka. Aku janji mau mengambil cetakan myBook sebelum jam makan siang. Hari Selasa, 25 Mei 2016. Dag dig dug, perasaanku. Rasa penasaranku memuncak, kira-kira tampilan myBook bakalan seperti apa? sesuaikah dengan kemauanku?

Aku mengucap salam, pintu kantor dibuka. Aku masuk. Dan tak lama pak Catur keluar membawa bungkusan myBook. Cetakan pertama hanya 20 buku. Hmmm.... bukan 1000 atau 2000, bahkan 3000 eksemplar. Sebagaimana biasanya buku-buku yang dicetak oleh penerbit besar.

Aku cetak di penerbit indie, jadi suka-suka (terserah aku) mau menerbitkan berapa eksemplar. Minimal 4 buku. Wow! inilah nikmatnya hidup di jaman digital.

Begitu aku ambil satu buku lalu kubuka plastik pembungkus buku. Aku susuri halaman demi halaman. Hah! mataku terbelalak, lho ini apa? kok tulisannya hilang pak? Ini ada tulisannya pak, warna putih...

Begitu di cek di komputer pak Catur, ternyata file myBook juga hitam gambarnya alias no teks! Badanku lemas. Terbayang uang Rp850ribu melayang sia-sia. Aku penasaran coba nanti kulihat file pdf-nya di komputer kantor di USB dan di komputer rumahku. Setelah kucek semuanya. Ternyata teks berwarna putih itu ada. Alias tidak hilang. Waaduh kemana larinya tuh teks?

Besok siang aku ke Halaman Moeka lagi sambil bawa USB. Untungnya file pdf myBook belum kuhapus. Pak Catur, tanya ini file yang kemarin saya copy ke komputer saya kan?.... ya iya pak, bukan saya masukkan file baru.

Begitu USB dicolokin ke komputer pak Catur, welehh... ternyata teksnya hilang. Lho padahal tadi di rumah kucek bolak balik, ada tuh. Pak Catur keheranan aku juga heran. Lalu dia ambil laptopnya. Dan USB-ku dicolokin ke laptopnya. File pdf dibuka. ByarR!!!... hmm ternyata teksnya ada, muncul di tempat yang memang seharusnya ada. Lega aku.

Akhirnya pihak Halaman Moeka akan mengganti semua myBook yang salah cetak. Alhamdulillah. Untung hanya cetak 20 buku. Bayangkan kalau sudah dicetak 1000, wow!?

Namun jangan dicetak dulu pak, saya perlu merevisi sedikit. Ada beberapa hal yang saya masih kurang sreg.

Ok, no problem, saya tunggu, kata pak Catur. Nah mudah-mudahan hari Senin tanggal 30 revisi terakhir myBook bisa kuserahkan ke penerbit Halaman Moeka. Moga-moga cetakannya sesuai harapan. Dan bukunya laris manisssss..... Amiiin

Wassalam,
SangPenging@T!

Sabtu, Mei 21, 2016

54

Hmmm.... akhirnya sampai juga aku menikmati usia di angka 54 tahun. 1962-2016. Wow!Patut aku syukuri. Alhamdulillah, terima kasih Tuhan. Engkau telah memberi kesempatan aku hidup sampai di usia ke 54 tahun.

Padahal di tahun 2013. Aku terserang penyakit jantung! Dokter di RS Jantung Harapan Kita, sepakat memutuskan bahwa aku harus di operasi Bypass, ini berdasarkan hasil tindakan kateter. Aku kaget mendengarnya. Aku berpikir dan mengambil keputusan menolak.

Sungguh aku takut di bypass. Bypass serasa usiaku tidak lama lagi. Ah, ini mungkin prasangka burukku saja.

Dan Alhamdulillah, sampai detik ini aku masih diberi kesempatan menghirup udara segar. Walau tidak di bypass. Cukup dengan rutin minum obat penyakit Jantung.

Hadiah terbesar yang sudah kusiapkan untuk ulang tahunku tahun ini adalah terbitnya buku tulisanku. Hmm, sayang terbitnya tidak bisa tepat di hari ulang tahunku, 21 Mei 2016 ini. Nggak apalah.

Mungkin Tuhan tidak berkehendak. Padahal aku sudah maksimal berusaha untuk itu. Tapi apa daya usahaku untuk itu, gagal. Karena ada hambatan ketika mengubah file dari ilustrator ke bentuk pdf. File bentuk pdf adalah file yang umum untuk siap diterima oleh mesin cetak digital ataupun offset.

