Tulisan ini aku buat pukul 23.36 berarti beberapa menit lagi tahun 2016 akan aku tinggalkan. Dan segera aku masuki tahun 2017.
Banyak impian dan cita-cita yang belum terwujud. Aku berharap di tahun 2017 inilah aku bertekad akan mewujudkannya.
Hari ini kegiatanku ke tukang service radiator. Air cadangan radiator selalu habis. Begitu ketemu ahlinya, maka ketahuanlah penyebabnya. ternyata ada kebocoran di pipa air yang ke mesin. Tadinya tukangnya yang akan membeli selang itu. Tapi aku menyarankan aku saja yang beli dan dia setuju. Akhirnya aku dan anakku yang berangkat ke toko sparepart untuk membelinya.
Murah harganya hanya Rp 20.000,-. Ongkos servis dia minta hanya Rp 50.000,- Siip dan myHyundai meluncur kembali tanpa hambatan radiator bocor.
Lalu di rumah sudah menunggu teknisi Indiehome. Internetku bermasalah nggak mau connect. Dia periksa ternyata modem baru belum disetting ulang.
Belum lama ini tanggal 21 Desember kemarin, kabel telpon coax diganti dengan kabel fiber optik. Dan kini internetan lancar kembali. Alhamdulillah.
Setelah beres urusan. Aku istriku dan 2 anakku meluncur ke Pondok Indah Mal. Tujuannya ke Mi Udon. Istriku mentraktir kami. Wow! maknyus. Lezaaat.
Habis dari PIM meluncur ke Bintaro Jaya Exchange. Tujuannya membeli sepatu Tania. Dapat sepatu cantik dia.
Rencana ingin menghabiskan malam tahun baru di Bintaro Jaya Exchange batal. Kami harus pulang karena si Sulung ada janji dengan pacarnya.
Aku menulis ini di luar rumah terdengar dentuman mercon malam tahun baru bertubi-tubi. Aku sekali-kali ke teras untuk melihat aneka kembang api. Sungguh indah langit di malam tahun baru ini.
Ketika kuakhiri tulisan ini jam menunjukkan pukul 23.56... empat menit lagi tahun baru.... 2017 cihuiiiiii.....!!!
Selamat tahun baru kawan. Semoga tahun ini rezeki kita lancar dan cita-cita tercapai. Aamiin.
Wassalam,
sangPenging@T
Adsense
Sabtu, Desember 31, 2016
Jumat, Desember 23, 2016
Editor
Aku menikmati betul tugas sebagai editor. Aku sudah beberapa bulan terakhir ini, aku menjadi editor bukuku yang pertama yang sudah diterbitkan.
Aku menjadi kritikus yang amat sangat kritis. Lebih pasnya menjadi algojo terhadap bukuku sendiri. Sebelum dibantai oleh orang yang melihat bukuku dari mata kritis. Alangkah baiknya aku yang mengkritiknya sendiri dulu.
Akibatnya apa? Untuk edisi yang akan aku terbitkan, edisi ke-5 ini, aku harus betul-betul memastikan sajian buku IKLAN Dari LANGIT sudah sempurna. Ya dari segi bahasa, ya dari segi desain iklannya.
Dan akhirnya sampai tulisan ini dibuat aku masih melanjutkan perbaikannya. Kemarin, kamis 22 desember, aku sudah mengambil proof cetakan yang terbaru. Ternyata masih saja ada yang perlu direvisi lagi. Istilahnya masih harus dipoles lagi sedikit. Agar bukuku itu terlihat semakin kinclong (cemerlang).
Nah, mudah-mudahan ini sentuhan (editan) yang terakhir. Sehingga hari selasa, aku sudah bisa menyerahkan ke percetakan.
wassalam,
sangPenging@T
Aku menjadi kritikus yang amat sangat kritis. Lebih pasnya menjadi algojo terhadap bukuku sendiri. Sebelum dibantai oleh orang yang melihat bukuku dari mata kritis. Alangkah baiknya aku yang mengkritiknya sendiri dulu.
