Barack Obama akhirnya menjejakkan kembali kakinya di Indonesia, pada hari Selasa pukul 16.20 sore, tgl 9 Nopember 2010. Setelah 40 tahun yang lalu meninggalkan Indonesia. Dan dua kali sudah rencana kunjungannya ditunda. Walau kunjungannya kali ini hanya 19 jam, tapi dia berharap bisa berkunjung lagi untuk melihat Yogyakarta, Candi Borobudur dan Bali.
Kunjungan kali ini pun nyaris dibatalkan, bila debu vulkanik gunung Merapi sampai mengganggu pendaratan pesawat kepresidenan “AirForce One” di Halim Perdanakusuma (Ah, terlalu mengada-ada). Indonesia bagi Obama adalah sebuah negeri yang punya nilai historis dalam kehidupannya. Tiga tahun dia menikmati pendidikan di sekolah Katolik SD Fransiscus Asisi di Tebet serta satu tahun di Sekolah Dasar Negeri 1 (SD Besuki) di Menteng.
Cita-citanya yang ia canangkan ketika duduk di bangku SD adalah ingin menjadi presiden, titik! Alasannya? Ia nanti bisa berkeliling Indonesia. “Entah yang dimaksudkannya waktu itu, Presiden Indonesia atau Amerika Serikat,” kata guru SD-nya.
Dan kemarin dia nyatakan dalam jamuan makan malam di Istana Negara bersama Presiden SBY dan para tamu undangan lainnya, bahwa dulu dia tak pernah membayangkan suatu saat berkunjung (“pulang kampung”) ke Indonesia dijamu oleh Presiden RI. Dan yang membuat dia terkesan karena dia bisa berkunjung ke Istana Negara dalam kapasitas sebagai Presiden Amerika. Luar biasa!! “Terima kasih, untuk baksonya, nasi goreng, emping, kerupuk… hm semuanya enaak!” ujarnya dengan mantap.
Betapa bahagianya dia sebagai etnis keturunan Afrika bisa menjadi Presiden Amerika termuda. Cita-citanya dulu waktu SD kesampaian sekarang. Bahkan tidak hanya keliling Indonesia, tetapi keliling dunia. Suatu prestasi yang membanggakan. Yang bangga jelas orangtuanya dan keluarganya, terutama istri dan anak-anaknya.
Aku melihat Obama sebagai manusia yang dikaruniai bakat kepemimpinan yang hebat. Murah senyum, senang menyapa, bersahabat dan penuh perhatian kepada lawan bicaranya. Senang berorganisasi dan pandai berorasi. Semuanya itu sebagai modal penting untuk memangku jabatan presiden. Dan aku tak punya bakat seperti Obama (makanya aku tidak jadi presiden, lagi pula tidak bakal ada yang memilih! Hehe he…)
Dan itulah pentingnya cita-cita. Aku jadi ingat waktu SD di Pontianak dulu, sekitar tahun 70-an, teman-temanku kalau ditanya, “cita-citanya mau jadi apa jika sudah besar?” Jawabannya pasti klise; ada yang mau jadi dokter, ingin jadi insinyur, mau jadi tentara, ingin jadi polisi. Cita-citanya paling banter seputar itu. Terus terang dulu aku bercita-cita jadi pilot pesawat terbang Garuda. Tapi sayang “gatot” alias gagal total!
Jadi guru? Sepertinya jarang pada waktu itu yang bercita-cita menjadi guru. Apalagi jadi Presiden. Tapi anak SD sekarang kalau ditanya cita-citanya apa, banyak tuh yang bercita-cita jadi guru (mungkin karena gajinya sekarang gede kali ya?)
Obama telah membuktikan ucapannya dulu waktu kecil. Rupanya diam-diam dia terus gigih berupaya keras untuk mewujudkan cita-citanya melangkah ke Gedung Putih. Tak dipedulikannya orang-orang yang mematahkan semangatnya untuk jadi orang nomor satu di Amerika Serikat. Belajar, belajar dan terus belajar, itu kuncinya. Dan kini dengan bangga dia bisa berkata kepada dunia, dan kepadaku;
”I’m Barack Obama, I am the President of the United State of America!” and.. “Who are you?” ”I’am Fajar, I’am a Warner!” jawabku mantap.
“What’s?” tanya Obama penasaran.
“I’m the warner about heaven and hell, of the hereafter” kataku memperkenalkan siapa diriku.
