Adsense

Jumat, Januari 14, 2011

Tahun Baru 2011

Artikel ini telah diterbitkan di facebook_ku, pada 01 Januari 2011 jam 10:06

Sepanjang kita masih hidup, maka tahun baru selalu kita alami dan segera berlalu di depan kita. Tahun lama berganti tahun baru, disepakati ketika jarum detik melewati angka 12 pada tengah malam, pada setiap tanggal 31 Desember. Suasana malam tahun baru selalu meriah. Suara dentuman mercon bertubi-tubi, diiringi kembang api berwarna warni menghiasi langit malam. Suara terompet membahana di tengah-tengah keramaian orang-orang yang menyambut pergantian tahun. Begitu juga yang terjadi pada malam pergantian tahun 2010 ke tahun 2011.

Di seluruh kota metropolitan di dunia menyambut pergantian tahun dengan gegap gempita. Atmosfir dunia dipenuhi dengan kembang api berwarna warni. Di kota Sydney kembang api pecah menghias langit di atas jembatan Sydney. Di kota Taiwan kembang api berkilauan di seputar gedung tertinggi Taiwan Tower 101. Begitu juga di New York, Tokyo, Bangkok, HongKong dan di banyak kota lainnya. 

Di Ibukota Jakarta, perayaan dipusatkan di pantai Ancol. Yang merasa kurang sreg menyambut pergantian tahun dengan hura-hura di hotel berbintang, maka lebih memilih mendatangi majelis zikir untuk mengagungkan asma Allah.

Atau ada yang lebih asyik merenungi diri di dalam kamar sendirian. Menghitung berapa banyak amal yang pantas dibawa sebagai bekal pulang ke kampung akhirat dan berapa banyak dosa yang telah dilakukan selama setahun yang lewat dan tak boleh diulangi lagi. Istilahnya menghisab diri sendiri sebelum hisab (perhitungan amal) nanti di alam akhirat. Lalu merancang target setahun ke depan, mau berbuat apa?

Tahun berganti, umur pun bertambah satu tahun. Sebetulnya bertambah atau berkurang sih umur kita? Dengan gizi yang baik, bolehlah diambil rata-rata umur orang Indonesia maksimal 80 tahun. Dan jika diibaratkan gunung maka puncaknya umur adalah 40 tahun. Jadi setelah umur empat puluh tahun maka hakikatnya umur kita mulai berkurang. Angkanya tetap bertambah tapi laksana bensin dalam mobil maka persediaannya lambat laun mulai menipis lalu habis sama sekali dan akhirnya mesin mobil akan mati. Artinya nyawa kita akan “habis”. Nyawa bukan bensin yang bisa diisi ulang setiap habis. 

Sehingga ketika usia kita sudah di atas empat puluh tahun, lagu yang cocok dinyanyikan oleh anak-anak kita, cucu-cucu dan handai tolan ketika merayakan ulang tahun kita, syairnya musti berbeda. Bukan lagi “.. Panjang umurnya.. panjang umurnya”.

Semestinya syairnya begini, “… Ingat umurnya, ingat umurnya, ingat umurnya serta takwanya… amal shalehnyaaa...”. Sehabis meniup lilin, lalu kita suruh salah satu anak kita menyerahkan selembar kain kafan yang telah dibungkus rapi. Yang sudah kita siapkan jauh hari sebelumnya. Bagaimana, berani? 

Tahun baru musti disikapi dengan tekad mengubur masa silam yang buruk dan terus gigih memperbaiki kualitas ibadah dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. Yang tadinya shalat di kala sempat, maka tahun ini sempat tidak sempat ketika mendengar adzan berkumandang cepat hentikan aktivitas dan segera dirikan shalat lima waktu tepat waktu. Tidak menunda-nunda lagi! Yang tadinya jika shalat suka sendirian, maka shalatlah secara berjamaah. Yang tadinya jika shalat subuh lebih suka di kamar tidur/kamar kost, maka segera singkirkan rasa malas untuk berangkat ke masjid.

Ayo campakkan selimut hangat itu, setan kemalasan bersemayam di sana. Setan akan terus menyelimuti kita dengan kenikmatan tidur yang akan menyeret kita ke jurang neraka saqar. Nauzubillah… Yang tadinya lebih suka baca koran ketimbang baca Qur’an, maka biasakan baca Qur’an dulu baru baca koran!

Yang tadinya baca Qur’an jika sempat, maka mulai sekarang baca Qur’an setiap pagi. Masak baca koran pagi setiap hari bisa, tetapi baca Qur’an setiap pagi malas. Minimal satu ayat. Satu ayat? Malu ah, yaa paling tidak satu ain atau satu halaman. Syukur-syukur bisa satu juz. Hebat! Ganti tahun, tambah umur sudah seharusnya iman semakin kokoh, amal shaleh semakin bagus. Bukan sebaliknya, iman semakin tergerus oleh perubahan zaman yang semakin edan.