Adsense

Minggu, Maret 22, 2015

Masih Pahit

Uang yang tersisa di kantong aku serahkan kepada anak yatim, sebelum shalat Isya di masjid dekat rumah. Sudah itu, kutatap dompet yang melompong. Isi belum tergantikan. Kapan Allah menurunkan rezeki berlimpah untukku. Masih tanda tanya besar.

Memberi jangan berharap. Itu kepada manusia. Tetapi kepada Tuhan, boleh dong? Allah Maha Kaya. Kekayaannya meliputi langit dan bumi. Sangat luas, tak terhingga dan tak sanggup kita menghitungnya.

Ternyata hidupku masih terasa pahit. Ada kalanya sih manis. Tetapi banyak pahitnya. Ah, jangan mengeluh. Telan saja. Sambil terus berikhtiar dan berdoa, siapa tahu rezeki yang tak terduga-duga menyapaku.

Ya Rabb, limpahkan rezeki yang banyak kepadaku...

Wassalam,
SangPenging@T!

Jumat, Maret 06, 2015

PBB 2015 di DKI Jakarta

Hari ini saya dibuat terkaget-kaget dengan nilai PBB rumah yang kudiami, tertera angka Rp 4.447.952. Gila benar-benar gila! Naik fantastis dibandingkan tahun lalu. Pemda DKI kok rasanya tidak peka dengan penderitaan rakyat.

Seperti preman memalak korban yang musti dikenai uang preman. Bingung aku harus musti bilang apa. Teriak apa? Kalau penghasilannya pas-pasan, tinggal di rumah besar dan di daerah elit. Ah, apakah harus tersingkir ke penggiran? Atau begini caranya menyingkirkan orang-orang yang tidak tergolong "The Haves" untuk keluar dari DKI. Wow!

Gaji PNS di DKI naik fantastis. Tapi mengapa pajak dinaikkan gila-gilaan? Apakah ada hubungannya?

Ternyata hidup di dunia semakin menjepit. Yang meluaskan itu tetaplah mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dia yang punya dunia dan akhirat. Sudahlah kumpulkan pahala untuk hidup nyaman di akhirat. Kalau memang dunia ini tak bisa dinikmati dengan nyaman.

Wassalam,
SangPenging@T!

Selasa, Maret 03, 2015

Ngecat Rumah

Sejak 19 Februari 2015 lalu, pas tahun baru Imlek, aku menyibukkan diri mengecat rumah warisan orangtuaku. Asyik bukan kepalang. Kunikmati betul, aktivitas mengecat itu. Sebab kupikir kalau tak kunikmati, maka mengecat akan terasa berat. Dan betul, karena kunikmati maka ngecat jadi ringan dan mengasyikkan.

Dimulai dari mengecat tembok teras, warna putih. Hari ini, selasa 3 Maret, tahap finishing. Besok mulai ngecat kusen pintu.

Kok dikerjakan sendiri? Maklum duit terbatas. Mumpung tenaga masih ada, tidak masalah, bukan? Kucat sendiri.

Orang lain mungkin berpikir (lebih tepatnya mencibir).. Ih rumah sih gede, tapi kok ngecat sendiri sih? ngirit apa pelit tuh?... No Problemo, terserah orang mau ngomong apa.

Aku jadi ingat, dulu Ibuku pernah bercerita. Begini kisahnya; Setiap sore Ibu waktu dulu, ketika tinggal di komplek IAIN Ciputat, rajin menyapu halaman rumah, sendiri. Melihat itu, ibu-ibu tetangga suka berkomentar, "Bu kok repot-repot nyapu sendiri, khan ada pembantu".

Mendengar komentar begitu, Ibu sering mengungkapkan kepadaku, "Lho rumah-rumah sendiri, mau nyapu sendiri ya gak masalah... "... Tambahan dariku, mungkin Ibu akan bilang begini," So what getoh loh!"... hehehe....

Intinya selama masih bisa ditangani sendiri, ngapain ngerepotin (nyusahin) orang lain! (meskipun itu pembantu RT, sendiri).

Wassalam,
SangPenging@T!