“Well, I like bakso and nasi goreng, do you want it?” katanya mengalih pembicaraan.
“Mau dong. Kok jadi nggak nyambung nih arah pembicaraannya?” tanyaku berusaha memancingnya untuk berbahasa Indonesia.
“Hm… begini, coba tolong dijelaskan siapa kamu sebenarnya? Dan kok bisa-bisanya kamu telpon ke HP saya dan masuk lagi.. heran saya, padahal penjagaan diri saya berlapis?” tanya Obama kali ini dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata.
“Itulah yang namanya sudah suratan takdir aku bisa telepon Mr. Obama. Tadi aku iseng pencet-pencet nomor di HP saya… eh nggak tahunya nyambung ke nomor Mr. President. Mungkin karena mas Obama ada di Indonesia jadi tidak kena biaya roaming nih!” ujarku menerangkan sekenanya. Sembari memanggilnya “mas” biar terasa akrab.
“Lalu apa tadi profesi kamu?” tanyanya penasaran.
“Saya adalah Sang Pengingat!” jawabku tegas.
“What’s???” tanyanya lagi.
Nah ini dia nih, kagak jelas-jelas juga, padahal sudah kukatakan tadi pakai bahasa Inggris yang baik dan benar (menurutku sih). Hehe.. he…
“Saya sekarang sedang menekuni profesi baru saya. Yang saya suka menyebutnya sebagai “Sang Pengingat”. Tugasnya adalah mengingatkan kepada diri sendiri, keluarga dan kepada banyak orang lainnya, khususnya yang mau diingatkan tentang surga dan neraka, yang ada di kehidupan akhirat nanti. Jelas mas Obama?” kataku berusaha menerangkan kepadanya.
“Yes, now I’m understand your profession. Maybe next year… I can meet you, together we can talk about Islam.. and eat bakso. Ok?” katanya.
“Yes..of course, with pleasure…” jawabku bersemangat. Lagi-lagi bakso…
“By the way… apakah itu cita-cita waktu kamu kecil dulu?” tanya Obama menaggapi profesiku.
“Oh no… itu cita-citaku yang baru,… sejak aku sign in di facebook, a few month ago…”
“Alright… I know you now. Well, kapan-kapan mau kamu saya undang ke Washington… bicara tentang surga dan neraka, di Capitol Hill di depan para anggota konggres Amerika” katanya penuh harap.
“Yes I’m very interested about that!” jawabku mantap. (Ngarep ni yee!)
Aku yakin ini cuma basa-basi sang Presiden saja. Tapi kalau benar, itu kesempatan bagus buatku menerangkan bahwa para tentara Amerika yang membunuh warga muslim yang tak berdosa di kawasan Irak, Afganistan dan Pakistan, balasannya nanti di akhirat sangat mengerikan.
“Ngomong-ngomong tulisan catatan kamu di facebook sudah lebih dari 50 artikel ya? Dibikin buku bagus lho” katanya dengan antusias.
“Insya Allah… saya sedang berfikir untuk membukukannya. Nantilah kalau sudah tepat waktunya” jawabku.
“If your book‘ve been published, please sent to me in The White House” pinta Mr. Obama.
“Yes, of course!” jawabku mantap
“Bye bye mas Fajar...” katanya menutup pembicaraan lewat telpon yang nyasar. Tumben nih Mr. Barrack Obama memanggilku pakai kata depan “mas”, emangnya dia tahu aku dari jawa. Ah, sok tahu dia. Tapi benar tuh.
“Allahu Akbar… Allahu Akbar!!!” tiba-tiba Hpku mengumandangkan suara adzan Ashar. Suara adzan itu membuyarkan lamunanku berbicara langsung dengan Barack Obama, beberapa menit yang lalu. Dan aku tersadar kini, bahwa kita jangan mudah terpukau dengan penampilan seseorang. Entah dia president, atau office boy, di hadapan Allah bukan jabatannya yang dinilai. Tetapi ukurannya adalah derajat KETAQWAAN kita. Semoga kita (aku dan para pembaca) senantiasa diberi hidayah oleh-Nya sehingga kita mampu untuk terus meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. Amiin…
Adsense
Jumat, November 12, 2010
Mengapa Tanggal 26 Terjadi Bencana?
