Adsense

Rabu, Juli 17, 2013

Puasa 2013

Hari ini (Rabu, 17 Juli 2013) puasa sudah memasuki hari ke delapan di bulan Ramadhan 1434 H. Perut ini semakin terbiasa dengan tidak makan minum di siang hari.

Iman ini semoga semakin taqwa. Emosi hati ini semoga semakin tertata. Tapi ya itu tadi memang baru sebatas "semoga" alias baru harapan. Sebab ternyata "iman dan hati" ini mudah sekali terombang ambing oleh godaan mata dan perut. Godaan dunia!

Apa yang terlihat oleh mata, gampang sekali mempengaruhi hati. Lihat yang sexy, syahwat meninggi. Lihat makanan lezat, mulut ingin menyantap. Lihat teman hidupnya semakin "wah", hati ini jadi "weleh-weleh". Apaan tuh weleh-weleh? ya itu, bikin hati iri. Ingin juga seperti dia.

Iri itu baik kalau membuat kita jadi semakin baik. Lho? maksudnya opo? Ya artinya kita boleh iri kepada orang yang shaleh dan taqwa. Dengan begitu kita jadi semakin gigih buat bisa menyaingi dia dalam hal-hal kebaikan. Misal, dia rajin shalat lima waktu. Kita ikutan juga rajin. Tapi ikutannya bukan karena supaya bisa menyaingi dia. Tetaplah tujuan kita rajin shalat (dan beribadah yang lainnya) bukan karena buat nyaingin kawan. Tapi semata-mata karena Allah Swt. Titik!

Puasa di masa dewasa, terasa berbeda dengan puasa di masa kanak-kanak. Puasa di masa kanak-kanak harapannya, supaya lebaran bisa dapat duit banyak, lalu memakai baju dan sepatu baru. Itu tujuan utama anak-anak puasa. Karena dulu ketika aku puasa, sehari dapat seratus rupiah (kalau tidak salah ingat, artinya bener dong...hehehe). Jadi lebaran bakal dapat duit tiga ribu kontan dari bapak. Wuih, ditahun 1970-an tiga ribu rupiah, nilainya gede lho! Asal tahu saja kalau tidak salah, harga premium, waktu itu Rp 75,-/liter.

Anakku yang bungsu, sekarang minta hadiah sepuluh ribu sehari. Ck ck ck...

Nah, ketika kepala ditumbuhi uban, semakin kusadari bahwa aku puasa untuk mengincar pahala. Sebab mengharapkan ada yang kasih duit kalau puasanya pol, siapa yang mau ngasih? Sehari tanpa puasa terasa betul betapa berdosanya.

Tapi yang kuheran, kenapa ada orang dewasa yang mengaku Islam, tapi nggak puasa (tanpa alasan yang jelas, kecuali malas)? Mereka berani betul melanggar perintah Allah Swt.

Yuuk puasa yang ikhlas, agar puasa terasa ringan. Haus memang haus. Lapar memang lapar. Namanya juga puasa. Tapi haus dan laparnya orang yang ikhlas berpuasa, Insya Allah berbuah pahala. Surga menanti.

Wassalam,
SangPenging@T!