Mudah-mudahan bisa terbit di tanggal 26 Mei 2016. Seperti yang dikatakan oleh pemilik penerbitan Halaman Moeka. Tempat aku menerbitkan myBook yang pertama.

Wassalam,
SangPenging@T!

Rabu, Mei 18, 2016

Wuihhhhh.... Serunya Bikin Buku

Waktu makin mendesak. Aku berkejaran dengan waktu. ya waktu kerja, waktu ng-edit myBook dan waktu main games. Games favoritku, motogp13, motocros, formula1 2010. Kenapa masih pakai games jadul (kuno) maklum komputerku belum yang canggih-canggih amat. Pentium core two duo.

Tapi lebih dari itu yaitu waktu untuk shalat tepat waktu tak sudi aku melewatkannya. Selama tidak ada halangan yang berarti, seperti hujan atau asam urat lagi kumat. Maka mau tidak mau, harus jamaah di masjid. Entah itu yang dekat rumah, atau dekat kantor (jika jam kerja).

Dan tadi malam aku sampai tidur di kursi di depan komputer. Revisi lagi dan lagi. Maklum kerjaan rangkap, ya penulis, ya desain iklan, ya ikutan jadi editor. Pokoknya seru abiz.

Yang aku rasakan bikin buku itu seperti bikin skripsi. Cuma dosen pembimbingnya ya tidak ada. Jujur aku bikin buku-ku yang pertama ini, harapanku hanya bergantung kepada Tuhan. Selalu berdoa dan berdoa. Wuihhh yang kurasakan ada saja pertolongan-Nya, disaat aku membutuhkan. Misalnya, ketika otakku buntu bingung mau nulis apa untuk merevisi kalimat yang kupikir tidak nyaman dibaca.

Tiga hari belakangan ini aku benar-benar fokus ke myBook. Tidur malam terus. Mata asyik menatap layar monitor komputer. Aku ingin siapa pun yang membeli myBook merasa puas tidak kecewa.

Tadi ke penerbit lagi. Eh, begitu dicek. Pak Catur tanya ini gambarnya kok blur tidak jelas. Selidik punya selidik ternyata aku ketika proses naskah dari indesign ke pdf aku salah pilih kualitas output-nya.

Well, siap lembur lagi malam ini. wow! waktu makin mendekat ke tanggal 21Mei2016. Hmmm, hatiku bertanya apakah bisa terwujud buku pertamaku itu di hari kelahiranku?


Wassalam,
SangPenging@T!

Jumat, Mei 13, 2016

Menyerahkan Naskah ke Penerbit Indie

Sejak kemarin pagi aku sibuk merevisi naskah myBook. Waktu semakin mendesak. Sebab aku ingin di hari ulang tahunku, bukuku bisa diterbitkan. Walau dengan jumlah terbatas. Nggak masalah.

Tadi pagi aku cek ulang. Ternyata wow! di sana sini masih harus ada yang diperbaiki. Antara daftar isi dan isinya di halaman dalam. Ada yang harus disingkronkan. Penulisan nama ayat dan angka ayatnya.

Hmmm ... melelahkan tapi mengasyikkan. Rupanya begini ya, kerjaan editor. Musti memperhatikan kata per kata dengan teliti supaya pembeli buku merasa puas.

Sesuai janji aku jam sebelas jumpa Pak Catur, pemilik penerbit indie. Nama penerbitnya Halaman Moeka. Moga-moga saja ada kecocokan dan mujur. Alias proses cetak dan penjualan saling bersinergi. Ya terutama mudah-mudahan kendala biaya tak jadi persoalan yang berarti.

Wassalam,
SangPenging@T!

Rabu, Mei 04, 2016

Bagaimana Menyikapi Ucapan Orang yang Bikin Sakit Hati?

Kuping aku kadang mendengar ucapan orang yang bikin hati gundah. Ucapan itu umumnya bernada mencemooh, mengejek bahkan memaki. Tapi jujur makian jarang sih aku dengar.

Tetapi selama ucapan itu tidak berpengaruh kepada penghasilan kita atau kenaikan pangkat di kantor. Aku pikir tidak usah diambil pusing. Bikin capek saja!

Sikap kita yang pertama harus sabar. Yang kedua, bertasbih. Hmm... begitulah resep cespleng yang diajarkan Tuhan kepada makhluk-Nya.

Wassalam,
SangPenging@T!