Aku terhenyak menyaksikan tayangan Go Spot di RCTI tanggal 28 Oktober 2010, tepat pada hari Sumpah Pemuda. Terungkap bahwa beberapa bencana alam di Indonesia terjadi tepat tanggal 26. Yang terbaru tgl. 26 Oktober 2010 adalah meletusnya gunung Merapi di Yogyakarta (hingga tulisan ini dibuat 5 Nop, Merapi masih bergemuruh memuntahkan debu, awan panas dan lahar). Bersamaan dengan itu, terjadi gempa bumi yang mengakibatkan tsunami di Mentawai. _Tgl. 26 Juli 2010; terjadi gempa bumi di Tasikmalaya. _Tgl. 26 Mei 2006; terjadi gempa bumi di Yoyakarta. _Tgl. 26 November 2004; terjadi gempa bumi di Nabire, Papua. _Tgl. 26 Desember 2008; tsunami melanda Aceh akibat gempa bumi berkekuatan 9,1 skala Richter. Dan yang paling dahsyat adalah meletusnya gunung Krakatau pada tanggal 26 Agustus 1883. Luar biasa! Pertanda apa bagi manusia yang hidup di abad ini?
Daripada aku bertanya kepada “orang pintar” atau mbah dukun yang belum tentu benar jawabannya; atau bertanya kepada ahli bencana, jawaban tidak lain bahwa tsunami terjadi karena pergeseran lempengan bumi di bawah laut dan gunung Merapi itu meletus karena penumpukan magma. Dan aku malas bertanya kepada politikus, pasti jawabannya, “ini karena rakyat salah pilih presidennya.” (Nah lho, masak Presiden SBY segala disangkutpautkan dengan bencana. Apa hubungannya?). Lalu kemana aku harus mencari? Tiba-tiba hatiku berbisik, “Coba buka Al Qur’an dan cari surah yang sama dengan tanggal terjadinya bencana-bencana itu. Siapa tahu jawabannya ada di sana?”
Kemudian aku buka Al Quran digital yang ada di komputerku. Langsung kucari surah ke-26, ternyata surah ke-26 itu adalah surah Asy Syu’araa’. Setelah kubaca terjemahannya, perkiraanku tidak meleset. Kunci jawabannya atas pertanyaan presenter Go Spot, kutemukan di antara 227 ayat dari surah Asy Syu’araa’ itu.
Sudah dinyatakan oleh Allah bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi pamungkas, Nabi yang terakhir. Dengan demikian Allah tidak mungkin mengutus lagi seorang Rasul untuk hadir di muka bumi ini. Nabi Muhammad meninggalkan sebuah “Warisan Mulia” buat seluruh umat manusia di dunia ini, tak peduli apapun keyakinan/kepercayaannya, suku bangsa dan keturunannya. “Warisan Mulia” itu adalah Kitab Suci Al Qur’an.
Sayangnya “Warisan Mulia” itu oleh umat manusia di luar pemeluk Agama Islam, umumnya dianggap sepi bahkan tak diakui boro-boro dihargai. Bahkan Masya Allah, ada yang berani membakarnya. Pembakarnya kelak akan merasakan pedihnya api neraka!
Wahai saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, dan yang se-akidah, silahkan buka Al Qur’an dan bacalah terjemahan surah ke-26 itu. Bagi mereka yang non muslim, boleh melihatnya di toko buku atau di perpustakaan. Di sana, Allah Swt. memaparkan secara gamblang, berbagai bencana alam (siksaan) yang menimpa suatu kaum yang membangkang kepada para Nabi yang diutus kepada mereka, di masa silam.
Umat manusia yang hidup di abad ini hingga dunia ini berakhir (kiamat), “suka atau tidak suka” kalian semua adalah termasuk kaumnya Nabi Muhammad. Masak sih? Ya iya dong sebab Nabi Muhammad itu adalah Nabi akhir zaman. Ya zaman sekarang ini sampai nanti zaman berakhir! Tinggal Anda termasuk golongan umatnya yang taat atau golongan umat yang membangkang/ingkar kepada Nabi, hanya itu saja pilihannya.
Mau cari Nabi yang lain? Mimpi kali ye… kalau pun berjumpa paling-paling yang Anda temukan adalah nabi palsu! Sebab jika datang lagi Nabi di zaman ini, sama saja, pasti banyak yang mendustakanya dan berpaling. Hal ini dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya (QS Asy Syu’araa’/26: 5): Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan Yang Maha Pemurah, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.