Akibatnya apa? Untuk edisi yang akan aku terbitkan, edisi ke-5 ini, aku harus betul-betul memastikan sajian buku IKLAN Dari LANGIT sudah sempurna. Ya dari segi bahasa, ya dari segi desain iklannya.
Dan akhirnya sampai tulisan ini dibuat aku masih melanjutkan perbaikannya. Kemarin, kamis 22 desember, aku sudah mengambil proof cetakan yang terbaru. Ternyata masih saja ada yang perlu direvisi lagi. Istilahnya masih harus dipoles lagi sedikit. Agar bukuku itu terlihat semakin kinclong (cemerlang).
Nah, mudah-mudahan ini sentuhan (editan) yang terakhir. Sehingga hari selasa, aku sudah bisa menyerahkan ke percetakan.
wassalam,
sangPenging@T
Jumat, Desember 16, 2016
Membaca Kilat
Tumben benar-benar tumben aku bisa menyelesaikan pembacaan novel "Ayah" karya Andria Hirata dengan cepat. Ini memecahkan rekorku sendiri. 12 hari aku bisa merampungkan pembacaan novel tersebut.
Kok bisa memecahkan rekord sih? Ya iya, karena biasanya aku paling malas untuk menyelesaikan bacaan buru-buru. Menunda-nunda, itulah biang kerok mengapa aku kalo baca lama. Nah aku sekarang ingin membasmi kebiasaan baca lama.
Ternyata kalau sudah tahu strategi membaca cepat, maka buku setebal apapun tidak jadi masalah. Pokoknya begitu buka, langsung baca. Titik!
Kemudian tumbuhkan tekad harus menyelesaikan pembacaan buku tersebut sampai tuntas.
Jangan cepat-cepat menilai bahwa suatu buku jelek. Padahal baru baca daftar isi, atau baca bab satu, atau lebih parahnya baru lihat covernya. Wow! janganlah begitu.
Membaca adalah jendela ilmu pengetahuan yang bisa dibuka oleh siapapun yang mau mereguk suatu ilmu. Yang penting tumbuhkan passion. Tumbuhkan rasa ingin selalu menambah pengetahuan.
wassalam,
sangPenging@T
Kok bisa memecahkan rekord sih? Ya iya, karena biasanya aku paling malas untuk menyelesaikan bacaan buru-buru. Menunda-nunda, itulah biang kerok mengapa aku kalo baca lama. Nah aku sekarang ingin membasmi kebiasaan baca lama.
Ternyata kalau sudah tahu strategi membaca cepat, maka buku setebal apapun tidak jadi masalah. Pokoknya begitu buka, langsung baca. Titik!
Kemudian tumbuhkan tekad harus menyelesaikan pembacaan buku tersebut sampai tuntas.
Jangan cepat-cepat menilai bahwa suatu buku jelek. Padahal baru baca daftar isi, atau baca bab satu, atau lebih parahnya baru lihat covernya. Wow! janganlah begitu.
Membaca adalah jendela ilmu pengetahuan yang bisa dibuka oleh siapapun yang mau mereguk suatu ilmu. Yang penting tumbuhkan passion. Tumbuhkan rasa ingin selalu menambah pengetahuan.
wassalam,
sangPenging@T
Jumat, Desember 09, 2016
Menulis Dua Buku Sekaligus, Bisa?
Bukuku yang pertama sudah terbit. Judulnya IKLAN DARI LANGIT. Tetapi sampai sekarang belum ada di toko buku. Kenapa? Karena untuk menerbitkan buku sampai bisa tersedia di toko buku ternama, prosesnya tidak semudah yang kukira.
Buku yang pertama, aku tulis cukup lama. Sejak tahun 2012, dan baru selesai tahun ini 2016. Namun sampai kini masih terus ada revisi. Aku masih belum puas. Nah untungnya di era percetakan digital ini aku bisa cetak proof cukup satu buku. Tidak musti cetak seribu buku atau lebih. Karena itu bukan cetakan offset.
Oleh karena aku bisa dengan mudah mengganti desain iklan-iklan dari langit. Sesukaku, seenakku. Yes! Untuk sementara aku jadi kritikus yang cerewet untuk bukuku sendiri.
