Adsense

Senin, September 19, 2011

Jempol dan kawan-kawannya

Jempol tangan ini mempunyai kedudukan istimewa. Paling bongsor di antara jari jemari kita. Cap jempol sering diminta jika kita berurusan dengan pihak yang berwajib. Sebab lebih dari lima milyard penduduk dunia tidak ada satu pun yang sama percis guratan jempolnya. Inilah salah satu dari sekian banyak kekuasaan Tuhan, yang kadang tak terpikirkan oleh kita. Dengan sidik jari jempol sebuah tindak kejahatan bisa terungkap.

Suatu ketika saat aku mengendarai mobil berpapasan dengan mobil lain di sebuah pertigaan jalan. Kemudian segera kuinjak pedal rem, tumben secara reflek tangan kananku segera kuangkat sambil mempersilahkan mobil di depanku untuk jalan duluan. Gerakan tanganku layaknya gerakan tangan petugas hotel bintang lima yang mempersilahkan tamunya masuk dengan takjim.

Aku kaget dengan reaksi pengemudi itu, dua sejoli pasangan muda. Pengemudinya pria tampan berkacamata hitam, di sebelahnya duduk gadis belia nan cantik berambut panjang. Dia membalasnya dengan mengacungkan jempolnya ke arahku sambil tersenyum. Lalu kubalas dengan anggukan kepala. Dan mobil jeepnya pun segera berlalu. Senang hatiku melihat kejadian tadi.

Sebuah acungan jempol tadi menyiratkan berbagai isyarat. Yang jelas dia senang aku beri kesempatan jalan lebih dulu. Atau bisa pula menyatakan aku pengemudi jempolan yang santun(ck ck ck). Ringkasnya jempol ke atas menunjukkan isyarat anda hebat!

Tapi seandainya suatu saat anda sedang naik motor, tiba-tiba ada motor lain yang melaju nyaris menyerempet Anda, lalu tangan pengendara motor itu diacung-acungkannya ke arah Anda dengan posisi jempol terbalik. Tentu itu adalah sebuah isyarat ejekan. Apa reaksi Anda?

Macam-macam tentunya. Bisa segera mengejarnya dan menghadiahi bogem mentah. Atau mengelus dada sambil berdoa semoga dia tidak celaka! Terserah Anda sajalah. Jadi jangan main-main dengan jempol Anda. Pertanyaannya seberapa seringkah Anda menghadiahi jempol kepada lawan bicara Anda? Kan ada tuh gambar jempol di facebook sebagai comment Anda terhadap tulisan/status kawan. Padahal tinggal “klik” saja malasnya bukan main. Apalagi untuk menulis komentar. Betul, kan?

Namun jangan mentang-mentang jari jempol itu istimewa, lalu ketika kita shalat pas duduk dan membaca kalimat tasyahud kita menggerakkan jempol bukannya jari telunjuk. Repot jadinya. Bisa-bisa jamaah sebelah kiri kanan kita terganggu dan berujar “uhg.. lagi stress nih orang!”

Allah menciptakan jari jemari kita dengan tugas-tugas yang berbeda. Jari telunjuk menunjukkan wibawa. Sebuah perintah cukup dengan satu jari telunjuk. Jari telunjuk seorang guru yang ditempelkan ke bibir sambil mata melotot sudah cukup membuat seisi kelas yang semula gaduh menjadi senyap. Jari manis untuk menyematkan cincin tanda cinta sepasang kekasih. Kelingking dengan kuku yang tersembul sedikit berfungsi untuk ngupil dan ngorek kuping. Jari tengah? Maaf untuk bagian bawah. Eits, maksudku untuk membersihkan saluran buang sehabis kita BAB. Luar biasa ya jari jemari tangan kita?

Melihat jari jempol dan kawan-kawannya berfungsi dengan baik dan lincah, kita patut bersyukur kepada Allah Swt.

Artikel ini pernah diterbitkan di Catatan Facebook M Fajar Irianto Ludjito pada 24 Oktober 2010 jam 4:16