Yuk kita mulai menelusuri surah ke-26 (Asy Syu’araa’), untuk mencari jawabannya ;
Dalam surah ke-26 dikisahkan tentang pembangkangan/kezaliman umat yang hidup di zaman Nabi Musa, Nabi Ibrahim, Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Saleh, Nabi Luth, Nabi Syuaib, dan Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad melihat tingkah polah umatnya yang membangkang alias tidak mau juga beriman (bahkan sampai hari ini pun ada!), beliau saat itu nyaris putus asa bahkan sampai-sampai ingin “bunuh diri”. Ini dinyatakan oleh Allah (ayat-3); ”Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman.”
Apa yang dikatakan para Nabi kepada umatnya pada umumnya sama, yakni (ayat 161-164); "Mengapa kamu tidak bertakwa?" Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.
Terhadap semua bencana alam yang terjadi, Allah berfirman (ayat 8-9); Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. Dan kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
Keperkasaan Allah ditunjukkan dengan tsunami, gunung meletus, dan bukti “sayang”-Nya ditunjukkan dengan menjadikan tanah yang subur sesudah tertimbun debu vulkanik akibat sebuah gunung api meletus.
Kisah Nabi MusaNabi Musa berhadapan dengan Fir’aun yang tidak mengakui adanya Tuhan. Dia satu-satunya raja yang berani mengaku sebagai tuhan. Fir`aun berkata: "Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan"(ayat-29).
Fir`aun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu?", Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya. (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya".(ayat 23-24)
Akibat kesombongan Fir’aun maka dia ditenggelamkan oleh Allah. Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. .Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu.(ayat 64-66)
Kisah Nabi IbrahimNabi Ibrahim mempertanyakan kaumnya yang menyembah berhala/ patung (ayat 69-75): Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim. Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah?".
Mereka menjawab: "Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya". Berkata Ibrahim: "Apakah berhala-berhala itu mendengar (do`a) mu sewaktu kamu berdo`a(kepadanya)?, atau (dapatkah) mereka memberi manfa`at kepadamu atau memberi mudharat?" Mereka menjawab: "(Bukan karena itu) sebenarnya Kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian". Kemudian dinyatakan siapakah Tuhannya Nabi Ibrahim? (ayat 75-82); Ibrahim berkata: "Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah, kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu?, karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam, (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.
Umat yang menyembah berhala/ patung sebagai tuhan nanti di akhirat akan bertengkar, diungkapkan dalam ayat 91-98: …dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat", dan dikatakan kepada mereka: "Di manakah berhala-berhala yang dahulu kamu selalu menyembah (nya) selain Allah? Dapatkah mereka menolong kamu atau menolong diri mereka sendiri?". Maka mereka (sembahan-sembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama-sama orang-orang yang sesat, dan bala tentara iblis semuanya. Mereka berkata sedang mereka bertengkar di dalam neraka: "demi Allah: sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kamu dengan Tuhan semesta alam".
Kisah Nabi NuhKaumnya Nabi Nuh dihantam banjir besar (tsunami?) karena mendustakan Nabi Nuh, seperti dinyatakan dalam ayat 117-120 (surah ke-26/ Asy Syu’araa’);
Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku; maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka, dan selamatkanlah aku dan orang-orang yang mu'min besertaku". Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal.
Tsunami yang melanda Aceh dan Mentawai, bisa jadi Allah ingin memperingatkan kepada kita kejadian yang menimpa kaum Nabi Nuh berupa banjir bandang. Dan peristiwa itu tidak mustahil terjadi kembali di masa kini.
Kisah Nabi HudBangsa Aad, kaumnya Nabi Hud sudah diberi kemakmuran tapi tetap juga mendustakan Nabi Hud, maka mereka dibinasakan oleh Allah, dinyatakan dalam ayat 132-138:
Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak, dan kebun-kebun dan mata air134, sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar. Mereka menjawab: "Adalah sama saja bagi kami, apakah kamu memberi nasehat atau tidak memberi nasehat, (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu137, dan kami sekali-kali tidak akan di "azab". Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka.
Indonesia adalah negeri yang makmur, gemah ripah loh jinawi. Tongkat(batang singkong) ditanam tumbuh buah singkong. Kekayaan lautnya luar biasa, apalagi hasil tambang buminya. Ini jelas harus disyukuri, dengan rajin beribadah kepada Allah dan tidak melalaikan perintahNya. Dan jauhi perbuatan syirik. Kita tentu tidak ingin bangsa Indonesia senasib dengan bangsa Aad, bukan?
