Adsense

Kamis, April 05, 2012

Andaikata

Pada umumnya orang senang berandai-andai. Tidak terkecuali saya. "Andaikata..., seumpama..., kalau saja..., boleh jadi...", itulah kata awal yang sering dipakai orang. Terutama setelah mengalami nasib apes. Rugi. Nestapa, dll.

Orang yang tidak bisa membuat rencana. Hidupnya hanya main tubruk. Sukanya sekonyong-konyong. Nggak sabaran. Cenderung nantinya akan menggunakan kata yang beraroma "berandai-andai". Selalu mencari alasan untuk kegagalan yang menimpanya. Hal ini terjadi sesudah musibah menimpanya.

Jika sesuatu belum terjadi, maka kata "berandai-andai" kerap dipakai oleh orang yang suka mengkhayal. Dia cukup puas dengan mengkhayal saja, namun enggan mewujudkannya.

Sebentar lagi saya memasuki usia limapuluh tahun. Wow itu artinya sudah setengah abad saya berada di dunia yang fana ini. Sudah banyak saya berandai-andai. Susah menghitungnya. Keinginan saya sering melompat-lompat. Belum tuntas yang satu, sudah mau yang lain.

Sudah saatnya saya serius dengan kehidupan ini. Lima puluh tahun yang lampau sudah cukup bagi saya menjalani hidup dengan berandai-andai. Surga harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. Tidak cukup dengan andaikata saya masuk surga. Ah, ini bujukan setan yang menyesatkan.

Saya bertekad, berketetapan hati mengisi hidup di tahun-tahun mendatang untuk tidak menyesal atas keputusan hidup yang sudah saya goreskan. Semoga Allah senantiasa membimbing apa yang saya putuskan, sehingga saya tidak lagi menggunakan kata-kata yang meninabobokkan, "Andaikata..., seumpama..., kalau saja..., boleh jadi...".

Penyesalan yang paling mendalam dan menyesakkan dada serta merobek hati, saya pikir adalah ketika kita ternyata dicemplungkan ke dalam neraka. Padahal kita yakin benar masuk surga. Nauzubillah...


Ya Rabb, Maha Pengasih, Maha Penyayang... Jangan masukkan hamba ke dalam golongan penghuni neraka. Berilah petunjuk kepadaku jalan menuju ke surga-Mu... jauhkan hamba dari godaan setan yang Engkau kutuk. Aamiin ya Rabbal aalamiin...

Senin, April 02, 2012

Ingat

Ingat, saling mengingatkan itu penting dan perlu. Bukankah manusia tempatnya lupa? Sungguh bahagia hati saya tatkala ada orang yang mengingatkan saya, untuk tetap berada di "track" yang benar. Dan lurus! 

Ternyata karena terlena dengan catatan di facebook-ku, akhirnya tulisan di blog-ku terabaikan. Hmm... ini jelas salah satu dari tiada yang mengingatkan itu tadi. Akibatnya bulan Maret berlalu begitu saja, tanpa ada tulisan yang kubuat untuk blog ini. Ah, rasanya lebih asyik membahasakan diri ini dengan "aku" ketimbang "saya".

Ada paham "eling" yang tumbuh di masyarakat Jawa. Sehingga tak perlu shalat, cukup dengan eling marang Gusti Allah, maka terbebaslah dari tugas untuk shalat lima waktu. Enak benar ya kalau begitu. Padahal jelas shalat adalah perintah Allah. Wajib dikerjakan! Tidak ada alasan, tidak ada waktu. Atau cukup dengan "ELING" atau "INGAT".

Fungsi adzan yaitu untuk mengingatkan manusia supaya berhenti sejenak dari rutinitas kerja. Stop! Dan segera ambil wudhu, lalu shalat! Lebih baik kalau berjamaah. Kalau tidak memungkinkan shalat-lah sendirian. Lebih baik di masjid. Jika tidak memungkinkan, cukup di mushalla, di samping meja kerja, atau di pojok ruang yang sempit. Yang penting shalat!