Dan kini ketika buku pertama (Iklan dari Langit) sudah aku rasa sempurna, aku segera bergerak cepat untuk melahirkan buku kedua dan ketiga. Lho? Iya untuk menuntaskan "hasrat"ku ingin jadi penulis produktif, maka aku tidak boleh terpaku pada satu karya.
Aku akan coba langsung menulis dua buku. Bisakah? Aku sendiri ragu, tapi yakin bisa. Aku sudah bertekad tidak ingin dipusingkan oleh ilustrasi dan desain di buku yang kedua dan ketiga ini. Fokusnya adalah tulisan, tulisan dan tulisan thok!
Judulnya apa? Hmmm masih kurahasiakan. Tapi sebetulnya tidak rahasia juga sih. Bagi pembaca yang pernah membaca statusku beberapa bulan yang lalu, pasti tahu judulnya. Sebab judulnya pernah kusinggung di status facebook-ku.
Mudah-mudahan bisa kuselesaikan tidak sampai setahun.
Wassalam,
sangPenging@T
Buku yang pertama, aku tulis cukup lama. Sejak tahun 2012, dan baru selesai tahun ini 2016. Namun sampai kini masih terus ada revisi. Aku masih belum puas. Nah untungnya di era percetakan digital ini aku bisa cetak proof cukup satu buku. Tidak musti cetak seribu buku atau lebih. Karena itu bukan cetakan offset.
Oleh karena aku bisa dengan mudah mengganti desain iklan-iklan dari langit. Sesukaku, seenakku. Yes! Untuk sementara aku jadi kritikus yang cerewet untuk bukuku sendiri.
Dan kini ketika buku pertama (Iklan dari Langit) sudah aku rasa sempurna, aku segera bergerak cepat untuk melahirkan buku kedua dan ketiga. Lho? Iya untuk menuntaskan "hasrat"ku ingin jadi penulis produktif, maka aku tidak boleh terpaku pada satu karya.
Aku akan coba langsung menulis dua buku. Bisakah? Aku sendiri ragu, tapi yakin bisa. Aku sudah bertekad tidak ingin dipusingkan oleh ilustrasi dan desain di buku yang kedua dan ketiga ini. Fokusnya adalah tulisan, tulisan dan tulisan thok!
Judulnya apa? Hmmm masih kurahasiakan. Tapi sebetulnya tidak rahasia juga sih. Bagi pembaca yang pernah membaca statusku beberapa bulan yang lalu, pasti tahu judulnya. Sebab judulnya pernah kusinggung di status facebook-ku.
Mudah-mudahan bisa kuselesaikan tidak sampai setahun.
Wassalam,
sangPenging@T
Selasa, Desember 06, 2016
Beli Buku
Aku dan istriku punya prioritas yang berbeda ketika harus membeli sesuatu. Ada yang tanpa pikir panjang. Pokoknya hati senang, beli.
Urusan perhiasan emas dia nomor satu. Ada duit, yang utama dibeli emas. Tapi berhubung duit, lagi-lagi duit terbatas maka bukan emas yang dibeli tapi beras.
Dan aku? Untuk urusan buku jelas nomor satu. Masuk toko buku, ada duit, maka ketika mata lihat buku bagus. Langsung aku sambar. Kalau perlu borong sekaligus dua. Bahkan pernah lima buku aku beli sekali masuk toko buku Gramedia. Istriku geleng-geleng kepalanya melihat sikapku.
Tidak jarang buku yang kubeli masih terbungkus plastik, sudah tahunan berlalu. Belum aku sentuh, belum aku baca. Wow! sayang sekali.
Tapi aku bertekad harus aku baca semua buku yang sudah kubeli atau diberi seseorang.
Bapakku ketika meninggal mewarisi banyak buku. Kebanyakan buku agama Islam. Aku jadi suka buku tentang agama Islam. Alhasil, aku bisa menelurkan buku motivasi islami. Baru satu sih. Judulnya IKLAN dari LANGIT. Alhamdulillah.