Kisah Nabi ShalehBangsa Tsamud, kaumnya Nabi Shaleh melecehkannya bahkan berani membunuh unta milik Nabi Shaleh, maka bangsa Tsamud ditimpa azab oleh Allah (154-157):
Kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami; maka datangkanlah sesuatu mu`jizat, jika kamu memang termasuk orang-orang yang benar. Shaleh menjawab: "Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu. Dan janganlah kamu sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan kamu akan ditimpa oleh azab hari yang besar.” Kemudian mereka membunuhnya, lalu mereka menjadi menyesal, maka mereka ditimpa azab.
Kerjakan segala perintah Allah agar bumi Indonesia tercinta terhindar dari musibah bencana alam. Insya Allah.
Kisah Nabi LuthKaumnya Nabi Luth adalah kaum yang menyenangi sesama jenis (homo/gay). Segala peringatan yang disampaikan oleh Nabi Luth tidak digubrisnya, maka kaumnya yang dzolim itu ditimpa bencana hujan batu. Hal ini dinyatakan dalam ayat 165-173 (surah ke-26/ Asy Syu’araa’);
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas. Mereka menjawab: "Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir" Luth berkata: "Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu". (Luth berdo`a): "Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan”. Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (isterinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal. Kemudian Kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.
Peringatan yang disampaikan dalam Al Qur’an sudah jelas, tinggal bagaimana kita saja menyikapinya. Menganggap entengkah, sehingga perilaku kaumnya Nabi Luth terus ditiru! Atau meninggalkannya jauh-jauh. Keputusan ada di tangan Anda.
Kisah Nabi SyuaibNabi Syuaib pun didustakan oleh kaumnya, penduduk Aikah, bahkan mereka berani menantang Allah untuk menjatuh bencana dari langit, ini diungkap dalam ayat 185-189(surah ke-26/ Asy Syu’araa’);
Mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir, dan kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami, dan sesungguhnya kami yakin bahwa kamu benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta. Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit, jika kamu termasuk orang-orang yang benar. Syu`aib berkata: "Tuhan-ku lebih mengetahui apa yang kamu kerjakan". Kemudian mereka mendustakan Syu`aib, lalu mereka ditimpa `azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya `azab itu adalah `azab hari yang besar.
Apakah kata “dinaungi awan” dalam ayat tersebut diatas, seperti “wedhus gembel”nya gunung Merapi saat ini? (8 Nopember 2010). Hanya Allah yang Maha Tahu.
Kitab Suci Al Quran ciptaan AllahSemoga dengan pemaparan yang aku sampaikan melalui tulisan (berseri) ini, kita bisa mendapatkan jawaban mengapa bencana kerap menyapa bumi tercinta Indonesia. Tentu bencana yang melanda bumi pertiwi tidak diperuntukkan sebagai peringatan bagi bangsa Indonesia saja, tetapi juga sebagai peringatan bagi bangsa-bangsa lain di belahan bumi mana pun. Pesan utamanya adalah “BACK TO ALLAH, read AL QUR’AN”, dan kumandangkan kalimat tahlil “Laa ilaha illa ‘Allah - Tiada Tuhan Selain Allah” ke seluruh penjuru dunia hingga ke pelosok tanah air tercinta serta jangan melalaikan perintah Allah!
Akhirnya sebagai penutup aku ingatkan kepada kita semua (termasuk penulis) untuk menyembah hanya kepada Allah dan rajin membaca Al Qur’an sehingga kita terbebas dari bencana alam yang dahsyat (azab Ilahi), sebagaimana ditegaskan! dalam firman-Nya, ayat 192-213(surah ke-26/ Asy Syu’araa’), :
Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin (Jibril) , ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.
Demikianlah Kami masukkan Al Qur'an ke dalam hati orang-orang yang durhaka.Mereka tidak beriman kepadanya, hingga mereka melihat `azab yang pedih, maka datanglah `azab kepada mereka dengan mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya, lalu mereka berkata: "Apakah kami dapat diberi tangguh?" Maka apakah mereka meminta supaya disegerakan azab Kami? Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka keni`matan hidup bertahun-tahun, Kemudian datang kepada mereka azab yang telah diancamkan kepada mereka, niscaya tidak berguna bagi mereka apa yang mereka selalu meni`matinya.
Dan Kami tidak membinasakan sesuatu negeripun, melainkan sesudah ada baginya orang-orang yang memberi peringatan; untuk menjadi peringatan. Dan Kami sekali-kali tidak berlaku zalim. Dan Al Qur'an itu bukanlah dibawa turun oleh syaitan-syaitan. Dan tidaklah patut mereka membawa turun Al Qur'an itu, dan merekapun tidak akan kuasa. Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan daripada mendengar Al Qur'an itu. Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang di`azab.
Daripada aku bertanya kepada “orang pintar” atau mbah dukun yang belum tentu benar jawabannya; atau bertanya kepada ahli bencana, jawaban tidak lain bahwa tsunami terjadi karena pergeseran lempengan bumi di bawah laut dan gunung Merapi itu meletus karena penumpukan magma. Dan aku malas bertanya kepada politikus, pasti jawabannya, “ini karena rakyat salah pilih presidennya.” (Nah lho, masak Presiden SBY segala disangkutpautkan dengan bencana. Apa hubungannya?). Lalu kemana aku harus mencari? Tiba-tiba hatiku berbisik, “Coba buka Al Qur’an dan cari surah yang sama dengan tanggal terjadinya bencana-bencana itu. Siapa tahu jawabannya ada di sana?”
Kemudian aku buka Al Quran digital yang ada di komputerku. Langsung kucari surah ke-26, ternyata surah ke-26 itu adalah surah Asy Syu’araa’. Setelah kubaca terjemahannya, perkiraanku tidak meleset. Kunci jawabannya atas pertanyaan presenter Go Spot, kutemukan di antara 227 ayat dari surah Asy Syu’araa’ itu.
Sudah dinyatakan oleh Allah bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi pamungkas, Nabi yang terakhir. Dengan demikian Allah tidak mungkin mengutus lagi seorang Rasul untuk hadir di muka bumi ini. Nabi Muhammad meninggalkan sebuah “Warisan Mulia” buat seluruh umat manusia di dunia ini, tak peduli apapun keyakinan/kepercayaannya, suku bangsa dan keturunannya. “Warisan Mulia” itu adalah Kitab Suci Al Qur’an.
Sayangnya “Warisan Mulia” itu oleh umat manusia di luar pemeluk Agama Islam, umumnya dianggap sepi bahkan tak diakui boro-boro dihargai. Bahkan Masya Allah, ada yang berani membakarnya. Pembakarnya kelak akan merasakan pedihnya api neraka!
Wahai saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, dan yang se-akidah, silahkan buka Al Qur’an dan bacalah terjemahan surah ke-26 itu. Bagi mereka yang non muslim, boleh melihatnya di toko buku atau di perpustakaan. Di sana, Allah Swt. memaparkan secara gamblang, berbagai bencana alam (siksaan) yang menimpa suatu kaum yang membangkang kepada para Nabi yang diutus kepada mereka, di masa silam.
Umat manusia yang hidup di abad ini hingga dunia ini berakhir (kiamat), “suka atau tidak suka” kalian semua adalah termasuk kaumnya Nabi Muhammad. Masak sih? Ya iya dong sebab Nabi Muhammad itu adalah Nabi akhir zaman. Ya zaman sekarang ini sampai nanti zaman berakhir! Tinggal Anda termasuk golongan umatnya yang taat atau golongan umat yang membangkang/ingkar kepada Nabi, hanya itu saja pilihannya.
Mau cari Nabi yang lain? Mimpi kali ye… kalau pun berjumpa paling-paling yang Anda temukan adalah nabi palsu! Sebab jika datang lagi Nabi di zaman ini, sama saja, pasti banyak yang mendustakanya dan berpaling. Hal ini dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya (QS Asy Syu’araa’/26: 5): Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan Yang Maha Pemurah, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.
Yuk kita mulai menelusuri surah ke-26 (Asy Syu’araa’), untuk mencari jawabannya ;
Dalam surah ke-26 dikisahkan tentang pembangkangan/kezaliman umat yang hidup di zaman Nabi Musa, Nabi Ibrahim, Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Saleh, Nabi Luth, Nabi Syuaib, dan Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad melihat tingkah polah umatnya yang membangkang alias tidak mau juga beriman (bahkan sampai hari ini pun ada!), beliau saat itu nyaris putus asa bahkan sampai-sampai ingin “bunuh diri”. Ini dinyatakan oleh Allah (ayat-3); ”Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman.”