Dan kemarin hari sabtu, 3 desember aku dan istriku ke Daan mogot mall. Dia punya gaji, karena jadi guru. Kali ini dia ingin beli emas, hasil dari jerih payahnya sendiri. Setelah mencoba berbagai cincin, akhirnya dia dapatkan cincin yang dia idam-idamkan modelnya. Aku bangga padanya.
Habis dari toko emas, kami ke toko buku Gramedia. Aku nggak mau kalah. Kali ini aku borong dua buku. Satu buku buah karya Andria Hirata judulnya "Ayah". Satunya lagi "Jiwa yang Lapang" karya AK.
Itulah kami. Istriku suka emas, tapi tidak suka buku. Sementara aku suka buku, kurang suka emas.
Wassalam,
sangPenging@T
Urusan perhiasan emas dia nomor satu. Ada duit, yang utama dibeli emas. Tapi berhubung duit, lagi-lagi duit terbatas maka bukan emas yang dibeli tapi beras.
Dan aku? Untuk urusan buku jelas nomor satu. Masuk toko buku, ada duit, maka ketika mata lihat buku bagus. Langsung aku sambar. Kalau perlu borong sekaligus dua. Bahkan pernah lima buku aku beli sekali masuk toko buku Gramedia. Istriku geleng-geleng kepalanya melihat sikapku.
Tidak jarang buku yang kubeli masih terbungkus plastik, sudah tahunan berlalu. Belum aku sentuh, belum aku baca. Wow! sayang sekali.
Tapi aku bertekad harus aku baca semua buku yang sudah kubeli atau diberi seseorang.
Bapakku ketika meninggal mewarisi banyak buku. Kebanyakan buku agama Islam. Aku jadi suka buku tentang agama Islam. Alhasil, aku bisa menelurkan buku motivasi islami. Baru satu sih. Judulnya IKLAN dari LANGIT. Alhamdulillah.
Dan kemarin hari sabtu, 3 desember aku dan istriku ke Daan mogot mall. Dia punya gaji, karena jadi guru. Kali ini dia ingin beli emas, hasil dari jerih payahnya sendiri. Setelah mencoba berbagai cincin, akhirnya dia dapatkan cincin yang dia idam-idamkan modelnya. Aku bangga padanya.
Habis dari toko emas, kami ke toko buku Gramedia. Aku nggak mau kalah. Kali ini aku borong dua buku. Satu buku buah karya Andria Hirata judulnya "Ayah". Satunya lagi "Jiwa yang Lapang" karya AK.
Itulah kami. Istriku suka emas, tapi tidak suka buku. Sementara aku suka buku, kurang suka emas.
Wassalam,
sangPenging@T
Senin, Desember 05, 2016
Gaya Hidup Seperti Orang Kaya
Wuihhh nikmat betul ternyata. Tunjuk itu, beli. Tunjuk ini, beli. Wow! Enak juga ya sehari jadi orang kaya. Ah, apa begitu sih gaya hidup orang kaya. Tak tahulah awak. Mungkin paling tidak ya begitulah.
Pasanganku senang dengan sikapku seperti itu. Ya, aku sedang mencoba untuk menyenangkan hatinya. Nyatanya ya senang dia. Istriku, I love you.
Tapi gaya itu ternyata hanya bisa satu hari. Mengapa? Karena isi dompet langsung terkuras habis.
Syukuri rezeki yang diberikan Allah kepadamu. Ya, aku bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah kepadaku.
Alhamdulillah...
Wassalam,
sangPenging@T
Pasanganku senang dengan sikapku seperti itu. Ya, aku sedang mencoba untuk menyenangkan hatinya. Nyatanya ya senang dia. Istriku, I love you.
Tapi gaya itu ternyata hanya bisa satu hari. Mengapa? Karena isi dompet langsung terkuras habis.
Syukuri rezeki yang diberikan Allah kepadamu. Ya, aku bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah kepadaku.
Alhamdulillah...
Wassalam,
sangPenging@T
Langganan:
Postingan (Atom)