Apa yang dikatakan para Nabi kepada umatnya pada umumnya sama, yakni (ayat 161-164); "Mengapa kamu tidak bertakwa?" Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.
Terhadap semua bencana alam yang terjadi, Allah berfirman (ayat 8-9); Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. Dan kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
Keperkasaan Allah ditunjukkan dengan tsunami, gunung meletus, dan bukti “sayang”-Nya ditunjukkan dengan menjadikan tanah yang subur sesudah tertimbun debu vulkanik akibat sebuah gunung api meletus.
Kisah Nabi MusaNabi Musa berhadapan dengan Fir’aun yang tidak mengakui adanya Tuhan. Dia satu-satunya raja yang berani mengaku sebagai tuhan. Fir`aun berkata: "Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan"(ayat-29).
Fir`aun bertanya: "Siapa Tuhan semesta alam itu?", Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya. (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya".(ayat 23-24)
Akibat kesombongan Fir’aun maka dia ditenggelamkan oleh Allah. Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. .Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu.(ayat 64-66)
Kisah Nabi IbrahimNabi Ibrahim mempertanyakan kaumnya yang menyembah berhala/ patung (ayat 69-75): Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim. Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah?".
Mereka menjawab: "Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya". Berkata Ibrahim: "Apakah berhala-berhala itu mendengar (do`a) mu sewaktu kamu berdo`a(kepadanya)?, atau (dapatkah) mereka memberi manfa`at kepadamu atau memberi mudharat?" Mereka menjawab: "(Bukan karena itu) sebenarnya Kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian". Kemudian dinyatakan siapakah Tuhannya Nabi Ibrahim? (ayat 75-82); Ibrahim berkata: "Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah, kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu?, karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam, (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.
Umat yang menyembah berhala/ patung sebagai tuhan nanti di akhirat akan bertengkar, diungkapkan dalam ayat 91-98: …dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat", dan dikatakan kepada mereka: "Di manakah berhala-berhala yang dahulu kamu selalu menyembah (nya) selain Allah? Dapatkah mereka menolong kamu atau menolong diri mereka sendiri?". Maka mereka (sembahan-sembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama-sama orang-orang yang sesat, dan bala tentara iblis semuanya. Mereka berkata sedang mereka bertengkar di dalam neraka: "demi Allah: sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kamu dengan Tuhan semesta alam".
Kisah Nabi NuhKaumnya Nabi Nuh dihantam banjir besar (tsunami?) karena mendustakan Nabi Nuh, seperti dinyatakan dalam ayat 117-120 (surah ke-26/ Asy Syu’araa’);
Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku; maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka, dan selamatkanlah aku dan orang-orang yang mu'min besertaku". Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal.
Tsunami yang melanda Aceh dan Mentawai, bisa jadi Allah ingin memperingatkan kepada kita kejadian yang menimpa kaum Nabi Nuh berupa banjir bandang. Dan peristiwa itu tidak mustahil terjadi kembali di masa kini.
Kisah Nabi HudBangsa Aad, kaumnya Nabi Hud sudah diberi kemakmuran tapi tetap juga mendustakan Nabi Hud, maka mereka dibinasakan oleh Allah, dinyatakan dalam ayat 132-138:
Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak, dan kebun-kebun dan mata air134, sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar. Mereka menjawab: "Adalah sama saja bagi kami, apakah kamu memberi nasehat atau tidak memberi nasehat, (agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu137, dan kami sekali-kali tidak akan di "azab". Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka.
Indonesia adalah negeri yang makmur, gemah ripah loh jinawi. Tongkat(batang singkong) ditanam tumbuh buah singkong. Kekayaan lautnya luar biasa, apalagi hasil tambang buminya. Ini jelas harus disyukuri, dengan rajin beribadah kepada Allah dan tidak melalaikan perintahNya. Dan jauhi perbuatan syirik. Kita tentu tidak ingin bangsa Indonesia senasib dengan bangsa Aad, bukan?
Kisah Nabi ShalehBangsa Tsamud, kaumnya Nabi Shaleh melecehkannya bahkan berani membunuh unta milik Nabi Shaleh, maka bangsa Tsamud ditimpa azab oleh Allah (154-157):
Kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami; maka datangkanlah sesuatu mu`jizat, jika kamu memang termasuk orang-orang yang benar. Shaleh menjawab: "Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu. Dan janganlah kamu sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan kamu akan ditimpa oleh azab hari yang besar.” Kemudian mereka membunuhnya, lalu mereka menjadi menyesal, maka mereka ditimpa azab.
Kerjakan segala perintah Allah agar bumi Indonesia tercinta terhindar dari musibah bencana alam. Insya Allah.
Kisah Nabi LuthKaumnya Nabi Luth adalah kaum yang menyenangi sesama jenis (homo/gay). Segala peringatan yang disampaikan oleh Nabi Luth tidak digubrisnya, maka kaumnya yang dzolim itu ditimpa bencana hujan batu. Hal ini dinyatakan dalam ayat 165-173 (surah ke-26/ Asy Syu’araa’);
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas. Mereka menjawab: "Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir" Luth berkata: "Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu". (Luth berdo`a): "Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan”. Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (isterinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal. Kemudian Kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.
Peringatan yang disampaikan dalam Al Qur’an sudah jelas, tinggal bagaimana kita saja menyikapinya. Menganggap entengkah, sehingga perilaku kaumnya Nabi Luth terus ditiru! Atau meninggalkannya jauh-jauh. Keputusan ada di tangan Anda.
Kisah Nabi SyuaibNabi Syuaib pun didustakan oleh kaumnya, penduduk Aikah, bahkan mereka berani menantang Allah untuk menjatuh bencana dari langit, ini diungkap dalam ayat 185-189(surah ke-26/ Asy Syu’araa’);
Mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari orang-orang yang kena sihir, dan kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami, dan sesungguhnya kami yakin bahwa kamu benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta. Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit, jika kamu termasuk orang-orang yang benar. Syu`aib berkata: "Tuhan-ku lebih mengetahui apa yang kamu kerjakan". Kemudian mereka mendustakan Syu`aib, lalu mereka ditimpa `azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya `azab itu adalah `azab hari yang besar.
Apakah kata “dinaungi awan” dalam ayat tersebut diatas, seperti “wedhus gembel”nya gunung Merapi saat ini? (8 Nopember 2010). Hanya Allah yang Maha Tahu.
Kitab Suci Al Quran ciptaan AllahSemoga dengan pemaparan yang aku sampaikan melalui tulisan (berseri) ini, kita bisa mendapatkan jawaban mengapa bencana kerap menyapa bumi tercinta Indonesia. Tentu bencana yang melanda bumi pertiwi tidak diperuntukkan sebagai peringatan bagi bangsa Indonesia saja, tetapi juga sebagai peringatan bagi bangsa-bangsa lain di belahan bumi mana pun. Pesan utamanya adalah “BACK TO ALLAH, read AL QUR’AN”, dan kumandangkan kalimat tahlil “Laa ilaha illa ‘Allah - Tiada Tuhan Selain Allah” ke seluruh penjuru dunia hingga ke pelosok tanah air tercinta serta jangan melalaikan perintah Allah!
Akhirnya sebagai penutup aku ingatkan kepada kita semua (termasuk penulis) untuk menyembah hanya kepada Allah dan rajin membaca Al Qur’an sehingga kita terbebas dari bencana alam yang dahsyat (azab Ilahi), sebagaimana ditegaskan! dalam firman-Nya, ayat 192-213(surah ke-26/ Asy Syu’araa’), :
Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin (Jibril) , ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.
Demikianlah Kami masukkan Al Qur'an ke dalam hati orang-orang yang durhaka.Mereka tidak beriman kepadanya, hingga mereka melihat `azab yang pedih, maka datanglah `azab kepada mereka dengan mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya, lalu mereka berkata: "Apakah kami dapat diberi tangguh?" Maka apakah mereka meminta supaya disegerakan azab Kami? Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka keni`matan hidup bertahun-tahun, Kemudian datang kepada mereka azab yang telah diancamkan kepada mereka, niscaya tidak berguna bagi mereka apa yang mereka selalu meni`matinya.
Dan Kami tidak membinasakan sesuatu negeripun, melainkan sesudah ada baginya orang-orang yang memberi peringatan; untuk menjadi peringatan. Dan Kami sekali-kali tidak berlaku zalim. Dan Al Qur'an itu bukanlah dibawa turun oleh syaitan-syaitan. Dan tidaklah patut mereka membawa turun Al Qur'an itu, dan merekapun tidak akan kuasa. Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan daripada mendengar Al Qur'an itu. Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang di`azab.
Langganan:
Postingan (Atom)